free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Pemerintahan

Rencana Rekayasa Lalin di Buk Gludug, Dishub Kota Malang: Kurangi Kepadatan di Jembatan Embong Brantas

Penulis : Riski Wijaya - Editor : Dede Nana

20 - Aug - 2023, 02:07

Placeholder
Ruas jalan di kawasan Buk Gluduk.(Foto: Riski Wijaya/MalangTIMES).

JATIMTIMES - Kondisi lalu-lintas di jembatan Embong Brantas menjadi salah satu pertimbangan bagi Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang melakukan rekayasa lalu-lintas di kawasan tersebut. Pasalnya, kemacetan arus lalu-lintas di jembatan itu kerap terjadi macet. 

Di sisi lain, berdasarkan informasi yang dihimpun Jatim Times, jembatan yang berada di Jl. Gatot Subroto itu disebut tidak didesain untuk beban obyek yang berhenti. Sehingga kondisi macet yang kerap terjadi perlu dilakukan penguraian. 

Baca Juga : Pastikan Keamanan Jembatan, Wali Kota Kediri Menjadi yang Pertama Melintasi Jembatan Alun-Alun Bandar

"Kalau rekomendasi perlu ada kajian teknis di PU (pekerjaan umum), baik nasional (level kementerian) dan daerah (dinas terkait). Tapi secara teknis pasti sudah dihitung," ujar Kepala Dishub Kota Malang, Widjaja Saleh Putra, Sabtu (19/8/2023). 

Kendati sempat diperhatikan, pria yang akrab disapa Jaya ini masih belum mendapat arahan untuk memberikan rekomendasi. Yang kemungkinan digunakan sebagai salah satu landasan untuk memperkuat struktur jembatan. 

Namun demikian bukan berarti pihaknya tak melakukan upaya apapun. Artinya, dalam hal ini Dishub Kota Malang punya peran untuk mengurai arus lalu-lintas untuk mencegah terjadinya kepadatan kendaraan hingga menyebabkan penundaan arus lalu-lintas. 

"Intinya menurut kami, Dishub membantu sesuai dengan tusi (tugas dan fungsi) dalam mengurangi kepadatan arus agar tidak ada risiko lain. Gak perlu rekomendasi pun seharusnya perlu dilakukan," jelas Jaya. 

Saat ini, upaya yang dilakukan untuk bisa mengurangi kepadatan arus lalin di kawasan tersebut yakni dengan melakukan rekayasa lalu-lintas. Jaya meyakini bahwa upaya yang dilakukan tersebut telah mendapat dukungan dari berbagai pihak. 

"BPTD pun sebenarnya mendukung, karena agar tidak ada penundaan. Apalagi itu jalan nasional, tentu pertimbangannya juga sampai stakeholder di tingkat nasional," imbuh Jaya. 

Baca Juga : Apel Siaga Karhutla, Deputi Bidang Pencegahan BNPB: Antisipasi Bencana Butuh SDM

Sebagai informasi, jembatan Embong Brantas ini menjadi salah satu jembatan yang telah dibangun sejak zaman kolonial. Informasi yang dihimpun, jembatan itu dibangun pada tahun 1890. 

Keberadaan jembatan itu pun terbilang cukup vital. Dan menjadi penghubung antara Jl. Panglima Sudirman dan Jl. Gatot Subroto. Padatnya arus lalin di kawasan tersebut cukup menunjukan vitalnya jalan itu.

Selain itu, Jembatan Embong Brantas yang berada di ruas jalan nasional, yang sering dilalui oleh kendaraan dengan muatan bertonase besar. Dan saat ini, jembatan itu juga menjadi salah satu spot foto favorit. 

Sebab keberadaannya membentang dan membelah dua 3 kampung tematik andalan Kota Malang. Yakni Kampung Warna-Warni, Kampung Tridi dan Kampung Biru Arema. Biasanya, wisatawan baik lokal ataupun mancanegara banyak yang berswafoto di jembatan ini. 


Topik

Pemerintahan jembatan embong brantas dishub kota malang rekayasa lalin buk gludug



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Riski Wijaya

Editor

Dede Nana