JATIMTIMES – Ikatan Alumni Universitas Brawijaya Pengurus Daerah Jawa Timur (IKA UB Pengda Jatim) terus menebar kontribusi bermanfaat bagi masyarakat, khususnya pada keluarga besar alumni UB yang bergerak pada bidang UKM/UMKM Mamin. Kontribusi kali ini dilakukan IKA UB Pengda Jatim melalui edukasi sektor pangan.
Program edukasi keamanan pangan terus dimatangkan agar dapat memberikan impact positif dalam aplikasinya. Program ini diluncurkan sebagai salah satu bentuk pengabdian terhadap masyarakat.
Baca Juga : Belajar Satu Tahun di STIE Malangkucecwara, 3 Mahasiswa Kanda University Kembali ke Jepang
"Sebelum merilis program tahunan, kita akan meluncurkan program pengabdian masyarakat berupa edukasi kepada anggota alumni dan masyarakat tentang keamanan pangan," ungkap Ir Tri Indah Sutjiati MM Ketua IKA UB Pengda Jatim beberapa waktu lalu.
Mengenai keamanan pangan, hal ini telah diatur pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan dan Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2019 tentang Keamanan Pangan. Dalam undang-undang itu, disebutkan bahwa setiap pangan olahan yang diproduksi di dalam negeri atau yang diimpor untuk diperjualbelikan dalam kemasan eceran wajib mempunyai izin edar.
Saat ini, berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, ketentuan tersebut disebut sebagai Perizinan Berusaha. Meski telah terdapat regulasi yang dengan jelas mengatur, nyatanya masih banyak masyarakat yang belum paham dan menganggap hal sepele tentang hal tersebut.
Selain masih belum paham tentang regulasi yang ada, masih banyak juga para pelaku usaha yang dalam proses produksi atau penyiapan pangannya belum sesuai standar operasional pekerjaan (SOP) atau sesuai dengan kaidah keamanan produk pangan. Ini tentunya menjadi sebuah hal yang harus diselesaikan demi terwujudnya sektor pangan yang aman di Indonesia.
Disisi lain, masih banyak juga konsumen yang belum teredukasi tentang produk aman yang sesuai standar. Konsumen belum sepenuhnya paham bagaimana produk yang memenuhi standar keamanan untuk dikonsumsi. Termasuk juga, apa saja yang harus menjadi pertimbangan jika membeli produk makanan yang aman untuk diri dan keluarganya.
"Maka dari itu kita alumni UB tergerak untuk berperan aktif mengedukasi masyarakat secara langsung," ujarnya.
Baca Juga : 4 Mahasiswa STIE Malangkucecwara Berangkat ke Jepang Jalani Program Pertukaran Pelajar dan Magang
Dalam upaya memberikan edukasi terhadap masyarakat luas, alumni dapat menjadi fasilitator daerah yang akan menyebarkan pemahaman mereka tangan keamanan pangan. Sehingga, edukasi yang mendalam tentang keamanan pangan terhadap alumni juga menjadi hal yang sangat penting. Mereka akan menjadi agen untuk menyebarkanluaskan edukasi tentang keamanan pangan kepada masyarakat yang lebih luas ataupun kepada sektor industri pangan.
Lebih lanjut, ini menjadi hal yang sangat penting. Sebab, jika pada 2024 aturan tentang keharusan mempunyai izin edar, maka para produsen dan konsumen harus benar-benar siap dalam beradaptasi. Anggota IKA UB di Jawa Timur, menurutnya, banyak juga yang bergerak pada sekitar UMKM mamin. Untuk itulah, alumni UB diharapkan dapat berperan aktif dalam upaya edukasi masyarakat terkait keamanan pangan.
Begitupun masyarakat yang telah mendapatkan edukasi, diharapkan juga untuk aktif dalam menyebarluaskan edukasi keamanan pangan yang mereka dapat. Dengan begitu, pangan tetap aman, terlindungi dari bahan pencemar yang membahayakan, serta membawa perubahan yang positif dan berdampak luas pada masyarakat.
