free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Serba Serbi

Di Sidoarjo Ada Kampung yang Tak Boleh Jualan Nasi dan Olahannya, Benarkah?

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Dede Nana

28 - Aug - 2023, 15:01

Placeholder
Pria dalam video mencoba datang ke makam Mbah Cokro, makam sesepuh yang babat alas di Desa Randegan. (Foto: TikTok)

JATIMTIMES - Nasi atau makanan olahan beras lainnya tak boleh diperjualbelikan di Desa Randegan, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo. Jika nekat menjual nasi atau olahannya, taruhannya bisa nyawa. Benarkah? 

Seorang pria melalui akun TikTok @beritaseputarsidoarjo mencoba mencari jawaban soal larangan jualan nasi di Desa Randegan dengan datang langsung ke desa tersebut. Ternyata memang benar, tidak ada pedagang yang menjual nasi atau olahan nasi di desa tersebut. 

Baca Juga : AHM-TSC 2023: Dua Teknisi AHASS Cun Motor Sabet Juara Kontes Nasional 2023

"Permisi pak, izin tanya nih, benaran ta di daerah Randegan ini ngga bisa jualan nasi gitu?," tanya pria dalam video kepada penjual degan di Desa Randegan. 

"Iya gak bisa, karena sudah dari leluhur nenek moyang yang babat alas desa sini," jawab pedagang es degan dalam video @beritaseputarsidoarjo. 

Akhirnya pria dalam video tersebut menuju ke makam leluhur yang membabat alas daerah Randegan. "Nah ini dia adalah makam dari Mbah Cokro, salah satu sesepuh yang membabat alas di daerah ini," ungkap pria tersebut dengan menunjukkan makam Mbah Cokro

Lantas seorang pria juga berkesempatan berbincang dengan juru kunci di makam Mbah Cokro tersebut. Menurut juru kunci leluhur Desa Randegan, dulunya Mbah Cokro ini syiar agama di kawasan sini. 

Juru kunci makam Mbah Cokro saat menjelaskan asal usul tak boleh jualan nasi di Desa Randegan. (Foto: TikTok)

                                                                        Juru kunci makam Mbah Cokro saat menjelaskan asal usul tak boleh jualan nasi di Desa Randegan. (Foto: TikTok)

"Pantangannya itu dulu gak boleh jualan nasi, kemungkinan karena dulu disini ada yang jualan nasi. Sehingga orang kampung sini gak boleh jualan nasi. Boleh sih boleh, cuma akibatnya, kalau ngga uangnya habis ya orangnya yang habis (meninggal dunia)," ujar juru kunci Mbah Cokro. 

Lebih lanjut, pria dalam video juga menjelaskan bahwa ada rentetan peristiwa yang terjadi sehingga membuat masyarakat Desa Randegan percaya bahwa larangan jualan nasi di kawasan ini bukan hanya isapan jempol belaka.  

Baca Juga : Momen Agustusan sebagai Pemersatu Warga Surabaya Jelang Pemilu 2024

"Ucapan orang dulu itu, kalau misalnya dia ngucap gak boleh, ya gausahlah. Pernah itu teman saya jualan nasi. Dia asli sini, dan suami daerah Banyuwangi, jualan nasi memang lakunya gak kira-kira. Keuntungan bagus. Tapi ya gak lama. Setahun dua tahun udah mulai sakit-sakitan. Akhirnya jadi meninggal," ungkap juru kunci Mbah Cokro. 

"Semua adalah kersane Allah, tapi kan ada musababnya," imbuh juru kunci Mbah Cokro. 

Dari konten ini, pria dalam video akun tersebut memetik pelajaran bahwa pentingnya menjaga adat istiadat setempat. "Kita bersyukur akan luar biasanya Indonesia punya beragam budaya yang berbeda di setiap daerahnya dan semoga tetap lestari. Mari kita jaga bersama," pungkas pria dalam video tersebut. 


Topik

Serba Serbi desa randegan larangan jual nasi makam mbah cokro berita sidoarjo



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

Dede Nana