JATIMTIMES - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY justru bersyukur duet Anies Baswedan dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin terbongkar jauh-jauh hari sebelum pendaftaran ke KPU. SBY menyebut Demokrat diselamatkan Allah SWT.
"Bayangkan kalau ditelikungnya kita ini, ditinggalkannya kita ini, satu-dua hari sebelum batas pendaftaran ke KPU, bayangkan seperti apa. Kita masih ditolong oleh Allah. Kita diselamatkan oleh sejarah. Ini syukur yang pertama," kata SBY dalam konferensi pers di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Jumat (1/9/2023).
Baca Juga : Sejarah Nabi Isa Salat, Salat Fardu Ternyata Dikerjakan Pertama Kali oleh 5 Nabi Ini
SBY telah berkontemplasi semalam terkait prahara Anies-Cak Imin. SBY yakin Demokrat diselamatkan Allah SWT.
"Syukur yang kedua, saya renungkan baik-baik tadi malam dalam kontemplasi saya, justru kita diselamatkan oleh Tuhan, oleh Allah," katanya.
Lantas, apa maksud SBY bersyukur terkait prahara Anies Baswedan? Dia bersyukur Demokrat tidak jadi mendukung orang yang tidak jujur dan tidak amanah.
"Apa yang saya maksudkan? Kita tidak diizinkan oleh Allah untuk mendukung seseorang dan untuk bermitra dengan orang yang lain, yang kalau kita teladani akhlak pemimpin-pemimpin besar bagi yang beragama Islam, akhlak Rasulullah," kata SBY.
"Yang kita rasakan sekarang ini, mereka tidak sidiq, tidak jujur, tidak amanah, berarti tidak bisa dipercaya, dan mengingkari hal-hal yang telah disepakati. Tidak memegang komitmen dan janji-janjinya," imbuh dia.
Ia pun mengaku tidak bisa membayangkan jika Anies memimpin bangsa.
"Nah, sekarang saja tidak sidiq, tidak amanah, tidak memegang komitmennya. Bagaimana nanti kalau memimpin," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, SBY juga mengungkap dirinya kebanjiran pesan setelah duet Anies Baswedan dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) terbongkar. Salah satu pesan tersebut yakni soal 'musang berbulu domba'.
"Nah saya kebanjiran, tadi malam, dua malam itu sampai subuh di sini, sejak pagi kita bekerja. Pesan datang dari mana-mana baik dari kader maupun nonkader dan rata-rata memang emosional. Saya pahamlah," kata SBY.
"Dari sekian banyak ribuan saya kira yang merespons, yang memberikan message itu, ada dua yang menarik bagi saya," imbuh SBY.
Ia lantas membacakan pesan menarik pertama yang didapatkannya. Pesan tersebut menyatakan AHY dan Demokrat jadi korban geger duet Anies-Cak Imin.
"Ini kata-katanya kurang lebih seperti ini ya, 'Aku tahu politik itu memang banyak akalnya, tapi tak kusangka buruk banget ini. Korbannya AHY dan Demokrat'. Begitu," kata SBY.
SBY kemudian menyebutkan pesan keduanya soal geger Anies-Cak Imin. Pesan itu mengenai musang berbulu domba.
"Ada lagi komentar, 'Ini Demokrat kena prank dari musang berbulu domba'," kata SBY.
SBY lalu teringat arti peribahasa musang berbulu domba. Menurutnya, musang berbulu domba manis di depan namun ganas jika kawannya lemah.
"Terus saya kok ingat, musang berbulu domba. Peribahasa yang lama, seingat saya, waktu kita sekolah di SD-SMP pernah belajar banyak sekali peribahasa. Tapi musang berbulu domba itu di depan bersikap baik, manis, lembut, penuh persahabatan. Tetapi di balik itu kalau kita lemah dan lengah, ini lengah ini, kita akan dicaplok, dimakan sampai habis," kata SBY.
SBY menekankan apa yang disampaikannya ini merupakan peribahasa, tidak merujuk kepada tokoh. "Peribahasa. Musang, bukan orang. Mungkin tafsirnya ya kita ditelikung dan seperti itu. Seperti peribahasa ini," kata SBY.
Sebelumnya, Partai Demokrat (PD) menggelar rapat terkait munculnya duet Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, di Cikeas. Ketua Majelis Tinggi PD, Susilo Bambang Yudhoyono menyebut rapat kali ini adalah emergency meeting.
"Ini sebuah emergency meeting karena terjadi peristiwa yang sangat mengejutkan dan tidak pernah kita bayangkan," ujar SBY di Cikeas, Jumat (1/9/2023).
SBY menyebut Majelis Tinggi Partai Demokrat harus menyikapi situasi terkini. SBY mengingatkan wewenang Majelis Tinggi Partai Demokrat.
"Ingat sesuai dengan anggaran dasar Partai Demokrat konstitusi partai, majleis tinggi bertugas dan berwenang untuk menentukan Partai Demokrat berkoalisi dengan partai mana dalam pemilihan presiden sekaligus siapa capres dan cawapres yang hendak diusung oleh Partai Demokrat," lanjut SBY.