JATIMTIMES - Media asing turut menyoroti kasus finalis Miss Universe Indonesia (MUID) 2023 yang diduga mengalami pelecahan seksual saat body checking atau pemeriksaan tubuh.
Salah satu media asing, Reuters, dalam judul beritanya menuliskan "Kontestan Miss Universe Indonesia Mengeluhkan Pelecahan Seksual". Sementara dalam artikelnya, disebutkan jika organisasi Miss Universe mengetahui tuduhan itu dan mereka akan menyelidiki masalah ini.

Media asing yang menyoroti kasus miss universe Indonesia. (Foto: tangkapan layar)
Baca Juga : Kontingen Pramuka Banyuwangi Siap Jadi yang Terbaik dalam Raimuna XII 2023
"Miss Universe menangani tuduhan pelecehan seksual dan ketidakpantasan dengan sangat serius. Menyediakan tempat yang aman bagi perempuan adalah prioritas utama Organisasi Miss Universe," laporan Reuters, dikutip Rabu (9/8/2023).
Dalam berita Reuters juga dilaporkan bahwa mayoritas agama di Indonesia adalah negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia. Dulunya muslim Indonesia sempat keberatan dengan kontes kecantikan ini.
"Kontes kecantikan internasional tersebut telah dibeli oleh taipan media asal Thailand, Anne Jakkaphong Jakrajutatip yang juga seorang trangender. Ia membeli organisasi ini seharga $20 juta atau Rp 331 miliar," tulis keterangan Reuters.
Kontes Miss Universe Indonesia yang digelar di Jakarta ini dilakukan untuk memilih perwakilan Indonesia di kompetisi tahunan Miss Universe yang akan diadakan di El Salvador akhir tahun 2023 ini.
Senada dengan Reuters, BBC News juga menyoroti soal kasus ini. Media yang memiliki kantor pusat di London tersebut, menuliskan judul berita "Miss Universe Indonesia: Kontestan Menuduh Pelecehan Seksual Dipublikasikan".

Media asing yang menyoroti kasus miss universe Indonesia. (Foto: tangkapan layar)
Dalam artikelnya, BBC News menambahkan komentar dari mantan Miss Indonesia soal finalis Miss Universe yang diminta telanjang saat body checking.
"Maria Harfanti, mantan Miss Indonesia menambahkan, penyelenggara juga kerap meminta BMI atau body checking para kontestan untuk mengecek proporsi tubuhnya," demikian keterangan BBC News.
Baca Juga : Pihak Miss Universe Akhirnya Klarifikasi Soal Kisruh Dugaan Finalis Body Checking Tanpa Busana
Lebih lanjut BBC News juga mengutip pernyataan dari korban. Di mana salah satu korban mengatakan pemeriksaan tubuh dilakukan di ruangan tertutup. Namun ada juga beberapa pria yang hadir. Pintunya tidak tertutup rapat, sehingga orang-orang di luar bisa melihat.
Disebutkan juga oleh BBC News bahwa kontes kecantikan ini telah lama diizinkan di Indonesia. Namun, penyelenggara berhati-hati untuk tidak menyinggung karena Indonesia adalah mayoritas beragama muslim.
"Pada 2013, kontes Miss World membatalkan putaran bikini ketika dipentaskan di negara yang sebagian besar Muslim. Miss Universe, yang kini memasuki edisi ke-73, populer di Asia Tenggara, terutama di Indonesia, Filipina, dan Thailand, di mana para pemenangnya kemudian menjadi selebritas dan influencer media sosial. Pemiliknya, Anne Jakrajutatip, seorang wanita transgender Thailand dan maestro media, berusaha mengubah branding miss universe agar lebih inklusif, yakni dengan mengizinkan wanita menikah, wanita transgender, dan ibu tunggal untuk bersaing," demikian keterangan BBC News.
Sebelumnya, kecurigaan skandal tersebut awalnya dibongkar oleh Province Director Bali, Sally Giovanny, lewat unggahan di Instagramnya. Sally mengatakan jika beredar rumor bahwa para finalis MUID 2023 diminta untuk telanjang di hadapan para penilainya. Tak hanya itu, mereka juga difoto dan dikhawatirkan akan disalahgunakan oleh oknum tak bertanggung jawab.
Sejumlah 10 finalis mengaku mendapatkan perlakuan tak mengenakkan. Mereka juga telah melaporkan kasus ini ke Polda Metro Jaya pada Senin (6/8/2023).
Salah satu finalis menjelaskan bahwa body checking itu tepatnya terjadi pada, Selasa (1/8/2023), tepatnya tiga hari sebelum malam final. Ketika itu, para kontestan diminta untuk melakukan fitting di ballroom sebuah hotel. Tapi saat masuk ke ruangan, para finalis di-body checking yang sebenarnya wajar dalam sebuah kontes kecantikan. Tapi sejumlah finalis merasa sesi itu berlebihan hingga menyebabkan trauma.