JATIMTIMES - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang berencana menyediakan transportasi khusus untuk sekolah. Hal itu menyusul adanya empat sekolah di Kabupaten Malang yang bakal dimerger atau digabung.
Gagasan tersebut disampaikan langsung oleh Bupati Malang, HM. Sanusi. Menurut dia, saat adanya wacana untuk menggabungkan beberapa sekolah, sempat terjadi penolakan dari beberapa pihak.
Baca Juga : Siap-Siap War Tiket Coldplay, Begini Cara Belinya
Padahal, sekolah yang akan dimerger tersebut memang memenuhi beberapa pertimbangan. Di antaranya minimnya jumlah siswa di sekolah tersebut.
"Cuma sebagian masih ada yang kurang memahami, sehingga mau bertahan dengan kondisi murid yang sangat minim," ucap bupati Malang.
Sanusi menambahkan, beberapa penolakan yang sempat disampaikan oleh beberapa pihak tersebut di antaranya adalah berkaitan dengan jarak. "Dengan alasan kelas kecil, alasan transportasinya jauh," imbuhnya.
Atas dasar itulah, bupati Malang berencana menyediakan transportasi sekolah. Namun pihaknya belum bisa menjelaskan secara gamblang terkait wacana tersebut. Sebab, pemkab masih harus membahasnya bersama beberapa pihak tertentu. Termasuk membahasnya dengan jajaran organisasi perangkat faerah (OPD) terkait.
"Nanti kalau urusan itu kami pikir bersama," ungkap pejabat publik nomor satu di jajaran Pemkab Malang tersebut.
Baca Juga : Kronologi Siswi SMP Jadi Korban Sayatan oleh Anak Disabilitas di Halte CSW Jaksel
Meski mengaku bakal duduk bersama untuk mencari solusi, khususnya terkait jarak, Sanusi menyebut sudah punya gambaran untuk menyelesaikan permasalahan itu. Yakni dengan menyediakan transportasi sekolah. "Kalau jauh, nanti ada mobil sekolah yang untuk membantu mereka itu," tukasnya.
Sebagaimana yang telah diberitakan, dalam pernyataannya Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Malang Suwadji menyebut jumlah sekolah dasar negeri (SDN) di Kabupaten Malang ada sebanyak 1.065. Nantinya jumlah tersebut akan berkurang empat sekolah menjadi 1.061 lantaran dimerger.
Empat sekolah yang bakal dimerger tersebut meliputi SDN 2 Jeru, Kecamatan Turen, dengan jumlah siswa yang hanya 17; SDN 5 Wonokerto, Kecamatan Bantur, yang siswanya tinggal 16; SDN Gading Kulon, Kecamatan Dau siswanya tinggal 15; dan SDN 5 Tumpakrejo, Kecamatan Gedangan yang siswanya tinggal 24.