JATIMTIMES - Kasus penganiayaan yang dilakukan Aditya Hasibuan (AH), anak perwira menengah Polri AKBP Achiruddin Hasibuan masih menjadi sorotan publik. Aditya yang kini telah menjadi tersangka dugaan penganiayaan Ken Admiral, kasusnya telah ditangani oleh Polda Sumut.
Buntut dari kasus penganiayaan itu, Achiruddin telah dicopot dari jabatannya sebagai Kabag Bin Ops Direktorat Narkoba Polda Sumut. Tak hanya itu, Achiruddin juga diisolasi di penempatan khusus (patsus).
Baca Juga : Polres Sampang Lepas 2 Bus Mudik Gratis Surabaya-Jakarta
Selain itu, Achiruddin juga diduga melakukan pencucian uang, sehingga dua rekeningnya milik Aditya dan Achiruddin diblokir oleh PPATK. Paling anyar, juga ditemukan gudang solar yang disebut milik Achiruddin.
Terkait kasus penganiayaan yang dilakukan Aditya kepada Ken Admiral, putra sulung Achiruddin, Arya Hasibuan angkat bicara. Dia mengklaim kasus itu bukan penganiayaan namun perkelahian satu lawan satu.
"Saya tegaskan ini bukan penganiayaan, ini adalah satu lawan satu yang diawali Ken cemburu kepada adik saya. Dia ngincar ngincar adik saya untuk ketemu sampai akhirnya lepaslah di rumah saya ini. Mereka memang ingin menyelesaikan secara jantan," kata Arya Hasibuan, dikutip unggahan video akun Instagram @kamerapengawas.id, Jumat (28/4/2023).
Dalam video tersebut, Arya menjelaskan jika awalnya adiknya Aditya dan Ken Admiral hanya ingin menyelesaikan masalah yang terjadi antara mereka secara jantan. Lantas Ken Admiral mendatangi rumah mereka. Dia juga membantah bahwa ayahnya Achiruddin membiarkan perkelahian itu terjadi.
"Ayah saya bukan dengan sengaja membiarkan perkelahian itu terjadi. Tapi mengantisipasi terjadinya hal-hal tidak diinginkan ke depannya, misalnya tawuran. Adit bawa teman, Ken bawa teman, bawa sajam. Jadi orang tua saya enggak mau itu terjadi. Jadi Adit merasa enggak pas sama Ken, Ken gak pas sama Adit, jadi mereka saja yang menyelesaikan masalah itu secara jantan lah. Jadi ayah saya gak ingin ada kejadian ke depannya lagi, jadi stop sampai di sini," ungkap Arya.
Usai perkelahian di depan rumah Achiruddin, Arya mengklaim Aditya dan Ken Admiral sepakat untuk berdamai. Bahkan disebutkan Arya, jika Ken diberi amplop berisi uang untuk biaya pengobatan Ken Admiral.
"Jadi si Ken itu ngomong, om sebaiknya masalah ini diselesaikan secara kekeluargaan saja. Jadi ayah saya saat itu sudah damai, sudah dikasih makan, sudah mau pulang dikasih lagi sama ayah saya amplop untuk biaya pengobatan. Bukan angkanya sih, tapi lebih kita anggap dia sebagai teman dia luka terus kita obati. Terus ayah saya bilang kalau ada yang perlu bilang aja biar kita bantu. Sampai kita antar mereka pulang," klaim Arya.
Dalam video itu, Arya mengaku menyesalkan atas sikap Ken Admiral yang melaporkan adiknya ke polisi, padahal keduanya sudah sepakat berdamai.
"Enggak taunya setelah dua hari, adik saya dapat telepon dari penyidik Polrestabes untuk diperiksa. Ternyata si Ken bikin laporan penganiayaan. Saya sangat menyayangkan itu. Ini masalah bukan masalah besar tapi yang terjadi malah ke mana-mana," ujar Arya.
Dia juga mengaku kecewa dengan tersebarnya potongan video saat penganiayaan. Menurutnya potongan video itu telah merugikan keluarganya.
