JATIMTIMES - Bank Jatim berkomitmen untuk dapat terus berkolaborasi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang. Hal tersebut menjadi fokus bahasan dalam Focus Group Discusion (FGD) Building Strategic Partnership yang digelar pada Jumat (12/5/2023) siang.
Dalam hal ini, pihaknya berusaha untuk mewujudkan satu visi atas kolaborasinya bersama Pemkot Malang. Dimana visi tersebut diwujudkan dalam rangka mendukung pembangunan daerah.
Baca Juga : 34 Persen Kuota Caleg PKS Jatim Diisi Kalangan Milenial, Irwan: Mereka Subyek Bukan Obyek
Menurut Pemimpin Cabang Malang Bank Jatim Deddi Adjie Wijaya, hal tersebut salah satunya diwujudkan dengan deviden atau bagi hasil yang diberikan ke Pemkot Malang atas penyertaan sahamnya.
"Kami kembalikan dalam bentuk deviden, dari Rp 27 Miliar penyertaan saham yang ditanamkan di Bank Jatim, kami dalam satu tahun 2022 ini memberikan kontribusi Rp 5,7 Miliar atau setara dengan 21%," ujar Adjie.
Menurutnya, secara tidak langsung hal tersebut juga sebagai kontribusi Bank Jatim dalam perolehan pendapatan asli daerah (PAD) Kota Malang. Yang tentunya juga berpengaruh pada pembiayaan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Kota Malang.
Dirinya meyakini, dari segi bisnis tentu hal itu cukup dapat dibanggakan. Sebab jika dibandingkan dengan BUMD yang lain, sejauh pemahamannya masih belum ada yang bisa memberikan margin keuntungan dengan angka tersebut.
"Artinya dengan penyertaan saham Rp 27 Miliar, kita kembalikan dalam deviden sebesar 21 persen, berarti dalam 5 tahun itu sudah kembali. Nah sekarang mana ada BUMD seperti itu, paling tinggi mungkin biasanya 10 persen. Atau bahkan malah ada BUMD yang memberi beban saja," jelas Adjie.
Untuk itu, kolaborasi yang sudah terbangun dengan sangat baik tersebut, ia upayakan untuk terus dikuatkan. Dalam hal ini, pihaknya berusaha untuk membangun hubungan lebih dari sekadar kemitraan, seperti selayaknya perbankan dengan nasabah saja.
"Bank Jatim bukan hanya mitra tapi keluarga, kenapa keluarga karena kami diberikan amanah untuk mengelola keuangan daerah. Dan hasil dari pengeluaran keuangan daerah ini berupa pendapatan dan laba," terang Adjie.
Bukan hanya sekadar kalimat saja, hal itu berusaha ia wujudkan dengan memetakan beberapa hal yang menjadi kebutuhan mitranya. Baik secara kelembagaan, atau secara personal bagi seluruh aparatur sipil negara (ASN) Pemkot Malang.
"Yang namanya keluarga, kita harus bisa memberikan apa yang dibutuhkan. Salah satunya dengan memberikan support pada kegiatan instansi. Kami juga petakan apa yang menjadi kebutuhan para ASN. Termasuk di dalamnya dengan CSR (Corporate Social Responsibility)," jelas dia.
Hal itu pun mendapat sambutan baik dari Wali Kota Malang, Sutiaji. Menurutnya, dalam membangun sebuah kolaborasi, tentu setidaknya dilakukan oleh dua belah pihak. Dan dalam hal ini yakni antara Bank Jatim sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan Pemkot Malang sebagai salah satu mitranya.
"Yang namanya kerjasama harus ada dua belah pihak yang saling memberikan support dengan satu visi yang sama. Kalau kerjasama, mesti diharapkan ada satu visi yang sama visi yang sama adalah dalam rangka ini membangun daerah," ujar Sutiaji.
Untuk itu, dirinya berharap kolaborasi yang sudah terbangun dengan baik ini dapat terus dilanjutkan. Sebab menurutnya, hal tersebut juga saling memiliki keterkaitan. Baik bagi Pemkot Malang dalam hal pembangunan daerah maupun bagi Bank Jatim dalam pengembangannya sebagai BUMD Provinsi Jawa Timur.
"Kenapa karena kita sudah mulai kompetisi, terlebih Bank Jatim juga sudah go publik pemilik sahamnya bukan pemerintah saja namun seluruh masyarakat. Memang pemilik saham utama adalah Pemda, provinsi Jawa Timur tapi ketika sudah go publik, yang melihat dan yang memelototi adalah semua pihak," pungkas Sutiaji.