free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Hukum dan Kriminalitas

Korban Ungkap Dugaan Penyebab Oknum Kepala Sekolah Tendang Dirinya

Penulis : Tubagus Achmad - Editor : Nurlayla Ratri

14 - Aug - 2023, 03:29

Placeholder
Abdul Rozaq yang merupakan korban kekerasan oknum Kepala SMPN 5 Satu Atap Singosari. (Foto: Dok. Istimewa)

JATIMTIMES - Korban kekerasan oknum Kepala SMPN 5 Satu Atap (Satap) Singosari, Anas Fachruddin yakni Abdul Rozaq membeberkan dugaan penyebab pelaku menendang dirinya.

Pria yang akrab disapa Rozaq ini merupakan Wakil Kepala Sekolah SMPN 5 Satap Singosari. Di mana setiap harinya dirinya mengaku menangani berbagai urusan sekolah, mulai dari yang berhubungan dengan murid hingga tenaga pendidik.

Baca Juga : Tempat Usaha Cuci Motor di Malang Terbakar: Diduga Korsleting, Kerugian Ratusan Juta

Rozaq pun mencoba merunut beberapa kejadian sebelum dirinya menjadi korban kekerasan oleh Anas Fachruddin. Bermula ketika empat orang tenaga pendidik SMPN 5 Satap Singosari diterima sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di bulan Maret 2023.

Kemudian dirinya bersama sesama tenaga pendidik yang lain melaporkan kondisi kekurangan tenaga pendidik tersebut kepada Kepala Sekolah SMPN 5 Satap Singosari Anas Fachruddin.

Namun Anas meminta pengumuman perekrutan tenaga pendidik baru dihentikan sementara. Dirinya berharap keempat orang tersebut dapat kembali ditempatkan sebagai tenaga pendidik di SMPN 5 Satap Singosari. Lalu, ketika SK turun, keempat tenaga pendidik tersebut turun ditempatkan di luar SMPN 5 Satap Singosari.

"Akhirnya lamaran yang masuk sekitar 25 lamaran kita sortir dan kita ambil satu yang pas untuk mengisi posisi di bagian TU, karena TU nggak ada orangnya, makanya urgent," ujar Rozaq, Minggu (13/8/2023).

Kemudian, dirinya bersama enam tenaga pendidik lainnya memberitahukan hasil satu pelamar tersebut kepada Anas. Lalu, Rozaq mengatakan, bahwa Anas meminta pada tanggal tujuh atau delapan Agustus 2023 untuk dilakukan sesi wawancara terhadap pelamar tersebut.

Di hari Senin (7/8/2023), Rozaq memanggil satu pelamar bernama Nurul Izzah tersebut untuk melakukan sesi wawancara dengan Anas. Namun, ketika akan melakukan proses wawancara, Anas tidak berada di SMPN 5 Satap Singosari.

"Kemudian saya bilang, terus bagaimana Pak Anas, ini sudah kadung kami panggil terus solusinya bagaimana. Pak Anas terus bilang ya sudah diwawancarai dan kesepakatan teman-teman. Kalau memang teman-teman bersepakat, kita terima, berpatokan dengan itu," jelas Rozaq.

Akhirnya, pada hari Selasa (8/8/2023), satu pelamar tersebut dinyatakan diterima setelah melalui proses penilaian hingga wawancara. Rozaq pun menelepon Nurul Izzah untuk memberitahukan bahwa pada hari Rabu (9/8/2023) yang bersangkutan sudah dapat bekerja di bagian Tata Usaha (TU) SMPN 5 Satap Singosari.

"Di Kamis (10/8/2023) sore Pak Anas mengirim voice notes di grup WA sekolah. Intinya marah-marah terkait penerimaan tenaga di SMP," kata Rozaq.

Pihaknya mengaku telah berusaha menelepon Anas untuk memberikan klarifikasi terkait penerimaan tenaga pendidik yang baru untuk mengisi posisi di bagian TU. Menurut pengakuan Rozaq, dirinya jarang sekali bertemu dengan Anas, karena yang bersangkutan jarang sekali ke SMPN 5 Satap Singosari.

"Saya tidak sempat ngomong apa-apa untuk memberikan klarifikasi, tapi (Pak Anas) sudah misuh-misuh bahkan mengajak berkelahi sama saya," ujar Rozaq.

