JATIMTIMES - Tubagus Dedi Suwendi Gumelar atau yang lebih dikenal bernama Miing Bagito haberbagi tips memajukan usaha dalam Pesta UMKM 2023 yang digelar Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat Majelis Ulama Indonesia (KPEU MUI) Jawa Timur di NK Cafe (28-30/8/2023).
Miing Bagito menjelaskan, Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) tidak bisa lepas budaya Indonesia. Geliat perkonomian bangsa banyak ditopang dari sektor UMKM. Komponen penting dari UMKM, menurutnya adalah aspek sumberdaya manusia yang harus memiliki knowledge, ketrampilan tentang sebuah produk yang akan dibuat.
"Jadi problem UMKM itu selain modal capital, juga harus punya modal skill, keterampilan. Dia punya pohon pisang, tapi dia tidak bisa bikin keripik maka dia tidak bisa jadi apa-apa," jelasnya.
Baca Juga : Kayutangan Heritage Juara 5 Desa Wisata 2023, Wali Kota Malang Bakal Beri Apresiasi
Para pelaku UMKM harus dapat membaca peluang dan memahami trend tentang perkembangan produk UMKM. Artinya, keunikan atau strange poin yang menjadi selling poin dari sebuah produk harus dimiliki agar produk UMKM yang dibuat menarik perhatian pasar. "Kalau misal buat kopi, apa yang unik dari kopimu ?, Apa yang hebat dari kopimu dibandingkan kopi orang lain," tutur Miing.
Selain itu, para pelaku UMKM harus juga memahami pasar yang akan menjadi target. Untuk itu, dalam membuat sebuah produk UMKM haruslah juga benar-benar diperhitungkan siapa pasarnya dan bagaimana peluang pasar akan produk UMKM yang dibuat.
Kemudian, dari sisi permodalan, pemerintah daerah atau pemerintah pusat tentunya harus memberikan akses permodalan kepada para pelaku UMKM. Meski tak dipungkiri banyak para pelaku UMKM masih kesulitan dalam mengakses permodalan, yang kemudian menjadi problem
UMKM sulit maju.
Problem ini banyak disebabkan dari internal UMKM sendiri. Pelaku UMKM terkadang masih menyepelekan adanya manajemen keuangan. Mereka terkadang masih mengelola keuangan tanpa manajemen yang baik, seperti adanya pembuatan neraca keuangan ataupun laporan keuangan.
"Pedagang kaki lima, misalnya jualan martabak, duitnya enggak sedikit. Dalam satu malam itu bisa dapat banyak, bisa jutaan dapatnya. Tetapi ketika dia mengajukan kredit ke bank itu sulit. Biasanya karena tidak punya manajemen keuangan, tidak ada neraca, tidak ada pelaporan keuangan," papar pria yang pernah menjadi Duta Koperasi dan UMKM ini.
Karena itu, dilanjutkan Miing mitos tentang sulitnya akses permodalan harus didobrak. UMKM haru berbenah melakukan sejumlah langkah strategis, diiringi dengan peran pemerintah melakukan pendampingan.
Dari situ, muncul prediksi pemberi modal bahwa nantinya pelaku UMKM tersebut akan kesulitan dalam pengembalian modal. Tergeraknya pelaku UMKM, lebih banyak berjalan sendiri tanpa ada pendampingan. Pelaku UMKM lebih banyak berjalan karena adanya kebutuhan hidupnya dan bukan karena memiliki keahlian dan ingin lebih berkembang.
Baca Juga : Review Brica B-Steady Pro 2023, Gimbal Kamera Pendamping Terbaik Smartphone
"Pemerintah harus hadir ditengah mereka secara optimal. Mereka membutuhkan akses-akses permodalan, akses pengembangan SDM dan akses pasar," katanya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, bahwa strategi marketing menjadi sebuah hal yang penting. Hal ini berkaitan juga dengan pasar yang dituju pelaku UMKM.
Diera digitalisasi saat ini, pemanfaatan media sosial menjadi sebuah keharusan. Media promosi UMKM sangatlah banyak dengan berbagai platform digital. Hal ini tentunya menjadi sebuah potensi untuk para pelaku UMKM memasarkan produknya.
"Kalau dulu kan iklan harus bayar. Sekarang banyak media harus dimanfaatkan dengan baik," katanya.
Untuk itu, kembali lagi, peran pemerintah sangatlah dibutuhkan dalam upaya mendampingi dan membina pelaku UMKM untuk lebih aware terhadap penggunaan teknologi.
"Semua media banyak, masing-masing bisa bikin sendiri dengan banyak platform. Urusan laku nanti, yang penting awarnes (dalam mengunakan teknologi). Networking harus dibangun dengan baik dengan memanfaatkan media sosial," ujar pria yang merupakan komedian ternama ini.