JATIMTIMES – Sebanyak 340 guru dan tenaga pendidik di Banyuwangi yang sudah cukup lama menunggu kemungkinan akan tersenyum bahagia. Sebab bulan Juni 2023 mereka akan mendapatkan surat meputusan (SK) pengangkatan sebagai pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K).
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi.Suratno, informasi dari plt Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kabupaten Banyuwangi, rencana Juni mendatang apabila bupati Banyuwangi sudah siap, maka SK P3K untuk guru dan tenaga pendidik di Banyuwangi akan dibagi.
Baca Juga : Mas Dhito Minta Pembangunan Gedung Baru RSKK Tak Ganggu Pelayanan
“Sekarang sedang penuntasan administrasi pengajuan nomor induk pegawai (NIP) ke Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia (BKN RI). Kemudian pembuatan SK bupati,” jelas Suratno.
Dia menuturkan, untuk data lengkap formasi guru yang lolos P3K di Banyuwangi ada di BKPP. Para guru itu untuk sekolah dasar dan sekolah menengah pertama (SD/SMP).
Terkait dengan adanya kemungkian calon guru P3K di Banyuwangi yang mengundurkan diri, sampai saat ini belum ada. Untuk formasinya peserta yang akan mendapatkan SK lebih banyak guru SD.
Dari jumlah yang lolos P3K tersebut tersebut, menurut Suratno, jumlah guru yang ada masih kurang banyak. ”Karena saya pernah nyoba ngecek laporan dari kasi kepegawaian, andai kata semua guru honorer di SMP itu diangkat semuanya, itu aja masih kurang dari kebutuhan ideal. Kalau SD mungkin tidak terlalu banyak kekurangannya,” tambahnya.
Di SD, imbuh Suatno tahun lalu juga sudah sangat banyak ya pengangkatan P3K sehingga saat ini tinggal tambal sulam.
Sampai saat total jumlah guru honorer di Banyuwangi tercatat sekitar 6 ribu orang, tetapi saat ini tinggal sekitar 3 ribu. Pada pengangkatan P3K tahap 1 dan 2 tercatat lebih dari dua ribu.
Baca Juga : Wali Kota Malang Berharap Gelaran Forda Jatim 2023 Mampu Ungkit Ekonomi Warga
Lebih lanjut Suratno berharap sesuai dengan peraturan pemerintah (PP) 48 kalau bisa sebelum November sudah tuntas semuanya supaya tidak ada honorer di Banyuwangi jadi sesuai dengan regulasi.
“Mudah-mudahan Banyuwangi ada peluang lagi sehingga yang punya saudara punya keluarga atau punya anak buah bagi sekolah-sekolah tetap didorong guru-gurunya untuk semangat karena peluang selalu ada.
“Karena berbasis pada kebutuhan kan kalau sudah ada kelanjutan nanti pertanyaannya siapa yang akan siapa yang akan mengajar anak-anak karena guru itu termasuk jabatan profesional ya harus punya kompetensi secara khusus,” pungkas Suratno.