JATIMTIMES - Setiap individu, pasti menginginkan sosok pendamping yang sesuai dengan kriteria yang mereka inginkan. Baik itu fisik, garis keturunan dan lain sebagainya.
Apalagi seorang laki-laki, biasanya memiliki kriteria yang cukup tinggi, apalagi untuk urusan agama.
Baca Juga : Penting, 7 Hal Berikut Dilarang untuk Dilakukan Saat Hari Raya Idulfitri
Jika kamu penganut agama Islam, hendaknya kamu mencari pasangan yang sesuai dengan ajaran Islam.
Untuk itu, dikutip dari berbagai sumber, berikut ini ada 7 wanita yang baik dijadikan sebagai pendamping hidup :
Taat Beragama (Sholehah)
Dalam hadits tersebut dapat disimpulkan, dasar agama menjadi hal yang utama, dibandingkan dengan hal lainnya.
Maksud dari wanita sholehah dalam hadits tersebut, ialah wanita yang taat kepada Agamanya.
Taat kepada Allah dan Rasul-Nya, menjalankan perintah-Nya, serta menjauhi larangan-Nya.
Berasal dari Keluarga yang Baik
Pada hadits diatas tadi, Rasulullah SAW menyebutkan 'karena keturunannya'.
Hal tersebut menjelaskan, wanita yang layak dijadikan istri, ialah yang berasal dari keturunan atau keluarga yang baik.
Namun, bukan hanya dilihat dari keturunan, lingkungan pergaulannya pun perlu diperhatikan.
Sebab, selain keluarga, lingkungan juga dapat membentuk perilaku seseorang.
Cantik
Selain sholehah dan berasal dari keluarga yang baik, cantik juga menjadi patokan seorang wanita untuk dijadikan sebagai istri.
Dalam hadits diatas pun mengatakan 'karna kecantikannya'.
Kriteria tersebut dapat diterima dengan logis, karena setiap pria pasti menginginkan istri yang cantik, sehingga menyenangkan saat dipandang.
Selain itu, hal tersebut menjadi salah satu alasan agar pria tidak berpaling pada wanita lain.
Namun cantik itu relatif, serta setiap pria memiliki panilaian yang berbeda mengenai hal tersebut.
Amanah
Baca Juga : Tak Hanya Spot Foto Kekinian, Wisatawan Juga Bisa Bermain Selancar Pasir di Gumuk Parangkusumo
Amanah yaitu tanggung jawab memenuhi kepercayaan orang kepadanya. Apa saja yang dipercayakan orang kepadanya dijaga dan ditunaikan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tuntutan pemberi kepercayaan.
Seorang istri harus memiliki sifat amanah karena ia diberi kepercayaan oleh suaminya mengenai segala macam urusan diri dan keluarganya, bahkan seluruh rahasia suaminya. Suami bukan hanya mempercayakan harta kekayaan kepadanya, melainkan juga mempercayakan kehormatan dan keamanan anak-anaknya.
Hal ini menuntut adanya sifat amanah istri sehingga ia tidak akan melakukan kecurangan ketika suami tidak ada, atau menipu suaminya sehingga menjerumuskannya ke dalam malapetaka. Misalnya, karena kekurangan uang belanja ia menyebarkan hal tersebut kepada orang lain, atau menyampaikan aib suami kepada orang lain sekalipun tidak bermaksud jahat.
Sepadan dalam beragama
Islam menganjurkan memilih istri yang kufu’ dalam beragama agar kelak tercipta suasana sakinah dan mawaddah dalam hidup berumah tangga. Bila antara suami istri terdapat perbedaan-perbedaan mencolok dalam bidang akhlak dan ibadah, apalagi istri jauh lebih rendah daripada suami, hal ini semacam ini akan menghambat upaya menciptakan rumah tangga yang dipenuhi kemesraan, kebahagiaan, dan penuh tanggung jawab kepada Allah.
Kata kufu’ artinya sepadan atau setara. Dalam pengertian adat-istiadat, kufu’ ialah kedudukan setara antara calon suami dengan calon istri, baik dalam urusan agama, keturunan, nasab, maupun kedudukan sosial dan ekonomi. Bila calon pasangan dalam hal-hal tersebut setara, maka mereka disebut kufu’.
Kufu’ dalam beragama ini ialah kualitas akhlak dan ketaatan beragama calon pasangan benar-benar setara. Apabila suami lebih baik, sedang istri kurang, keduanya dikatakan kurang kufu’. Sebaliknya, jika istri lebih baik, ia dikatakan tidak kufu’ sebab suami dituntut memiliki kualitas lebih baik atau setidak-tidaknya setara.
Pandai menjaga silaturahmi
Perempuan yang baik untuk dijadikan istri adalah perempuan yang suka menjalin ikatan silahturahmi dengan keluarga dan kerabat.
Peranan seorang istri sangat besar dalam mempererat hubungan suaminya dengan keluarga dan kerabatnya. Bila seorang istri suka menjaga dan memelihara hubungan dengan kerabat-kerabatnya, baik dari pihaknya sendiri maupun dari puhak suaminya, jaringan hubungan kekeluargaan akan menjadi luas, sehingga memudahkan mereka untuk saling menerima dan memberi bantuan.
Cerdas dan berperangai baik
Kecerdasan akal merupakan tuntutan dalam kehidupan rumah tangga, karena rumah tangga yang baik tidak dihasilkan dari orang yang bodoh, dalam artian tidak dapat mengatur rumah tangganya sendiri. Begitupun dengan kebaikan akhlak dan perangainya, supaya anak-anaknya dapat meneladani orang tuanya.
Hal ini karena istri yang cerdas juga akan berpengaruh pada kecerdasan anak yang nantinya lahir. Sebagaimana yang kita tahu bahwa anak-anak nantinya sebagian besar waktunya akan dididik oleh istri, apalagi ketika belum waktunya mengenyam pendidikan. Sesuai dengan pepatah yang menyebutkan bahwa istri (Ibu) adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya.