JATIMTIMES - Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Malang Kucecwara kembali dipercaya melaksanakan Program Praktisi Mengajar II tahun 2023, Senin, (22/5/2023). Program Praktisi Mengajar yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek ini bertujuan agar mahasiswa lebih siap dalam menghadapi atau memasuki dunia kerja.
"Kami bersyukur STIE Malang Kucecwara kembali dipercaya lagi untuk menyelenggarakan program Praktisi Mengajar. Ini salah satu program dari Dikti sebagai salah satu program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)," ungkap Pembantu Ketua 1 STIE Malang Kucecwara Dra Tutik Arniati AK MM CA CPA saat ditemui di sela-sela kegiatan.
Lebih lanjut dijelaskan, Program Praktisi Mengajar yang kedua ini dilaksanakan mulai 22-24 Mei 2023. Praktisi Mengajar kedua ini berbeda dengan penyelenggaraan Program Praktisi Mengajar pertama. Pelaksanaan progam yang pertama waktunya hanya 6 jam. Sedangkan pada Program Praktisi Mengajar II ini, waktunya selama 12 jam.
Baca Juga : Detik-Detik Wanita Asal Lumajang Tertabrak KA di Ketanon
Materi yang dipaparkan tentunya terkait dengan mata kuliah yang diajarkan. Namun, jika dosen pengampu hanya mengajarkan teori, maka dalam program ini, praktisi akan memaparkan implementasinya dalam dunia kerja. Hal ini agar tidak terdapat kesenjangan antara materi yang diajarkan dengan dunia kerja.
"Mata kuliah yang dikolaborasikan denga praktisi, semua yang diajukan dalam program Praktisi Mengajar ini disetujui. Diharapkan dengan program ini, wawasan para mahasiswa semakin bertambah dan semakin siap untuk menghadapi dunia kerja," jelasnya.
Dosen pengampu yang berkolaborasi dengan praktisi, Ir Dwi Nita Aryani MM PHd, menjelaskan, pengalaman dalam menjalankan program Praktisi Mengajar yang pertama banyak memberikan evaluasi untuk penyelenggaraan program Praktisi Mengajar yang kedua.
"Materi-materi yang disampaikan pun sesuai dengan kebutuhan pasar, kebutuhan mahasiswa," jelasnya.
Program praktisi mengajar ini memberikan suasana yang berbeda. Bilamana dosen lebih banyak mengajarkan teori, maka dalam praktisi mengajar ini akan lebih banyak dibahas bagaimana dalam praktek atau implementasi dalam dunia kerja.
Dengan hadirnya praktisi, maka dalam implementasi teori dalam dunia kerja akan jelas diketahui positif maupun negatifnya. Dalam hal ini, tentunya praktisi lebih memahami secara detail terkait dampak-dampak atas teori yang diterapkan.
"Dampak negatif dan positifnya dapat diketahui. Sehingga dari situ lebih bisa di-matchingkan, menambahkan dari teori yang ada berdasarkan kasus-kasus yang dialami oleh praktisi langsung," paparnya.
Praktisi Mengajar II tahun 2023 ini menghadirkan praktisi yang telah expert. Yakni Gunawan Haryanto, CEO of Salim Wazaran Abu Alat (Indomie-Egypt). Materi yang ia paparkan adalah "How to Succes in Global Bussines",
Case study Indomie to be key of world instant noodles.
Baca Juga : Unisba Blitar Hadirkan Jurusan Administrasi Niaga, Cetak Sarjana Siap Kerja di Segala Bidang
Dijelaskan Gunawan, program Praktisi Mengajar ini merupakan kegiatan yang sangat bagus dari pemerintah. Sebab, dengan program ini mahasiswa akan jauh lebih mengetahui tentang praktik nyata dalam dunia industri ataupun dunia kerja.
"Saya sangat support dengan program ini, sehingga saya jauh-jauh dari Mesir datang ke sini untuk membantu STIE. Saya mau lihat manfaatnya ini sangat bagus, baik untuk kampus maupun untuk mahasiswa, termasuk juga bagi saya sendiri," tutur pria asal Tulungagung ini.
Selain itu, adanya program ini juga akan mendorong mahasiswa untuk lebih aktif untuk berkomunikasi dan terbiasa untuk mandiri sejak ini. Sehingga, nantinya mindset para mahasiswa akan berubah dan jauh akan lebih siap untuk menghadapi dunia kerja dan tidak hanya belajar tentang akademik dari buku atau teori perkuliahan.
"Makanya saya selalu memberikan saran untuk teman-teman, agar sebelum lulus banyak melakukan magang agar bisa tahu realita dunia kerja seperti apa. Saya juga menyarankan kepada teman-teman untuk tidak hanya belajar akademik saja, tapi juga softskill agar lebih siap dalam dunia kerja," tandasnya.
Materi berikutnya adalah tentang manajerial, baik itu terkait marketing, human resource, maupun tentang culture bagaimana bekerja di luar negeri maupun di dalam negeri. Sebab, tentunya banyak juga para lulusan yang ingin bekerja diluar negeri.
"Ini kendala, ini nilai positifnya, saya akan sampaikan. Mereka akan jauh lebih banyak pilihan saat sudha lulus, apakah jadi pegawai negeri, BUMN, swasta, wirausaha baik domestik maupun luar negeri. Sehingga, ini akan lebih banyak memberikan wacana yang lebih bervariasi," pungkasnya.