JATIMTIMES - Pada masa Khalifah Abu Bakar, Ash Shiddiq RA, terjadi pertempuran Yamamah. Pertempuran Yamamah terjadi pada bulan Desember 632 M di Jazirah Arab, wilayah Yamamah.
Saat itu, Khalid bin Walid pun diutus olehnya untuk memimpin pertempuran melawan Musailamah Al Kadzdzab yang mengaku sebagai nabi. Hal ini sebagaimana dikutip dalam buku Panglima Perang Islam oleh Rizem Aizid.
Baca Juga : Asal usul Reog Ponorogo Berawal dari Putri Raja Kediri untuk Tujuan Ini
Setelah Rasulullah SAW wafat, tidaklah terdapat nabi selain Rasulullah SAW. Rasulullah SAW merupakan nabi terakhir. Sebuah hadits menguatkan hal ini, hadist riwayat Abu Dawud,
"Akan ada pada umatku 30 pendusta semuanya mengaku nabi, dan saya penutup para nabi dan tidak ada nabi setelahku."
Sementara itu, Musailamah Al Kadzdzab yang mengaku nabi ini, dari buku Orang-orang yang Memusuhi Nabi Muhammad SAW susunan Kaha Anwar, lahir sebelum Rasulullah SAW. Sosoknya berasal dari Bani Hanifah dan mendiami Yamamah, dimana merupakan sebuah daerah di timur Hijaz.
Musailamah Al Kadzdzab pun belum wafat usia Rasulullah Wafat. Ia wafat di usia 150 tahun.
Musailamah saat itu juga mengaku sebagai rasul, bahkan jauh sebelum Rasulullah diangkat menjadi nabi.
Bahkan, orang sekitar Makkah telah mengetahui hal tersebut. Musailamah kerap kali bertandang
keluar daerah untuk menyampaikan ajarannya.
Namun ajaran yang disampaikannya justru mengarah kesesatan. Dari buku Get Smart PAI karya Udin Wahyudin, bahwa dijelaskan Musailamah merupakan orang munafik dan penyembah berhala.
Kesesatan Musailamah kian mengkhawatirkan, terlebih saat ia menyatakan telah membebaskan kewajiban dari shalat Subuh dan Magrib. Bahkan , lebih parahnya, ia juga membebaskan untuk meminum alkohol hingga berhubungan dengan yang buka mahramnya.
Hal inipun berimbas pada banyaknya umat yang murtad. Bahkan, lebih banyak lagi yang mengaku juga sebagai nabi.
Baca Juga : Gus Mahasin Ungkap Makna Surat Ali Imran Saat Deklarasi Anies-Cak Imin Kemarin
Khalifah Abu Bakar RA yang gerak kemudian memberantas kesesatan tersebut melalui perang Yamamah. Meski dengan jumlah pasukan yang lebih sedikit dibandingkan lawan, namun Abu Bakar RA bersama pasukan tak gentar.
Kala itu, ada 12 ribuan tentara Muslim. Sementara ada 40 ribu tentara pasukan dari Musailamah. Meski begitu, atas perlindungan Allah SWT, pasukan muslim dapat memenangi perang tersebut dengan sengit.
Meski dapat memenangi perang tersebut, namun sayangnya Allah SWT lebih mentakdirkan lain, Allah SWT lebih menyayangi pasukan Islam yang banyak merupakan para penghafal Al-Qur'an. Beberapa pasukan pun gugur dalam pernah tersebut.
Saat berperang, para penghafal Al-Qur'an itu selalu berada dibarisan depan. Dari 12 rbu pasukan, ada yang menyebut, jika 700 orang pasukan penghafal Al-Qur'an telah mati syahid.
Syahidnya para penghafal Qur'an dalam Pertempuran Yamamah itulah yang membuat Abu
Bakar RA pun berinisiatif membukukan Al-Qur'an.
Saat itu, muncul kekhawatiran akan hilangnya firman-firman Allah bersama wafatnya mereka yang syahid.