free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Ekonomi

Harga Beras Naik, Warga Disarankan Mulai Konsumsi Ubi dan Jagung

Penulis : Riski Wijaya - Editor : Nurlayla Ratri

08 - Sep - 2023, 23:56

Placeholder
Ilustrasi.(Foto: kampustani.com/istimewa).

JATIMTIMES - Lonjakan harga beras hingga saat ini masih terjadi di Kota Malang. Setidaknya, kenaikan harga beras di Kota Malang sudah terjadi selama kurang lebih dua pekan. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang memetakan sejumlah hal yang disinyalir menjadi penyebabnya. 

Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan mengatakan, kenaikan harga beras yang terjadi saat ini akibat naiknya harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani. Hal itu menurutnya cukup berpengaruh pada harga beras dengan kualitas medium dan premium. 

Baca Juga : Stabilkan Harga Beras, TPID Kota Kediri Gelar Operasi Pasar Beras

"Musim panen kan sudah lewat, yaitu Juli 2023. Harga GKP saat ini rata-rata Rp7.400 per kilogram. Hal ini memicu kenaikan harga beras premium dan medium," ujar Slamet, Jumat (8/9/2023).

Atas kondisi tersebut, dirinya pun menyarankan agar masyarakat mulai mempertimbangkan bahan pangan lain yang bisa menjadi alternatif. Seperti jagung, ubi ataupun umbi-umbian lainnya. 

"Kita punya keanekaragaman pangan. Kita arahkan bisa konsumsi jagung, umbi-umbian, seperti ketela pohon, kentang hingga pisang," imbuh Slamet.

Namun begitu, pihaknya pun juga tak tinggal diam untuk menyikapi naiknya harga beras. Dalam hal ini Dispangtan bersama Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) serta Badan Urusan Logistik (Bulog) Malang menambah pasokan beras ke pengecer. 

Selain itu, ia juga gencar melakukan sosialisasi terkait bahan pangan bisa menjadi alternatif pengganti beras. Namun menurutnya, kebanyakan masyarakat memang masih enggan untuk mengganti makanan pokok ke bahan pangan selain beras. 

"Masyarakat kita kalau gak nasi kan katanya belum makan. Tapi kita terus sosialisasi. Ada juga yang sudah mencampur seperti nasi jagung," katanya.

Sementara itu, untuk menjaga stabilitas harga beras, Diskopindag Kota Malang bersama Bulog juga melakukan operasi pasar. Sebab, menurut Kepala Diskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi, saat ini kenaikan harga beras di pasaran terjadi cukup signifikan.

Baca Juga : Kolaborasi dengan Mahasiswa KKN di Desa Kaulon, Dosen Unisba Blitar Dorong Pelaku UMKM Naik Kelas

"Operasi sudah sering kita lakukan. Hari ini ada 5 pasar, kita sasar dengan Bulog dan kita isi toko-toko dengan beras medium," ujar Eko.

Selain itu agar lebih maksimal, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang juga tengah gencar menggelar pasar murah. Kegiatan ini telah dijadwalkan bakal digelar sepanjang September hingga Oktober 2023 mendatang. 

"Bulan ini kita lakukan pasar murah. Kita masih petakan. Pastinya menyasar setiap kecamatan secara merata," terang Eko.

Seperti berita sebelumya, harga beras di Kota Malang saat ini tengah melonjak tajam. Bukan hanya beras biasa, namun beras milik Bulog yang biasa dijual per 5 kilogram juga naik cukup signifikan.

Untuk beras Bulog medium, naik sekitar Rp 8 ribu dari harga awal Rp 47.250 kini menjadi Rp 54.500 per lima kilogramnya.


Topik

Ekonomi Malang harga beras Dispangtan Diskopindag Kota Malang



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Riski Wijaya

Editor

Nurlayla Ratri