JATIMTIMES - Tingkat kunjungan wisatawan ke Kampung Wisata Kayutangan Heritage terus meningkat. Terlebih setelah kawasan tersebut mendapatkan juara kelima pada ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023 kategori digital dan konten kreatif.
Ketua kelompok sadar wisata (pokdarwis) Kampung Wisata Kayutangan Heritage Mila Kurniawati mengatakan, kunjungan wisata di kawasan tersebut meningkat hingga 300 persen. Peningkatan tersebut tercatat terjadi sejak 3 bulan terakhir, yakni Juni hingga Agustus 2023.
Baca Juga : Tampil di Televisi Nasional, Bupati Hendy Berbagi Cerita Kebangkitan Ekonomi
“Jadi memang kita tidak pernah menyangka juga, awalnya hanya ratusan lalu sudah langsung 5 ribu dalam sebulan. Apalagi terus setelah lebaran itu kita langsung naik 300 persen, jadi sekarang sudah 15 ribu dan tiga bulan terakhir ini masih jadi rekor,” ujar Mila.
Sementara jika dibandingkan dengan sebelumnya, kunjungan wisatawan jika dirata-rata perbulannya hanya berkisar di angka 5 ribu. Bahkan jumlah itu pun sempat mengalami penurunan hingga 700 pengunjung saja.
“Jadi sebelum ada Pandemi Covid-19 kunjungan hanya 5 ribu sekian saja, lalu saat Pandemi Covid-19 selama dua tahun kita benar-benar tutup tidak ada pengunjung atau wisatawan yang masuk. Setelah kita buka di tahun lalu tepat bulan Juni, hanya ada 500 sampai 700 pengunjung saja," terang Mila.
Menurutnya, pada awalnya pengunjung hanya banyak yang melintas di sekitar koridor Kayutangan Heritage saja. Hal itu pun, ditangkap sebagai peluang untuk dimanfaatkan mengembangkan kawasan Kayutangan. Yakni dengan menggenjot melalui sosial media.
“Berangsur-angsur kita genjot di media sosial bahwa di sini ada destinasi wisata, akhirnya banyak yang masuk. Tentu dengan adanya koridor Kayutangan itu, akhirnya memang berdampak cukup bagus. Ya tapi mesti ada positif dan negatifnya, tapi memang saya notice juga karena adanya pembangunan tersebut,” terang Mila.
Baca Juga : Dua Petinju Banyuwangi Buka Peluang Mendapatkan Medali dalam Porprov VIII Jatim
Sebagai informasi, untuk masuk ke dalam Kampung Kayutangan Heritage dikenakan biaya operasional sebesar Rp 5 ribu. Namun, masih ada sebagian pengunjung yang enggan untuk membayarnya. Padahal hal tersebut diberlakukan untuk kontribusi dalam menjaga lingkungan kampung.
“Jadi ada pengunjung yang tau kalau kita berbayar langsung balik kanan, contoh saat foto prewedding, nah mereka sudah boleh bebas foto di koridor, lalu tahu ketika masuk sini membayar mereka tidak mau. Masih ada yang seperti itu, ya jadi pelan pelan kita kasih tau. Karena itu kan juga untuk kontribusi lingkungan. Kita bener bener mandiri, operasional kita murni dari tamu,” pungkas Mila.