JATIMTIMES - Kota Batu memiliki 2.897 unit UMKM hingga saat ini. Dari jumlah itu ada 331 UMKM yang telah memiliki predikat naik kelas, lantaran telah telah bekerjasama dengan perusahaan di Indonesia untuk kegiatan ekspor.
Ekspor yang telah dilakukan 331 UMKM itu yakni mulai dari pengiriman wortel, kentang, kripik tempe hingga kripik buah. “Produk Kota Batu ini telah mampu tembus pasar luar negeri atau ekspor,” ungkap Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai.
Baca Juga : Capaian Pajak Daerah Kabupaten Malang Tembus Rp 221,5 Miliar
Dengan demikian, kualitas UMKM masyarakat Kota Batu tidak perlu diragukan lagi. Sebab kualitas produk pelaku UMKM ini juga sudah bersaing dengan produk pasar luar negeri.
Aries mencontohkan, produk kripik tempe dipilih sebagai komoditas ekspor karena tempe menjadi superfood yang memiliki banyak manfaat dan protein tinggi.
Kemudian tempe juga sudah memenuhi Standar Pangan Internasional. Karena itu, agar ini menjadi sebuah motivasi bagi pelaku UMKM lainnya untuk terus meningkatkan kualitas produk masing-masing.
“Untuk itu kami berharap contoh positif itu akan jadi pelecut memotivasi UMKM lain di Kota Batu untuk terus meningkatkan mutu dan kualitas produknya,” ujar Aries, Jumat (18/8/2023).
Selain itu UMKM telah mampu mendorong Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Batu sebesar 86,7 persen dari total Rp 18,5 Triliun. Tak hanya itu saja, UMKM Kota Batu di Tahun 2023 berkontribusi sebesar 18,6 persen dari total pertumbuhan UMKM Jawa Timur.
Baca Juga : Hadiri Launching CW Coffee, Wali Kota Malang Komitmen untuk Pacu Investasi
Menurutnya hal ini memotivasinya untuk terus berkomitmen bersama dalam mewujudkan koperasi dan UKM Kota Batu lebih berkualitas, terus naik kelas, dalam menghadapi tantangan global. “Ke depan kami akan berupaya menunjang agar UMKM di Kota Batu yang belum naik kelas bisa naik kelas,” harap Aries.
Dengan UMKM bisa naik kelas, tentu berimbas pada perekonomian masyarakat lebih sejahtera.