JATIMTIMES - Layanan mobile banking Bank Central Asia (BCA) jadi sorotan di media sosial Twitter pada Minggu, (14/5/2023).
Hal itu terjadi akibat mobil Banking BCA mengalami eror. Bahkan terdapat notifikasi, 205 - Sementara transaksi tidak dapat diproses, silakan ulangi beberapa saat lagi" ketika nasabah membuka aplikasi mobile banking BCA.
Banyak warganet yang mengeluhkan aplikasi M-Banking BCA error. Sebagian besar mempertanyakan layanan BCA yang tidak bisa diakses.
"Mbanking BCA down?," tanya akun @Nafri_
"Hallo admin @HaloBCA ini kenapa mbanking bca tiba2 registrasi ulang ke ATM ya?," tanya akun @mayamsari
Terkait adanya hal tersebut, EVP Corporate Communication & Social Responsibility Hera F. Haryn mengatakan bahwa pihak BCA saat ini tengah melakukan pemeliharaan sistem dan jaringan BCA mobile pada Minggu (14/5) pukul 00.00 - 05.00 pagi. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya perusahaan dalam meningkatkan layanan platform transaksi yang aman dan andal.
"Saat ini BCA mobile sudah beroperasi dengan normal di tengah proses stabilisasi setelah pemeliharaan sistem selesai dilakukan. Nasabah dapat bertransaksi dengan aplikasi BCA mobile, myBCA, ATM, dan EDC BCA secara normal," ujar Hera dalam keterangan tertulis, Minggu (14/5/2023).
Di samping itu, dalam kesempatan tersebut, Hera juga mewanti-wanti kepada para nasabah BCA untuk senantiasa berhati-hati terhadap berbagai macam modus penipuan yang mengatasnamakan BCA.
"Jaga selalu kerahasiaan data perbankan Anda!," katanya.
Sementara, dengan erornya mobile banking BCA itu, warganet turut resah sebab belakangan ini sedang ramai mengenai kasus BSI. Komentar itu dilihat dari komentar unggahan @unikinfo_id terkait errornya mobile banking BCA itu.
"Takutnya kayak BSI...?,: Tulis @ita_0409
"Sama semoga ga kaya bsi," tulis @umar_abdurrokhim
Adapun sebelumnya Bank Syariah Indonesia ( BSI ) terkena serangan ransomware. Sistem perbankan hasil dari merger empat bank syariah itu mengalami kelumpuhan sejak Senin lalu (8/5/2023) dan bahkan belum sepenuhnya pulih hingga akhir pekan ini.
Serangan siber terhadap lembaga perbankan oleh para peretas tidak hanya terjadi pada Bank Syariah Indonesia (BSI) tetapi juga pada lembaga perbankan lainnya. Kejahatan ini telah merugikan lembaga perbankan dan nasabah ratusan miliar setiap tahunnya.
Baca Juga : Heboh, Puan Maharani Diduga Nonton Konser Blackpink di Singapura, Netizen: Ternyata Blink
Sebagai catatan, ransomware masuk dalam virus komputer paling berbahaya sepanjang 2023, menurut laporan SafetyDetectives. Metode kerjanya adalah mengunci akses data penting korban untuk meminta tebusan berupa duit.
Di era teknologi canggih, penjahat ransomware biasanya akan meminta bayaran dengan mata uang kripto. Selain itu, mereka juga menggunakan akses komunikasi TOR sehingga sulit dilacak.
