JATIMTIMES - Pelaksanaan kejuaraan provinsi (Kejurprov) Road Race pada Minggu (20/8/2023) di Alun-Alun Kabupaten Situbondo, digadang-gadang mampu meningkatkan perekonomian masyarakat Kabupaten Situbondo. Pasalnya dengan pelaksanaan Road Race tersebut banyak orang yang akan datang dan perputaran uang juga akan banyak pula.
Saat membuka acara tersebut Bupati Situbondo, Karna Suswandi menyampaikan bahwa kegiatan kejuaraan provinsi road race tersebut berpengaruh kepada pemerintah Kabupaten Situbondo utamanya dalam rangka meningkatkan perekonomian Situbondo.
Baca Juga : Gagalkan Peredaran Ribuan Butir Obat Terlarang, Polres Situbondo Amankan 2 Pelaku
"Semakin banyak orang datang ke Kabupaten Situbondo, maka semakin banyak uang yang beredar, dengan banyaknya uang yang beredar maka pertumbuhan ekonomi akan tumbuh dengan baik," ujar Bupati Karna Suswandi.
Namun ironisnya, bukan hanya penonton saja yang ditarik restribusi saat pagelaran kejuaran provinsi tersebut, tapi pedagang kaki lima yang kesehariannya berjualan di Pujasera Alun-Alun pun ikut ditarik restribusi.
"Kami sudah minta keringan separuh atau sebesar 15 ribu rupiah tapi pihak penyelenggara tetap bersikeras harus bayar 25 ribu rupiah," ujar Didik selaku ketua paguyuban Pujaserah Alun-alun Kabupaten Situbondo saat dikonfirmasi JatimTIMES melalui Via Telepon, Senin (21/8/2023).
Alih-alih meningkatkan perekonomian Kabupaten Situbondo, pedagang di Pujasera malah mengeluhkan besaran retribusi yang dikenakan panitia kepada pedagang yang setiap hari berjualan disana walaupun tidak ada road race.
Didik juga mengatakan jika dirinya sudah mencoba berkomunikasi terhadap panitia penyelenggara terkait penarikan retribusi yang tergolong lumayan besar (mahal) bagi para pedagang.
"Kasian teman teman yang sudah menjadi pedagang tetap di pujasera jika masih ditarik ketika ada kegiatan seperti ini kan kita sudah bayar retribusi tahunan," harapnya.
Baca Juga : Viral Momen Kesabaran TNI Diuji saat Melatih Pasukan Linmas
Sementara itu, Humas IMI Yoyok saat dikonfirmasi sambungan telepon WhatsApp mengatakan kepada awak media bahwa dirinya belum ngetahui terkait keluhan tersebut. "Mending langsung ke Ismail, Humas IMI juga dia, biar lebih jelas atau nanti biar Ismail tak suruh telfon jenengan mas," ujarnya.
Saat dihubungan ke telepon WhatsApp Group, Ismail menerangkan jika sebelumnya panitia penyelenggara sudah mengajak pedagang untuk rapat terkiat penarikan retribusi tersebut. "Tidak ada penolakan dari PKL dan PKL menyetujuinya saat rapat itu," ujarnya
Selain itu Ismail juga tidak mengetahui terkait pihak pedagang yang merasa keberatan sehingga meminta keringanan. "Kalau minta 15 ribu retribusinya saya tidak mengathui, yang pasti saat rapat pedagang setuju dan tidak keberatan dengan besaran retribusi yang 25 ribu itu," pungkasnya.