JATIMTIMES - KONI Kota Malang menilai ada keganjilan pada penyelenggaraan Porprov VIII Jatim 2023 di cabang olahraga (cabor) Sambo. Dalam hal ini, ada indikasi salah satu kota/kabupaten yang mendatangkan atlet dari luar Provinsi Jawa Timur.
Ketua Pembinaan dan Prestasi (Binpres) KONI Kota Malang Danny Agung Prasetyo menegaskan bahwa pihaknya melihat ada keanehan dari rencana penyelenggaran Porprov VIII Jatim 2023 pada cabor Sambo.
Baca Juga : Tim Persami Kota Malang Borong Medali Emas, Perak dan Perunggu
Kronologinya, Danny mendapat informasi bahwa ada salah sejumlah atlet dari salah satu peserta Porprov VIII Jatim 2023 yang menggunakan jasa atlet dari luar Provinsi Jatim. Oleh karena itu, pihaknya meminta kejelasan dari PB Porprov.
“Cabor Sambo setelah saya lihat ini memang ada keganjalan dan keganjilan. Ada beberapa atlet yang didatangkan dari Jawa Barat,” kata Danny kepada JatimTIMES, Kamis (14/9/2023).
“Kebetulan salah satu atletnya bermedali di PON, yang sekarang ditarik di salah satu kabupaten/kota di Jatim untuk mengikuti ajang Porprov VIII Jatim 2023,” imbuh Danny.
Berdasarkan informasi yang diterima Danny melalui internal cabor Sambo Pengprov Jatim, ada dua atlet yang juga mewakili Jawa Barat mengikuti POPNAS di Palembang sekitar tanggal 29 Agustus 2023. Atlet itu juga didaftarkan di ajang Porprov VIII. Lalu ada atlet yang memperoleh medali pada ajang PON Papua mewakili Provinsi Jawa Barat.
“Selaku Binpres KONI Kota Malang, saya merasa ganjil, ada apa di Pengprov Sambo ini. Apakah kita ini mengedepankan atlet sambo Jawa Timur, atau sekadar untuk memenangkan salah satu kabupaten/kota,” ungkap Danny penuh tanya.
Kemudian berdasarkan hasil technical meeting (TM) cabor Sambo, Danny mendengar sedikit keputusan bahwa jika memang tuntutan dari sejumlah kabupaten/kota yang keberatan dengan atlet dari Jawa Barat yang bermain di Porprov VIII Jatim 2023 dan meraih medali, maka medali Itu bahkan dianulir.
Baca Juga : Astra Financial Kembali Jadi Sponsor Platinum di GIIAS Surabaya 2023
“Tapi bagi saya, (keputusan) ini tetap belum puas. Karena kota/kabupaten lainnya menyatakan keberatan,” ungkap Danny.
Danny juga menyebut dalam TM tersebut dijelaskan bahwa meski ada atlet dari luar Provinsi Jatim, selama bukan dari cabor sama tidak ada yang dimasalahkan.
“Tapi disampaikan tidak bermasalah meski dia atlet PON. Karena dia bukan dari cabor yang sama. Tapi kalau cabor Wushu, khususnya kelas santa itu tidak ada bedanya dengan Sambo,” beber Danny.
“Dan bagaimana mungkin atlet 18 tahun akan bertarung dengan atlet 24 tahun,” imbuh Danny.