free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Hiburan, Seni dan Budaya

Bersih Desa, Warga Blitar Nguri-uri Petilasan Tri Tingal Tempat Bertemunya Sunan Kalijaga, Syech Siti Jenar, Ki Ageng Kebo Kenongo

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : Yunan Helmy

20 - Jun - 2023, 00:40

Placeholder
Wilujengan di petilasan Tri Tingal digelar Pemdes Purworejo sebagai bagian dari rangkaian Bersih Desa 2023.

JATIMTIMES - Sejak dikukuhkan Keraton Kasunanan Surakarta sebagai situs cagar budaya, petilasan Tri Tingal di Desa Purworejo, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar  semakin ramai didatangi peziarah. 

Situs petilasan ini juga menjadi maskot baru bagi Desa Purworejo yang mulai mengembangkan diri menjadi desa wisata budaya. 

Baca Juga : Lestarikan Budaya Bersih Desa, Bupati Malang Hadiri Barik'an di Wagir

 

Terkini, Pemerintah Desa Purworejo menjadikan situs petilasan Tri Tingal sebagai bagian penting kegiatan Bersih Desa 2023 dan ambal warsa (ulang tahun) Desa Purworejo ke-313. Di situs petilasan tiga tokoh besar ini, digelar acara wilujengan sebagai bagian dari nguri-uri mengenang kebesaran leluhur. 

Tri Tingal adalah petilasan tempat bertemunya tiga tokoh besar, yakni Ki Ageng Kebo Kenongo atau Ki Ageng Pengging, Syech Siti Jenar, dan Sunan Kalijaga. 

Kepala Desa Purworejo Kalinggo Purnomo mengatakan, menurut sejarah babad Desa Purworejo, disebutkan bahwa ketika Ki Karto atau Mbah Pret saat babad Desa Purworejo sekitar tahun 1710 menemukan sejenis makam atau pesarean dengan tiga nisan. Pada batu nisan tersebut, terdapat relief Surya Majapahit. Selain itu, di petilasan Tri Tingal juga terdapat pohon kemuning atau pohon jenar dan sela gilang. 

"Setelah dilakukan penelusuran dan informasi dari berbagai sumber sejarah, maka petilasan Tri Tingal merupakan petilasan para leluhur agung, yaitu Ki Ageng Kebo Kenongo atau Ki Ageng Pengging, Syech Abdul Jalil atau Syech Siti Jenar, dan Raden Sahid atau Sunan Kalijaga," kata Kalinggo.

Kalinggo menambahkan, Desa Purworejo berupaya untuk terus melestarikan warisan budaya leluhur. Selain mendoakan leluhur yang sudah berpulang, sejak tahun 2020 di setiap rangkaian acara bersih desa, selalu diadakan wilujengan di petilasan Tri Tingal.

"Acara wilujengan di petilasan Tri Tingal ini digelar rutin setiap acara bersih Desa Purworejo sejak tahun 2020," terangnya.

Kalinggo menandaskan, adapun acara wilujengan di petilasan  Tri Tingal ini mengandung maksud untuk berdoa kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, agar pelaksanaan bersih desa di Desa Purworejo berjalan lancar mulai awal hingga akhir. 

"Semoga semua warga masyarakat, perangkat desa dan seluruh kelembagaan desa selalu diberikan kesehatan, panjang umur, murah rezeki, dijauhkan dari segala bencana dan segala penyakit," tegas kepala desa yang juga seorang dalang ini.

Lebih lanjut orang nomor satu di Desa Purworejo itu menyampaikan, dengan adanya wilujengan ini, diharapkan para generasi penerus selalu mengingat jasa-jasa para leluhur yang telah babad desa. Dalam istilah Jawa "generasi penerus saat ini tinggal nglenggahi klasa kang gumelar".

"Menjadi suatu keharusan bagi generasi penerus untuk mendoakan para leluhur yang sudah berpulang," pungkasnya.

Sekedar mengingatkan, sebagaimana pernah diwartakan media ini dalam berita dengan judul “Mengenal Situs Tri Tingal, Petilasan Syech Siti Jenar-Sunan Kalijaga-Ki Ageng Kebo Kenongo di Blitar”, petilasan Tri Tingal adalah sebuah petilasan atau tapak tilas dari tiga tokoh besar sejarah dari tiga kerajaan besar di tanah Jawa. Yaitu Syech Abdul Jalil atau Syech Siti Jenar, Raden Sahid atau Sunan Kalijaga, dan Putra Ki Ageng Pengging Sepuh yaitu Ki Ageng Kebo Kenongo. Keunikan dari situs ini adalah kuburan dengan tiga buah batu nisan. 
Hasil riset dan penelitian Karaton Kasunanan Surakarta menyebutkan, kisah pertemuan tiga tokoh ini diawali dari perjalanan Syech Siti Jenar dan Sunan Kalijaga yang ditugaskan oleh seorang mursyid/wali dari Cirebon yang bernama Syekh Datuk Kahfi Amaran Jati. Tugas dari dua wali tanah Jawa ini adalah untuk meluruskan kesimpangsiuran ajaran Amparan Jati yang disalahgunakan oleh dua orang santri yang mengaku sebagai Syeh Siti Jenar di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Pada waktu itu, Ki Ageng Kebo Kenongo menemui kakaknya Ki Ageng Purnomo Sidiq atau Ki Ageng Kebo Kanigoro di daerah Kanigoro (saat ini masuk wilayah Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar). Tujuannya datang ke Kanigoro adalah ingin ngangsu kaweruh atau menimba ilmu perihal kesejatian.

