JATIMTIMES – Penonton membanjiri pelaksanaan ritual Adat dan Tradisi Tumpeng Sewu 2023 Desa Kemiren, kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi pada Kamis (22/06/2023). Tardisi masyarakat ini kembali digelar dengan sangat meriah. Sepanjang jalan desa Kemiren dipadati warga untuk menggelar selamatan desa. Tradisi Tumpeng Sewu kini pun bukan hanya sebuah ritual adat warga desa, namun sudah menjadi atraksi wisata Banyuwangi yang diminati wisatawan.
Setiap tahun, menjelang Hari Raya Idul Adha, masyarakat Desa Kemiren rutin menggelar tradisi Tumpeng Sewu.
Baca Juga : Wamendag : Neraca Perdagangan 2022 Tertinggi Sepanjang Sejarah
Menurut Ketua adat Desa Kemiren, Suhaimi even di desanya ini tidak lagi menjadi sebuah ritual begitu saja, namun sesuai dengn perkembangan zaman, kini sudah menjadi atraksi yang menarik bagi wisatawan.
"Tradisi Tumpeng Sewu kini menjadi atraksi. Tentu ini berdampak langsung bagi masyarakat Desa Kemiren. Perputaran ekonomi warga langsung dirasakan setiap rumah yang menerima pesanan Tumpeng Pecel Pitik dari wisatawan," jelas Suhaimi.
Sambutan hangat dan keramah tamahan masyarakat Desa Kemiren yang membuat wisatawan terpesona sehingga mereka tertarik untuk merasakan menu tumpeng lengkap dengan pecel pitiknya.
Sebelumnya, warga Desa Kemiren, Glagah, Banyuwangi mulai pagi hari ramai-ramai mengeluarkan kasur dari kamar dibawa kedepan rumah masing-masing. Mereka kemudian menjemur kasur yang memiliki warna yang seragam, yakni merah dan hitam.
Baca Juga : Bhayangkara-Brawijaya Chess Cup 2023 Jadi Ajang Pencarian Tim Catur Kampus Brawijaya
Tradisi Mepe Kasur (menjemur kasur) sepanjang jalan Desa Kemiren merupakan rangkaian acara kegiatan rutin tahunan bersih desa setempat setiap bulan Dzulhijah. Ritual ini dilakukan sejak pagi hingga siang hari.
Ribuan kasur berwarna seragam ini dijemur berjejer di depan rumah warga. Pada sore harinya, warga menggelar ritual tradisi “Ider Bumi” dengan mengarak Barong berkeliling desa yang kemudian dilanjutkan dengan selamatan Tumpeng Sewu.