JATIMTIMES - Media sosial platform TikTok tengah viral unggahan suasana Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA) yang penuh dengan spanduk kritik. Video itu diunggah oleh akun TikTok @oikachmadauliyak.
Dalam video yang dibagikan tampak Rektor UINSA hendak memberikan sambutan di depan para mahasiswa baru (maba). Namun para maba dengan lantang dan bersama-sama menyanyikan lagu "aku rapopo".
Baca Juga : Curhat Kerap Dipanggil Lurah, Jokowi Bantah dengan Tegas, Netizen : Lah Amnesia Apa Gimana Pak?
Dalam video juga terlihat beberapa spanduk berisikan kritikan. Seperti "PBAK Prematur, UINSA Amburadul", "PBAK cacat, birokrasi bejat" hingga tulisan "Rektor gagal".
Tak hanya maba, diduga protes tersebut juga didukung oleh mahasiswa lama. Sebab ada beberapa mahasiswa yang memakai almamater dan tidak memakai atasan putih dan bawahan hitam, sebagai kostum PBAK Maba UINSA.
Sontak unggahan itu pun menuai beragam komentar dari warganet. Banyak warganet yang menyebut jika maba sudah diarahin oleh para seniornya.
"Prosoku uinsa yo ga larang timbang liyane," @umil****.
"Pas jadi maba uinsa juga disetir kating, tapi selalu menghindar, pesen buat maba kalo cari senior kating yang bener jangan liat karena pinter orasi doang," @didik****.
"Hut maba2 kalian sebenarnya ditunggangu kating," @sudut_rua***.
"Sakno mabane rek, demo ngeneiki ket jamanku maba sampek saiki aku lulus kok sek pancet ae. Padahal pas kuliah yo ukt ne arek2 ga larang2 nemen," @Di***.
Melansir Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Forma UINSA, peristiwa protes melalui spanduk itu terjadi pada Senin, 14 Agustus 2023. Menurut artikel dalam LPM Forma UINSA, adanya beberapa spanduk yang dibawa oleh tiap fakultas merupakan arahan dari Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas (DEMA-U). Di mana isi tulisan spanduk mengarah pada kritikan terhadap rektor dengan berbagai masalah.
Dalam keterangannya, spanduk-spanduk tersebut ditulis berdasarkan arahan dari DEMA-U, Senat Mahasiswa Universitas (SEMA-U), serta kekompakan dari tiap DEMA Fakultas.
"(Masalah yang dikeluhkan) mulai dari keterlambatan informasi acara sampai pembahasan tentang Uang Kuliah Tunggal (UKT) mahasiswa," tulis keterangan pada artikel tersebut.
Baca Juga : Viral Mahasiswa Baru UB Sempatkan Salat di Tengah Sibuknya Ospek
Abdullah Dzaky sebagai ketua DEMA Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) menjelaskan bahwa mahasiswa perlu mengambil sikap dari rektorat yang dirasa tidak jelas dalam mengurus PBAK tahun ini. Menurut dia, rundown PBAK baru disebar 2 hari sebelum acara pelaksanaan. Sementara persiapan lainnya banyak yang belum terselesaikan.
Dari rundown PBAK yang mepet, sehingga membuat peserta maba merasa kesal. Sehingga para DEMA dan SEMA berinisiatif untuk membentangkan spanduk-spanduk bernuansa kritik.
Selain memberi informasi mepet, kata Dzaky, DEMA-U dan SEMA-U tidak diikutsertakan dalam pembuatan konsep PBAK tahun ini. Padahal PBAK tahun sebelumnya, DEMA dan SEMA masih diikutsertakan dalam mengonsep PBAK.
“Harapan saya pada rektorat, semoga beliau sadarlah kalau apa yang dilakukan saat ini masih banyak merugikan maba (mahasiswa baru) khususnya. Karena dilihat kemarin UKT luar biasa mahalnya hingga nominal 6 juta, padahal latar belakang orang tuanya hanya petani. Dalam memilah dan mengola golongan subsidi UKT golongan 1 sampai 4 itu harus dengan benar. Saya berharap rektorat bisa memperbaiki kinerjanya pada PBAK hari pertama ini,” jelas Dzaky.
Dalam artikel tersebut juga dijelaskan bahwa peserta PBAK merasa kecewa dengan tarif UKT tahun ini. Selain itu, Maba juga disebut mengeluh karena tidak hadirnya Rektor UINSA dalam acara PBAK di kampus Ahmad Yani.
"Mahasiswa baru mengungkapkan bahwa tidak ada yang salah dalam hal protes melalui spanduk-spanduk tertera. Sehingga mereka sangat antusias untuk melakukan unjuk rasa di hari pertama PBAK. Mahasiswa baru mengungkapkan bahwa setidaknya bila UKT mahal maka harus ada jaminan fasilitas yang memuaskan," keterangan tulisan dalam akun tersebut.
“Semoga ke depannya, mengerti bagaimana pembagian UKT, bagaimana cara melihat perekonomian dari maba sekarang,” harap Rizal, salah satu peserta PBAK dari FUF.
Namun, ketua pelaksana PBAK FUF Aminullah menyebut dirinya tidak memahami adanya agenda bentang spanduk berisi kritik pada pembukaan PBAK. Ia juga mohon maaf atas ada kisruh dari mahasiswa.