JATIMTIMES - Di berbagai platform media sosial tengah ramai dengan unggahan yang memotret kondisi udara di Jakarta. Paling anyar, pada Selasa (15/8/2023) pagi beredar potret kondisi udara di Jakarta menghitam.
Potret udara di Jakarta itu dibagikan oleh akun Instagram @jktinfo. Dalam postingannya terlihat kondisi Ibu kota Indonesia tersebut menghitam, tepatnya pada Selasa (15/8/2023) pukul 07.11 WIB. Kemudian di slide kedua, saat kondisi udara jam tersebut dicek ke laman iqair.com ternyata Jakarta Indonesia berada di urutan polusi udara terburuk kedua di dunia, setelah Dubai.
Baca Juga : Buat Konten Jilat Eskrim Viral, Selebgram Oklin Fia Dilaporkan ke Polisi
Dalam keterangan pengunggah dijelaskan jika pagi ini Jakarta sekilas mirip Gotham City dari udara. AQI menunjukkan rata-rata di angka 170-an. Bahkan daerah Jeruk Purut menunjukkan angka AQI 202.
AQI yang dimaksud adalah Air Quality Index atau Indeks Kualitas Udara, yakni ukuran yang digunakan untuk menilai pencemaran udara. Indeks tersebut biasa digunakan oleh badan pemerintah untuk memperlihatkan seberapa buruk kualitas udara di suatu daerah.
Dalam keterangannya, pagi ini juga Jakarta kembali menempati rangking-2 di dunia sebagai negara dengan pencemaran udara terberat.
"Mau keluar rumah berbahaya, mau di dalam rumah juga bahaya karena polusinya sudah sampai ke dalam rumah," tulis keterangan akun tersebut.
Sementara itu, Kepala Layanan Pusat Informasi Iklim Terapan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ardhasena Sopaheluwakan buka suara soal beredarnya foto langit di Jakarta yang menghitam. Dalam penjelasannya, tingginya tingkat polusi bisa dilihat dari warna awan yang menjadi kelabu keabu-abuan. Kondisi awan yang demikian lazimnya dikenal sebagai smog dan terjadi beberapa minggu belakangan ini.
Baca Juga : Viral Gerobak Horor di Tuban Berjalan Sendiri Tanpa Pengemudi
Sena juga menjelaskan, langit menghitam karena polusi yang tinggi disebabkan oleh emisi dari aktivitas manusia, seperti transportasi maupun industri. "Biasanya Particulate Matter, Ozone (O3), dan NO2," jelas Sena, dikutip Kompascom, Selasa (15/8/2023).
Lebih lanjut, Sena menyampaikan, polusi di Jakarta mencapai tingkat yang paling tinggi pada malam sampai siang hari. Hal tersebut dapat dirasakan sekitar pukul 19.00-20.00 WIB sampai 11.00-13.00 WIB. "Pada sore hari konsentrasinya (polusi) cenderung lebih rendah," pungkas Sena.