JATIMTIMES - Profesor Bidang Mitigasi Bencana Universitas Brawijaya Malang Prof Sukir Maryanto memaparkan pentingnya pendidikan karakter kebencanaan bagi anak usia dini. Hal ini untuk meningkatkan kesadaran mulai dari kecil agar sadar bencana.
Dijelaskannya, pendidikan karakter kebencanaan diadopsinya dari program di Jepang yaitu town dan school watching. Program ini digunakan dalam meningkatkan kesadaran anak didik mulai dari kecil agar sadar bencana. Ketika sadar bencana dimulai dari pendidikan TK dan SD, hal tersebut akan menjadi budaya.
Baca Juga : Hari Ini Pemerintah Tetapkan HET Beras
"Jadi di Jepang sadar bencana sudah jadi budaya anak TK sehingga ketika ada bencana mereka sudah paham apa yang akan mereka lakukan. Ini tidak terlepas dari pendidikan di Jepang yang fokus pada karakter," kata Prof Sukir.
Lebih lanjut ia menjelaskan, bahwa dengan penanaman pendidikan karakter kebencanaan, maka akan ada multifungsi dari sekolah yaitu sebagai pendidikan karakter dan sebagai shelter ketika terjadi bencana.
"Ketika mereka mengalami bencana, tempat-tempat penampungan bagi pengungsi adalah di sekolah-sekolah," jelasnya.
Dalam kesadaran kebencanaan yang dimodifikasi dalam bentuk school dan town watching. Artinya, ada kesadaran dari dalam diri masyarakat terkait kebencanaan. Meski begitu, pengetahuan tentang mitigasi bencana juga harus menjadi program pemerintah.
Baca Juga : Bakul Buah Asal Blitar Meninggal Setelah Petok Tewel di Tulungagung, Bawa Identitas Kartu NU
Dikatakannya juga, ketika awal kebijakan zonasi, maka harusnya sudah diterapkan kurikulum kebencanaan pada siswa-siswi sekolah. School watching lingkupnya berada di sekolah. Sedang town watching berada pada lingkup kota atau desa mereka sendiri. Artinya, masyarakat sendirilah yang dapat mengamati potensi bahaya di sekitarnya.
"Kita yang ahli bencana pada saat terjadi bencana tidak berada di tempat tersebut. Oleh karena itu, masyarakatlah yang paham, masyarakat yang bisa, masyarakat yang tahu karakternya yang bisa mengevakuasi dirinya sendiri ketika ada bencana karena mereka yang menghadapinya sendiri," pungkasnya.