JATIMTIMES – Pelaksanaan pemilihan kepala desa di 6 desa di Kabupaten Jember pada 22 Agustus 2023 mendatang, mendapat perhatian dari Bhisma Perdana selaku Kades Jubung, Kecamatan Sukorambi, KabupatenJember .
Menurut Bhisma, kades yang menjabat tiga periode ini, dalam pencalonan kepala desa, masyarakat harus tahu calon-calon yang bisa diharapkan memimpin desanya, dengan melihat latar belakang calon, seperti riwayat, dan track recordnya selama ini. Sehingga pilihan masyarakat bisa sesuai yang diharapkan, serta memiliki kepala desa yang berkualitas dan berintegritas.
Baca Juga : 6 Desa di Jember Bakal Gelar Pilkades, DPMD : 8 Desa Juga Akan PAW
“Kami mengucapkan selamat berpesta demokrasi untuk masyarakat yang ada di 6 Desa di Jember, dimana dalam waktu dekat akan melaksanakan Pilkades secara serentak. Kalau boleh, kami memberikan saran, agar masyasrakat jeli dalam melihat calon kepala desa yang akan dipilih, kenali programnya, dan juga harus tahu track recordnya, jangan sampai masyarakat dalam memilih kepala desa, seperti membeli kucing dalam karung,” ujar Bhisma yang juga mantan ketua AKD Jatim.
Selain masyarakat yang harus jeli dalam memilih calon kepala desanya, Bhisma juga meminta kepada panitia Pilkades, agar benar-benar memberikan informasi yang akurat terhadap calon-calon kepala desa, dengan memberikan informasi yang terbuka terhadap sosok calon.
“Hal ini penting, karena selain masyarakat mencari informasi di luar, masyarakat juga mendapat tambahan informasi dari panitia terkait sosok calon kepala desanya, sehingga masyarakat benar-benar bisa menentukan pilihan yang tepat,” jelasnya.
Bhisma juga menyampaikan, bahwa kepala desa yang baik, bukan soal berapa kekayaan yang dimilikinya, tapi kepiawaian dalam memimpin dan juga menjalin komunikasi dengan semua pihak, kalau hanya kekayaan yang dimiliki, tapi tidak diimbangi dengan kepiawaian dalam memimpin, niscaya desa akan sulit untuk maju.
“Masyarakat jangan hanya melihat calon kadesnya yang terlihat kaya dan menghambur-hamburkan uang saat proses pencalonan, tapi juga harus dilihat kepiawaiannya, karena hal ini sangat penting, kalau hanya kaya, tapi tidak piawai dalam memimpin maupun komunikasi dengan berbagai pihak, ya akan sia-sia,” ujar Pria yang akan berakhir masa jabatanya pada 2025 mendatang.
Bhisma juga mengajak, kepada seluruh calon kepala desa, agar tidak menghalalkan segala cara, dan bertarung secara fair, serta ikut menjaga kondusifitas setiap desanya. “Kalau saat pencalonannya saja tidak bisa membuat situasi kondusif, bagaimana nanti waktu terpilih? Ini yang harus dipahami oleh masyarakat dan calon kades,” ujarnya.
Baca Juga : IKPM Jember Torehkan Prestasi sebagai Juara Lima Kali Berturut-turut di Ajang Cultural Festival Yogyakarta
Bhisma juga menambahkan,bahwa dalam berdemokrasi, pemimpin itu representasi dari para pemilihnya, jika yang diperas adalah kelapa, maka yang keluar santannya, jika yang diperas adalah kotoran, maka yang keluar adalah sari pati kotoran.
“Dalam sebuah demokrasi, pemimpin itu representasi dari para pemilihnya, ibarat kita peras kelapa keluar santan, kalau kita peras kotoran yang kita dapat juga sari pati kotoran, nah sama halnya saat masyarakat memilih, mereka yang melakukan penyaringan, oleh karenanya, jika kita ingin pemimpin yang baik mari kita kawal proses demokrasi ini dengan sungguh-sungguh,” jelas Bhisma.
Bhisma juga mengingatkan, bahwa saat ini, masyarakat hidup di jaman AI atau Artificial Intelligence, yakni kecerdasan buatan, tapi masih percaya bahwa Pilkades itu bukan untuk memilih yang terbaik tetapi mencegah yang terburuk berkuasa. (*)