"Mereka memang ingin selesaikan secara jantan. Saya menyayangkan ada tersebar potongan video adik saya berantem sama si Ken posisinya adik saya di atas. Asumsi orang adik saya menganiaya, padahal adik saya dan Ken itu berantem satu lawan satu. Selama ini informasi cuma satu sumber saja, saya bukan ngasih pembelaan tapi saya hanya ingin beritanya lurus nggak ke mana-mana," tandas Arya.
Pengakuan Arya itu pun menyita perhatian warganet. Banyak dari warganet yang tak mempercayai pernyataan dari Arya tersebut.
"Membiarkan tindak kejahatan di depan mata jelas salah. Ribut 1 lawan 1 di depan bapak lu yg kombes itu dan di depan rumah lu. Gua rasa atlet tinju jg mikir 2 kali bro," @angga.ri***.
"Lha kalo emang temen nongkrong knp? Kalo udah menganiaya dan diancam. apalagi keluarga aparat hukum gak mengenal ini temen nongkrong, temen sejati, temen SMP, temen SMA," @ozal_vi***.
"Terserah mau ngomong apa, netizen emang percaya sama ba*** luuu ???," @agung_nugroho****.
"Kalau urusan seperti ini netizen ahlinya pasti byk yg silaturahmi ke medsos nya.....no viral no justice," @yakuzab***.
Sebelumnya, aksi penganiayaan yang dilakukan oleh AH, anak perwira menengah di wilayah hukum Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) viral di media sosial Twitter.
Seperti diunggah oleh akun @mazzini_gsp yang memperlihatkan video penganiayaan AH kepada Ken. Tampak AH duduk di atas tubuh Ken dan kepala Ken dibentur-benturkan ke pelataran rumah AH. Terlihat juga AH meludahi wajah Ken yang sudah berlumuran darah dan tak berdaya.
Melansir keterangan yang tertulis pada foto berita acara pemeriksaan yang diunggah akun @mazzini, diketahui penganiayaan ini terjadi pada 22 Desember 2022.
Kejadian penganiayaan itu berawal saat kaca spion Ken Admiral dirusak oleh tersangka AH. Lantas Ken Admiral mendatangi rumah AH yang berlokasi di Jalan Karya Dalam, Kecamatan Medan Helvetia. Ken tak sendiri, ia mengajak serta lima temannya, yakni Rio, Fajar, Rizki, Yazid, Tesar. Tujuan kedatangan Ken ke rumah AH untuk meminta ganti rugi. Setibanya di tujuan, yang keluar adalah abang kandung pelaku. AH lalu disusul oleh AKBP Achiruddin Hasibuan, tak lain ayah kandung dari pelaku perusakan kaca spion.
Achiruddin Hasibuan menanyakan maksud kedatangan, dan dijawab Rio untuk meminta ganti rugi kaca spion mobil Ken yang rusak. Sempat juga ditanyakan kenapa datang malam-malam begitu. Rio pun menjawab lagi, kalau masalah perusakan kaca spion lebih baik diselesaikan secepat mungkin, daripada berlarut-larut.
Diduga Achiruddin Hasibuan tak terima, hingga menyuruh seorang pria memakai kaus putih untuk mengambilkan senjata laras panjang. Saat si pria berbaju kaus putih keluar membawa senjata, bersamaan juga dengan tersangka AH keluar dari dalam rumah dan langsung menerjang Ken.
Sang ayah, Achiruddin Hasibuan meminta kawan-kawan Ken dan yang lain untuk tidak melerai. Ken diterjang hingga terjatuh, tubuh Ken dinaiki oleh AH dan dihajar habis-habisan.
Menurut pengakuan Ken, Ia sudah memohon ampun, namun tak digubris. Kepalanya dibenturkan ke lantai pelataran rumah hingga berlumuran darah. Pelaku tampak sangat emosional dengan membenturkan kepala korban berulangkali, menendang dengan kaki hingga menginjak. Bahkan juga terdengar AH mengumpat kepada Ken.