Kemudian, Rozaq bersama tenaga pendidik lain menuju ke kediaman Anas untuk memberikan klarifikasi secara langsung berkaitan dengan proses penerimaan tenaga pendidik baru di SMPN 5 Satap Singosari. Namun, situasi semakin memanas dan tidak menemukan titik temu.

Akhirnya di hari Jumat (11/8/2023), melalui voice notes grup WhatsApp sekolah, Anas mengajak para tenaga pendidik untuk melakukan rapat. Salah satunya membahas berkaitan dengan proses penerimaan tenaga pendidik baru. Namun, Rozaq mengaku dirinya sengaja tidak hadir untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

"Karena di telepon saja ngomongnya mengajak berkelahi. Saya nggak mau nanti saat rapat, tiba-tiba dia menyerang saya, terus terjadi perkelahian ditonton anak-anak alangkah nggak etisnya di sekolah. Karena kami selaku pendidik kan nggak mungkin begitu," jelas Rozaq.

Baca Juga : Atasi Masalah Zonasi, Sekolah Swasta di Kota Malang Akan Digratiskan

Kemudian, pada Sabtu (12/8/2023) malam, Rozaq menanyakan hasil rapat tersebut kepada salah satu tenaga pendidik lainnya yang ikut dalam rapat. Lalu terungkap bahwa dalam proses penerimaan tenaga pendidik baru tersebut, Anas merasa dilangkahi dan tidak dilibatkan. Padahal menurut Rozaq, Anas menyampaikan bahwa ketika tenaga pendidik yang mewawancarai pelamar tersebut menerima, maka Anas turut menerima.

"Pak Anas menginginkan anak ini (Nurul Izzah) di cut, tidak diterima. Saya nanti akan minta maaf kalau memang merasa dilangkahi dan seandainya kalau anak ini tetap dianulir nggak papa, saya nanti yang bertanggung jawab," terang Rozaq.

"Tapi jauh sebelumnya, beliau pernah menyampaikan, ada dua orang yang mau dimasukkan. Tapi dari dua orang itu saya tidak tahu yang mau dimasukkan siapa," imbuh Rozaq.

Kemudian, saat dirinya berbincang dengan tenaga pendidik lainnya di malam hari tersebut, Anas datang dengan marah-marah dan memaki-maki Rozaq di hadapan murid-murid dan para guru, serta menyuruh Rozaq keluar dari area SMPN 5 Satap Singosari.

"Saat saya keluar, baru di depan pintu saya sudah mendapat tendangan dua kali. Satu kena (pinggang kanan), satu meleset karena dihalangi teman. Kemudian berusaha mukul saya, tapi nggak nyampai, karena dihalangi teman-teman," tutur Rozaq.

Kemudian, dirinya melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Singosari usai mendapat arahan dari Tim Advokasi Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Malang untuk segera melaporkan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh Anas.

"Saya tidak langsung ke Polsek karena saat itu saya memang kepingin pipis, sehingga terkena tendangan itu, pipis keluar terus, celana saya kotor. Akhirnya saya ganti celana, baru saya ke Polsek Singosari," kata Rozaq.

Pihaknya mengatakan, bahwa semua proses hukum telah diserahkan kepada Aparat Penegak Hukum (APH) dan berharap proses hukum dapat berjalan sesuai aturan perundang-undangan. Rozaq mengaku dalam proses penegakan hukum ini, dirinya didampingi dari Tim Advokasi LIRA Malang Raya.

Rozaq mengaku, untuk saat ini dirinya mengalami trauma atas kejadian tindak kekerasan yang dilakukan oleh Anas di hadapan murid-murid dan para guru di SMPN 5 Satap Singosari.

"Saya masih trauma, saya nggak mau masuk kerja selama yang bersangkutan masih di SMP," tandas Rozaq.

Sementara itu, terduga pelaku yang bernama Anas Fachruddin, ketika dikonfirmasi oleh JatimTIMES.com masih belum memberikan jawaban terkait motif dirinya melakukan aksi tendangan kepada korban dihadapan para murid dan guru hingga berita ini ditulis.


Topik

Hukum dan Kriminalitas Singosari Malang kepala sekolah SMPN 5 Satap Singosari tendang guru



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Tubagus Achmad

Editor

Nurlayla Ratri