JATIMTIMES - Desa menjadi sebuah komponen penting dalam perkembangan dan pembangunan sebuah negara. Untuk itu, pemerintah melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mendorong desa untuk menjadi smart village (kampung cerdas).
Kemendes PDTT pun berkomitmen mendorong terwujudnya smart village dengan turun langsung memberikan sosialisasi kepada desa-desa, khususnya desa di wilayah Malang Raya.
Baca Juga : Pengembangan Desa Wisata Rintisan Jadi Prioritas Disparbud Kabupaten Malang
Kepala Badan Pengembangan dan Informasi Kemendes PDTT Ivanovich Agusta SP MSi menyampaikan perkembangan teknologi di Indonesia tak jauh dengan negara berkembang. Hal ini pun telah banyak di mulai di desa-desa.
"Ada momentum kuat bagi desa untuk masuknya teknologi informasi atau internet," jelasnya dalam sosialisasi desa cerdas di hadapan para kepala desa di Malang Raya yang digelar di Universitas Islam Malang (Unisma), Minggu, (21/5/2023).
Telah banyak desa digital yang berkembang sejak beberapa tahun lalu. Bahkan sejak 2009 telah dikenal berbagai teknologi yang memanfaatkan internet dikembangkan desa-desa. Berbagai teknologi dengan memanfaatkan jaringan internet juga telah banyak diaplikasikan dengan inovasi-inovasi yang maju.
Dicontohkannya, adanya inovasi ojek online di negara-negara luar negeri dan juga di Indonesia. Desa juga tak kalah. Ada desa yang juga tak ketinggalan dapat membuat sebuah aplikasi ojek online dan mengangkat potensi yang ada di desa.
"Mereka menggunakan HP untuk memanggil ojek-ojek di kampungnya. Ada juga desa di Jawa Timur yang sudah membuat aplikasi untuk mengucurkan pupuk ke tanaman. Kapan harus dipupuk dan sebagainya. Kita kalau mau ke desa-desa wisata juga bisa cek itu, sebelum masuk kita pesen tiket online. Itu ke desa desa wisata. Lah ini contoh yang sangat maju," paparnya.
Karena itu, dalam upaya pembangunan desa dan mendorong terwujudnya smart village yang merata, pembangunan infrastruktur perlu dilakukan. Dalam membangun infrastruktur internet di desa, rata-rata dari tahun 2018 anggaran mencapai Rp 16 triliun tiap tahun.
Baca Juga : Inovasi Disdik Banyuwangi Manfaatkan Aplikasi Smart Kampung, Mudahkan Warga Akses PPDB 2023
Dana desa juga digunakan dalam pembangunan tower maupun jaringan dan infrastruktur internet. Selain itu, pengembangan aplikasi di desa juga mencapai anggaran yang fantastis. Bahkan, setiap tahunnya, anggaran dalam pembayaran atau pengembangan aplikasi mencapai Rp 10 triliun.
"Karenanya, peran desa penting. Pemerintah pusat menyampaikan bahwa yang dibangun di pusat adalah internet untuk wilayah-wilayah perkotaan. Ketika masuk ke kabupaten apalagi ke desa, itu belum ada yang langsung akan mendanai. Makanya peran dari dana desa menjadi penting," ungkapnya.
Lebih lanjut, terdapat 3.378 desa yang yang telah terjangkau sinyal seluler, tetapi penangkapan sinyal internet masih kurang. Kemudian ada 2.881 desa yang masih belum ada jaringan internet, terutama di wilayah pelosok, wilayah kepulauan dan lainnya.
“Maka jelas dibutuhkan peningkatan dana desa dari dari 1 miliar per tahun menjadi 5 miliar per tahun. Ini menjadi masuk akal dan rasional,” pungkasnya.