JATIMTIMES - Pembudidaya ikan gurami di Kabupaten Tulungagung kurang gairah. Hal ini karena lesunya harga gurami di pasar yang tak kunjung naik, tapi justru semakin turun.
Salah satu pembudidaya, Siswanto (50) mengatakan gurami miliknya yang sudah saatnya panen, hanya ditawar dengan harga 21 ribu rupiah timbang kering.
Baca Juga : Bank Jatim Dorong Kampung Coklat Blitar Berani Jajaki Pasar Luar Negeri
Sementara, untuk harga basah gurami yang saat ini berbobot 6 ons ke atas ini hanya ditawar dengan harga 25 ribu rupiah per kilogram.
"Padahal ikan yang akan dipanen sudah tidak banyak di pembudidaya, tapi saya heran mengapa harganya masih rendah bahkan makin murah," kata pria yang akrab dipanggil Wanto ini, Selasa (30/5/2023).
Atas tawaran ini, Wanto memilih menunda jual ikan miliknya dan menunggu hingga kemungkinan ada kenaikan harga.
Wanto juga berharap, kenaikan harga akan terjadi pada saat musim haji atau bulan Dzulhijjah yang akan jatuh pada sebulan ke depan.
Sementara itu, ketua Asosiasi Pembudidaya Ikan Gurame Tulungagung (Aspigrata), Arifin mengatakan saat ini pasar memang sedang sepi.
"Anyep, harganya," kata Arifin.
Ia mengungkapkan, pada Senin (29/5/2023) kemarin harga basah hanya 25 ribu rupiah dan harga kering 22 ribu rupiah per kilogramnya.
Alasan murahnya ikan gurami ini tidak disebutkan faktor apa, namun saat ini selain sepi nya pasar stock panen sebenarnya tidak melimpah.
Baca Juga : Garangan Asal Trenggalek Ini Ditangkap Polisi Tulungagung, Korbannya Digarap Berkali-kali
"Pasar sepi, padahal ikan (gurami) siap panen tidak melimpah," pungkasnya.
Jika gurami tetap dikisaran 25 ribu rupiah per kilogramnya, Pembudidaya dipastikan tidak dapat mengambil untung atau bahkan akan mengalami kerugian.
Hal ini, lantaran harga pelet yang terus naik dan massa mulai tebar hingga panen gurame rata-rata setahun, dengan biaya operasional yang tidak sedikit.