JATIMTIMES - Berutang menjadi salah satu hal yang lazim dalam kehidupan. Namun, ketika seseorang manusia mati dalam kondisi berutang, maka utang tersebut juga menjadi pertimbangan di akhirat.
Selain menjadi pertimbangan di akhirat, utang sendiri kerap menjadi akar perselisihan di dunia. Bahkan, hal tersebut kerap menyebabkan terputusnya ukhuwah Islamiyah. Untuk itulah, seseorang yang berutang hendaknya memenuhi kewajiban untuk membayarnya.
Baca Juga : Viral, Ibu-Ibu Curhat Suka Pukuli Anak Gegara Nilai Jelek, Netizen: Ke Psikolog Bu!
Hadis riwayat Ibnu Majah, dari Tsauban Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang ruhnya terpisah dari jasadnya dan dia terbebas dari tiga hal: sombong, ghulul (khianat), dan utang, maka dia akan masuk surga".
Bahkan utang akan tetap ada meskipun seseorang tersebut telah meninggal. Hadis riwayat Muslim, dari 'Abdillah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah SAW bersabda, "Semua dosa orang yang mati syahid akan diampuni kecuali utang".
Jika seseorang mati dalam kondisi berutang, maka di akhirat mereka juga akan membayarnya. Utang mereka akan dibayar dengan pahala kebaikannya. Seperti hadis riwayat Ibnu Majah, dari Ibnu ‘Umar, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki utang satu dinar atau satu dirham, maka utang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham".
Tapi tak dipungkiri bahwa kerap kali seseorang yang berutang ingkar, bahkan enggan untuk membayar utang-utangnya. Padahal, konsekuensi yang diterima dari Allah SWT itu pasti.
Hadis riwayat Ibnu Majah menyebutkan, mereka yang tidak mau melunasi utang-utangnya akan diganjar hukuman sebagai seorang pencuri. Dari Shuhaib Al Khoir, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, "Siapa saja yang berutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai pencuri".
Maka dari itu, sejak awal berutang, tentunya niat untuk dapat mengembalikan harus selalu ada. Jika hal ini ada, kemudian disertai dengan doa, maka niscaya Allah SWT akan mempermudah jalannya untuk membayar utang.
Hadis riwayat Ibnu Majah, Ath Thabrani, dan Ahmad, “Apabila seorang muslim berkaitan dengan suatu utang dan Allah mengetahui bahwa dia hendak melunasinya, maka Allah akan menolongnya untuk melunasinya di dunia.”
Baca Juga : 17 Ucapan Hari Raya Waisak, Sebagai Peringatan 3 Peristiwa Penting Umat Buddha
Doa berikut ini dapat diamalkan agar dalam usaha membayar utang yang dimiliki diberikan kelancaran oleh Allah SWT. "Allahummak fini bi halalika ‘an haramika wa aghnini bifadhlika ‘aman siwaka."
Doa tersebut memiliki arti, "Ya Allah, cukupkanlah aku dengan rizki – Mu yang halal dari yang haram dan dengan keutamaan – Mu, jadikanlah aku tidak membutuhkan kepada selain diri – Mu" (Riwayat At – Tirmidzi).
"Allahumma inni audzubika minal hammi wal hazani wa ‘audzubika minal ‘ajzi wal kasali wa audzubika minal jubni wal bukhli wa audzubika min ghalabatid daini wa qahrir rijali."
Artinya: "Ya Allah, saya berlindung kepada-Mu dari kekhawatiran dan kesedihan dan saya berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan dan saya berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut dan kikir, dan saya berlindung kepada-Mu dari keutamaan agama dan menaklukkan orang-orang berkata, 'Saya dapat melakukannya, Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mulia, dan telah melunasi utangku kepadaku'." (HR Dawud)