JATIMTIMES - Baru-baru ini viral di media sosial kabar seorang ibu yang diamankan para petugas keamanan di area stasiun lantaran hendak membuang bayinya. Video tersebut viral di TikTok diunggah oleh akun @akaross_.
Dalam video singkat yang dibagikan tampak petugas keamanan menenangkan ibu tersebut. Saat diamankan tampak ibu tersebut meronta-ronta dan menolak dibantu. Sementara petugas lain tampak sedang menggendong bayi sang ibu tersebut yang menangis. "Biarin bapak," kata ibu tersebut.
Baca Juga : Pemandian Air Panas Cangar Ditutup Imbas Karhutla Gunung Arjuno
"Kok biarin, ibu? Kenapa ibu kenapa? Kan bisa diomongin baik-baik," jawab petugas yang mengamankan tersebut.
Lantas video tersebut diunggah ulang oleh akun @zoelfick atau Zulfikar pada platform media sosial X (Twitter). Ia menyebut jika sang ibu diduga mengalami baby blues syndrome.
"Seorang ibu diduga ngalamin baby blues syndrome nyaris membuang bayinya di Stasiun Ps. Minggu. Syukurlah petugas keamanan sigap menggagalkan rencana sang ibu. Respek untuk kesigapan petugas!," tulis dia.
Menurut akun tersebut, sang ibu bukan hanya ingin membuang bayi, namun memang sang ibu ingin mencelakakan dirinya. Ibu tersebut bahkan mengaku ke petugas berniat untuk meloncat ke rel. "Inipun jika sampai kejadian, tentu saja bayinya juga ikut jadi korban, dan bisa jadi lbh mengerikan," imbuh cuitannya.
Lebih lanjut Zulfikar mengatakan jika sejatinya suami menemani sang ibu tersebut. Namun suami sedang membeli minuman dan terjadilah hal demikian.
"Saat kejadian, suaminya sebenarnya menemani ibu tsb. Hanya saja saat itu kebetulan sang suami sedang membeli minuman. Saat sedang sendiri itulah ibu tsb menunjukkan gelagat menjurus ke upaya mencelakakan diri sendiri," ujar dia.
Lantas apa itu baby blues? Melansir laman mitrakeluargacom, kondisi ini kerap dialami oleh sebagian besar ibu yang baru melahirkan. Mengingat ibu yang baru melahirkan cenderung memiliki waktu tidur yang berantakan, kurang tidur, dan kurangnya waktu untuk diri sendiri, tidak mengherankan jika banyak ibu baru mengalami depresi ringan dan perubahan suasana hati.
Usai melahirkan, kadar hormon akan turun, yang akan memengaruhi suasana hati. Bayi yang baru lahir mungkin juga bangun setiap saat, jadi ibu tidak cukup tidur. Belum lagi sebagian besar ibu akan merasa khawatir tentang merawat bayi, dan itu membuat ibu merasa stres yang belum pernah ditangani sebelumnya.
Baby blues syndrome sendiri adalah perasaan sedih yang dialami banyak wanita di masa-masa awal setelah melahirkan. Kondisi ini cenderung muncul pada hari ke-2 atau ke-3 pascapersalinan.
Umumnya, baby blues akan berlangsung selama beberapa hari dan paling lama hingga 2 minggu. Baby blues dialami oleh 4 dari 5 orang tua baru atau sekitar 80 persen. Kondisi ini dapat dialami oleh orang tua baru, sudah berapa kalipun ia melahirkan, dari segala usia, pendapatan, budaya atau tingkat pendidikan.
Baby blues dapat hilang dengan sendirinya, tanpa perawatan khusus, intervensi atau pengobatan. Namun, apabila gejala tidak hilang setelah beberapa minggu atau malah terasa memburuk, ibu mungkin menderita depresi pascamelahirkan (postpartum depression).
Pasalnya, sekitar 10% wanita mengalami postpartum depression. Tidak seperti baby blues, depresi pascamelahirkan adalah masalah yang lebih serius dan tidak boleh diabaikan.
Ciri-ciri baby blues syndrome yang utama adalah perubahan suasana hati dengan cepat dari senang menjadi sedih. Sebagai contoh, ibu dapat merasa senang dan bangga dengan pekerjaan yang dilakukan sebagai ibu baru. Namun berikutnya, menangis karena merasa kesulitan dan tidak mampu mengerjakan tugas sebagai ibu baru. Selain itu, beberapa gejala baby blues syndrome termasuk berikut ini:
• Kelelahan sehingga membuat ibu tidak mampu mengurus diri sendiri.
• Merasa mudah tersinggung, mudah marah, dan cemas.
• Kesedihan, kemurungan, kecemasan.
• Menangis.
• Kehilangan selera makan.
• Sulit tidur.
• Merasa kewalahan dengan tugas bayi.
• Kesulitan berkonsentrasi atau membuat keputusan.
Gejala ini biasanya mulai membaik pada hari ke-10. Namun, jika ibu merasa gejalanya tidak kunjung membaik atau malah semakin parah, sebaiknya meminta bantuan lebih lanjut. Karena bisa jadi ibu mengalami postpartum depression.
Pada awalnya, postpartum depression dapat terlihat seperti baby blues karena memiliki banyak gejala yang sama. Termasuk perubahan suasana hati, mudah menangis, kesedihan, insomnia, dan lekas marah.
Baca Juga : Kisah Kehidupan Kassian Cephas, Fotografer Pribumi Pertama di Hindia Belanda
Perbedaannya depresi pascamelahirkan, gejalanya lebih parah seperti merasa putus asa, merasa tidak berharga, merasa tidak memiliki ikatan dengan bayi, hingga muncul pikiran untuk bunuh diri atau ketidakmampuan untuk merawat bayi yang baru lahir.
Berikut ini cara mencegah stres pada ibu pasca melahirkan dari Nidya Dwika Putri, MPsi:
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, baby blues biasanya hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu setelah melahirkan. Namun, jika dibiarkan begitu saja, beberapa wanita mungkin menemukan bahwa gejala mereka memburuk sehingga berkembang menjadi postpartum depression.
Selama mengalami baby blues syndrome, sebaiknya ibu melakukan hal-hal berikut untuk mengatasi gejala dan mengobatinya:
• Tidur cukup;
• Istirahatlah saat bayi sedang tidur siang;
• Makanlah makanan yang baik dan dapat meningkatkan mood;
• Jalan-jalan untuk menghirup udara segar dan sinar matahari;
• Sempatkan untuk melakukan olahraga;
• Terima bantuan ketika orang lain menawarkannya;
• Santailah, jangan khawatir tentang tugas ibu tetapi fokus saja pada diri sendiri dan bayi.
Demikian pengertian dan cara mengatasi baby blues pada ibu. Semoga bermanfaat.