JATIMTIMES - Jika dulunya perang sarung dikenal sebagai permainan yang menyenangkan, kini maknanya bergeser menjadi tawuran yang bisa mengakibatkan hilangnya nyawa.
Belakangan ini, sejak masuk Ramadhan, viral di berbagai media sosial aksi perang sarung yang diamankan oleh pihak kepolisian. Bahkan polisi pun membuat patroli khusus untuk menangani remaja tawuran modal sarung plus.
Baca Juga : Kenyang Habis Sahur, Puluhan Pemuda di Blitar Diamankan Polisi Akibat Aksi Perang Sarung
Melansir dari berbagai sumber, zaman dahulu, nama perang sarung dikaitkan dengan permainan dua kelompok saling berhadapan dan saling menyabetkan sarung. Jika mengenai musuh maka akan diteriakkan, "kena, kena".
Satu regu biasanya diisi oleh beberapa orang. Cara menghitungnya, jika sabetan kena musuh maka poin bertambah satu, jika tidak kena maka poin tak bertambah, hingga seterusnya.
Namun, konteks perang sarung kini sangatlah menyeramkan. Di balik sarung terdapat batu sampai senjata tajam yang dimodifikasi sedemikian rupa hingga bisa melukai pihak lawan.
Mirisnya, kegiatan ini marak dilakukan di momen bulan puasa, bahkan tantangan disiarkan secara daring atau online.
Selain itu, konteks perang sarung saat ini bukan lagi untuk bermain, mengisi waktu luang dan bersenang-senang. Namun lebih bertujuan untuk melukai hingga melumpuhkan lawan.
Baca Juga : Komite Komunikasi Digital Penangkal Hoaks Bentukan Diskominfo Tinggal Tunggu SK Bupati Malang
Paling baru, sebanyak 26 remaja diamankan oleh Polsek Srengat, Blitar karena diduga hendak perang sarung menjelang sahur. Mereka diamankan sekitar pukul 03.30 WIB.
Sejumlah barang bukti pun telah diamankan dari 26 remaja di Blitar tersebut. Di antaranya sejumlah sarung yang telah digulung. Ada pula sebagian lipatan sarung diisi dengan laher (Bearing motor/klaker).
Sebelumnya di berbagai daerah juga marak terjadi perang sarung. Bahkan, di Surabaya, perang sarung pecah yang terjadi di Jalan Raya Unesa dan Dharmawangsa, Surabaya hingga menelan korban. Satu remaja dilaporkan mengalami luka yang cukup serius akibat perang sarung pada Sabtu (25/3/2023).