Baca Juga : Bantu Tugas Polisi, Bung Tomo Diganjar Penghargaan oleh Kapolres Tuban

 

Kedatangan Ki Ageng Kebo Kenongo disambut baik oleh Ki Ageng Kebo Kanigoro. Ki Ageng Kebo Kanigoro kemudian memberikan saudaranya itu tempat beristirahat dan bermunajat di daerah yang sekarang bernama  Dusun Centong, Desa Purworejo, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar. Di masa itu, Dusun Centong masuk dalam wilayah Kadipaten Kanigoro.

Kedatangan Syekh Siti Jenar dan Sunan Kalijaga di Kadipaten Kanigoro adalah untuk meminta izin kepada Ki Ageng Kebo Kanigoro perihal meluruskan kesimpangsiuran ajaran dari orang yang mengaku Syech Siti Jenar. Kedatangan dua orang wali ini diterima dengan sangat baik oleh Ki Ageng Kebo Kanigoro. Pada saat itu Ki Ageng Kebo Kanigoro adalah adipati di Kadipaten Kanigoro.

Berita kedatangan Syech Siti Jenar dan Sunan Kalijaga di Kadipaten Kanigoro didengar oleh Ki Ageng Kebo Kenongo. Tanpa menunggu waktu, Ki Ageng Kebo Kenongo langsung menuju Kadipaten Kanigoro. Sebelumnya Ki Ageng Kebo Kenongo memiliki hubungan persahabatan dengan Syech Siti Jenar.

Ki Ageng Kebo Kenongo tiba di Kadipaten Kanigoro. Namun dia kaget saat bertemu dengan Syech Siti Jenar karena ternyata bukan Syech Siti Jenar yang dikenalnya selama ini. Syech Siti Jenar kemudian memberikan penjelasan yang panjang dan diperkuat lagi oleh penjelasan dari Sunan Kalijaga. Penjelasan ini akhirnya membuat Ki Ageng Kebo Kenongo paham terkait dengan adanya kesimpangsiuran yang ada di ajaran santri yang mengaku sebagai Syech Siti Jenar.

Ki Ageng Kebo Kenongo kemudian mengajak Syech Siti Jenar dan Sunan Kalijaga untuk singgah ke tempat munajat atau sanggrahan Ki Ageng Kebo Kenongo yang diberikan oleh Adipati Kanigoro di sebelah barat Candi Dowo.

Di kediaman Ki Ageng Kebo Kenongo, Syech Siti Jenar membabarkan semua kaweruh yang diajarkan oleh orang yang mengaku sebagai Siti Jenar. Hubungan ketiganya semakin erat. Syech Siti Jenar dan Sunan Kalijaga kemudian bersahabat dekat dengan Ki Ageng Kebo Kenongo.

Setelah mendengar semua yang diceritakan oleh Ki Ageng Kebo Kenongo, Syech Siti Jenar akhirnya memahami semua yang terjadi dan mulai sedikit demi sedikit melaraskan dan meluruskan ajaran asli kemanunggalingan kawulo gusti yang sebenarnya. Begitupun sebaliknya, dari semua kawruh yang dijabarkan oleh Syech Siti Jenar membuat Ki Ageng Kebo Kenongo mengalami peningkatan spiritual tentang kesejatian urip. Seketika Ki Ageng Kebo Kenanga merasakan keselarasan keyakinannya dengan keyakinan yang dimiliki oleh Syech Siti Jenar dan Sunan Kalijaga.

Riset dan penelitian Karaton Kasunanan Surakarta menyebutkan, untuk mengukuhkan peningkatan spiritual yang didapat oleh Ki Ageng Kebo Kenongo, dibuatlah tumpeng nasi gurih dan ingkung ayam jago putih mulus yang disematkan gereh petek 3 ekor dan oleh Syech Siti Jenar ditandai dengan wiji jenar/kamuning juga dicirikan dengan batu gilang palenggahan oleh Sunan Kalijaga.

Energi dari tiga tokoh besar itu hingga kini masih tertinggal di sebuah petilasan yang bernama Tri Tingal. Tri Tingal bermakna Tri adalah 3 tokoh besar yang pernah ada di petilasan tersebut. Tingal/Gamblang yang dimaksud meluruskan atau mengamblangkan ajaran ajaran yang sebelumnya simpang siur atau belum jelas. Jadi, makna dari Tri Tingal adalah 3 tokoh besar yang tukar kaweruh menggamblangkan/meluruskan sebuah pemahaman tentang ajaran kesejatian hidup yang simpang siur menjadi terlihat/terang/jelas.

Sebagai informasi, selain ziarah ke makam leluhur dan wilujengan di petilasan Tri Tingal, kegiatan bersih desa di Desa Purworejo juga dimeriahkan dengan berbagai kegiatan. Di antaranya, kirab budaya pisowanan, wilujengan atau kenduri di masing-masing dusun, dan sebagai puncak acara dilakukan resepsi bersih desa dengan pagelaran wayang kulit dengan menghadirkan dalang Ki Anom Dwijo Kangko dari Karanganyar Jawa Tengah. Kegiatan bersih desa di Desa Purworejo diselenggarakan mulai mulai 6 Juni hingga 9 Juni 2023.


Topik

Hiburan, Seni dan Budaya



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Aunur Rofiq

Editor

Yunan Helmy