JATIMTIMES - Jasa pembaca doa saat nyekar atau ziarah ke makam sudah menjadi hal yang lazim di ibu kota. Salah satunya di kawasan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta Pusat.
Para jasa pembaca doa ini membantu pengunjung untuk membacakan lantunan ayat suci Al-Qur'an, termasuk surat Yasin. Jadi peziarah akan meminta nama keluarga di makam tersebut untuk dibacakan doa.
Baca Juga : Demo Mahasiswa di Rumdin Bupati Jombang Ricuh, Massa Paksa Masuk Pendopo
Menjelang Ramadhan, jasa ini pun omzetnya naik tiga kali lipat dibanding hari biasa.
“Biasanya seminggu menjelang hari H Ramadan dan Lebaran di sini itu sudah ramai,” kata Maksum, salah satu pembuka jasa doa makam, melansir YouTube Fokus Indosiar, Selasa (21/3).
Dia menyebut, sehari bisa melayani beberapa makam, bergantung ramai tidaknya peziarah di hari itu. Untuk melakoni profesinya itu, Maksum sudah ready di sekitaran makam mulai pagi hingga sore hari.
Maksum juga menyebut jika tahun ini jasanya lebih banyak dipakai oleh peziarah. Itu terjadi lantaran covid sudah terkendali, sehingga peziarah yang datang pun semakin banyak. Alhasil keuntungan bisa naik tiga kali lipat dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Meski begitu, Maksum mengatakan bahwa dirinya tidak mematok harga khusus dalam menjalankan profesinya. Peziarah pun biasanya memberi seikhlasnya kepada jasa pembaca doa ini.
“Kalau soal ziarah di sini saya tidak ada tarif, ya seikhlasnya saja,” terangnya.
Dalam satu hari biasanya Maksum dapat membawa pulang uang sekitar Rp 100 ribu. Namun jika jelang Idul Fitri, keuntungannya bisa naik 3 kali lipat, di angka Rp 300 ribuan.
Baca Juga : Gelar Kirab Ogoh-Ogoh di Solo, Netizen Ini Sentil Gibran
Menurut Maksum, dirinya memang tak mematok harga. Pasalnya membaca doa di makam itu sejatinya adalah ibadah. Oleh karenanya, Ia menerima seikhlasnya pemberian dari peziarah.
“Ini memang tidak patok tarif khusus, kalau doa-doa dipatok saya malu (karena ini ibadah),” imbuhnya.
Penghasilan paling banyak yang pernah didapat Maksum sehari Rp 700 ribu. Namun tak menentu juga karena bergantung ramai tidaknya peziarah. Menurut Dia, tiga tahun terakhir ini, pendapatannya agak sepi hanya Rp 30 ribu sehari.
Sehari-hari, Maksum menjalani profesinya dengan mengenakan pakaian muslim lengkap seperti sarung, baju muslim, sorban hingga peci. Dalam video ini juga tampak para penyedia jasa ini mengenakan payung di siang hari. Meski begitu Ia menyebut banyak peziarah yang terbantu dengan adanya jasa pembaca doa tersebut.
Bukan hanya Maksum, ada juga beberapa orang lain yang berprofesi sama yakni jasa pembaca doa. Mereka banyak bersiap diri di sekitaran TPU.