JATIMTIMES - Stasiun Tulungagung menyimpan sejumlah fakta menarik, mulai dari sejarah pembangunannya hingga fungsi jalur rel yang menjadi jalur utama rel kereta api dari Kediri-Blitar.
Stasiun Tulungagung terletak di Kampungdalem, Kecamatan Tulungagung, Kabupaten Tulungagung tepatnya berada di Jalan Pangeran Antasari.
Baca Juga : 4 Fakta Bahaya Merkuri dan Hidroquinon yang Tidak Banyak Diketahui Orang
Stasiun Tulungagung berada di Daerah Operasi VII Madiun dan berada tidak jauh dari Alun-alun Tulungagung dan kantor Pemkab Tulungagung.
Menariknya, stasiun yang memiliki ketinggian kurang lebih 85 meter dari permukaan laut ini memiliki emplasemen jalur rel kereta api tiga jalur aktif dan satu jalur non-aktif (jalur 4).
Berkaca pada sejarahnya, tepatnya pada tahun 1995 Stasiun Tulungagung memiliki lima jalur aktif. Jalur 4 dan jalur 5 Stasiun Tulungagung kala itu berfungsi sebagai bongkar muat barang.
Dirangkum dari laman heritage.kai.id, Stasiun Tulungagung bahkan pernah memiliki lebih dari lima jalur dalam satu emplasemen pada tahun 1970.
Hingga kini, Stasiun Tulungagung merupakan salah satu stasiun kelas besar dengan fasilitas prasarana yang terbilang komplit. Stasiun ini disebut pernah memiliki jembatan timbang, menara air (masih ada hingga saat ini), turntable, dan dipo lokomotif.
Baca Juga : 3 Kunci Rumah Tangga Bahagia Sesuai Ajaran Agama Islam
Pada era kolonial Belanda, Stasiun Tulungagung merupakan stasiun percabangan yang menghubungkan kota Tulungagung ke arah selatan hingga Popoh dan barat hingga Kabupaten Trenggalek. Hingga kini, Stasiun Tulungagung menduduki peran vital karena menjadi jalur perhubung perjalanan kereta api dari Blitar ke Kediri dan sebaliknya.
Statistik dalam angka jarak menyebutkan, Stasiun Tulungagung berjarak 801 km arah hulu dari Jakarta Kota via Kertosono. Selain itu, stasiun ini juga berjarak 672 km dari Bandung via Kertosono.