JATIMTIMES - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang terus melakukan upaya untuk menekan angka pengangguran. Salah satunya dengan memberi pelatihan bagi para pencari kerja, terutama yang berada di usia produktif.
Pelatihan pekerjaan ini tentunya menyesuaikan dengan kebutuhan pencari kerja. Setidaknya, memiliki peluang untuk dapat langsung berkerja atau bahkan berwirausaha.
Baca Juga : Ini Sejumlah Faktor Penyebab Pengangguran di Kota Malang
Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Disnaker-PMPTSP) Kota Malang ada beberapa pekerjaan yang dinilai dapat cepat menghasilkan uang.
Beberapa di antarannya seperti merias, digital marketing, barista, programmer hingga design grafis. Beberapa profesi tersebut yang kerap dilakukan pelatihan oleh Disnaker-PMPTSP karena dinilai punya banyak peluang.
“Yah sekarang kan yang lebih diminati itu kan di situ dan langsung siap kerja,” ujar Kepala Disnaker-PMPTSP Kota Malang, Arif Tri Sastyawan.
Menurut Arif, untuk pelatihan sebagai barista, programmer ataupun desain grafis ini juga menjawab alasan pengangguran karena beberapa pekerjaan konvensional yang digantikan teknologi.
“Nah programmer dan desain grafis itu kan masih berhubungan dengan teknologi dan kini banyak dicari. Sementara barista ini ya kuliner sekarang juga bermunculan banyak UMKM,” jelas Arif.
Pelatihan kerja yang digelar oleh Disnaker-PMPTSP ini biasanya berdurasi 7 selama 7 hari. 6 hari untuk pelatihan, mulai dari dasar hingga praktik langsung. Satu harinya digunakan untuk evaluasi.

Dalam waktu seminggu itu, Arif mengklaim, peserta yang kebanyakan pencari kerja itu sudah siap untuk mendapat penghasilan dari skill yang didapat saat pelatihan kerja tersebut. Sebab jika belum masih akan dilakukan evaluasi.
Baca Juga : Angkot Menuju Punah, Dishub Kota Blitar Akan Mengalihfungsikan Terminal Tipe C Jadi Tempat Tunggu Ojol
“Kalau belum kami akan latih lagi. Dan kalau sudah ya mereka siap kerja itu ada catatannya dan kami terus evaluasi,” imbuh Arif.
Dia juga menjelaskan pelatihan-pelatihan semacam ini juga membantu pencari pekerja dengan lulusan perguruan tinggi mendapat pekerjaan. Sebab, menurutnya banyaknya pengangguran dengan lulusan perguruan tinggi di Kota Malang dengan lulusan perguruan tinggi itu karena skill bekerja mereka belum ada.
“Nah dengan ini kami memberikan skill supaya siap kerja,” pungkas Arif.
Sebagai informasi, berdasarkan data yang dihimpun media ini, pada tahun 2022 lalu jumlah pengangguran di Kota Malang kurang lebih sebesar 7 persen. Yang didominasi oleh lulusan SMK dan perguruan tinggi.