JATIMTIMES- Kekeringan lahan pertanian menjadi salah satu atensi jajaran Polres Ngawi. Salah satunya, anggota Polsek Paron turun melakukan pengecekan kekeringan lahan.
Kapolres Ngawi AKBP Argowiyono melalui Plt Kasi Humas Iptu Dian mengatakan bahwa pengecekan dilakukan oleh bhatarling Polsek Paron di area persawahan yang terletak di Desa Paron, Kecamatan Paron, Senin 28 Agustus 2024. Bhatarling bertindak sebagai pendamping para petani.
Baca Juga : Viral, Staf KKP Pontianak Diduga Pasang CCTV di Kamar Mandi untuk Rekam Teman Wanitanya
"Pengecekan dilakukan oleh bhatarling Polsek Paron terkait informasi adanya kekeringan di area persawahan yang terletak di Desa Paron, Kecamatan Paron," ungkap Dian.
Setelah bhatarling berkomunikasi dengan Dinas Pertanian dan juga para petani, didapatkan data bahwa musim kemarau yang mengakibatkan kekeringan dapat disebabkan karena suatu wilayah tidak mengalami hujan atau kemarau berkepanjangan. Sehingga kandungan air di dalam tanah berkurang signifikan.
"Informasi yang kami dapat dari Dinas Pertanian dan petani, bahwa kekeringan atau tanaman tidak tumbuh subur disebabkan beberapa faktor," lanjut Dian.
Faktor itu antara lain, sejak awal tanaman sudah tidak baik atau kerdil sehingga oleh pemilik dibiarkan tidak dialiri air, musim kemarau sangat panas sehingga tanaman banyak membutuhkan air sehingga biaya garap tinggi, tanaman rentan terhadap hama penyakit terutama tanaman melon, tumbuh kerdil dan buah kecil.
Namun, masih banyak tanaman yang tumbuh baik dan subur karena penggarapan dan pengairan yang baik. Dan air sumur sawah masih keluar dengan baik, bila ditarik dengan mesin Sibel.
Dian menjelaskan bahwa bhatarling dikedepankan bersama Dinas Pertanian untuk mendampingi para petani di sawah agar perawatan yang dilakukan menjadi lebih baik lagi.
Baca Juga : Warga Lempari Kursi Pembalap Liar Depan Polres Jombang
Kabar baik dari pengecekan tersebut adalah tidak semua area persawahan di Desa Paron mengalami kekeringan. "Tidak semua area persawahan di Desa Paron mengalami kekeringan. Masih banyak air tanah yang keluar dan tanaman padi tumbuh subur," ungkap Dian.
Menurut dia, dampak kekeringan dan solusi perlu diperhatikan tidak hanya oleh pemerintah namun juga petani sendiri. Mulai dari melakukan rehabilitasi jaringan irigasi, menghemat air saat kemarau dan juga memelihara konservasi lahan persawahan.
Salah satu petani di Desa Paron bernama Purnomo (56) mengatakan bahwa salah satu sebab keringnya tanaman adalah adanya penyakit embun upas.
"Salah satu penyebab keringnya tanaman adalah penyakit embun upas, yakni saat pagi dingin disertai angin sehingga berpengaruh ke tanaman," kata Purnomo.