JATIMTIMES - Putra sulung Jokowi yakni Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka, mengungkap sosok role model atau idola di hidupnya.
Rupanya, selama ini Gibran tidak menjadikan ayahnya sebagai role model hidupnya, ia malah memilih sosok orang lain untuk ia jadikan sebagai role model.
Baca Juga : Dinas Kominfo Selenggarakan Forum Data, Dorong Pembangunan Kabupaten Blitar Melesat
"Saya punya role model yang lain. Kalau dulu zamannya bapak saya kan, Pak Rektor ingatlah, Bapak dulu caranya makan malam dulu, kalau saya nggak. Tanpa makan malam. Kalau di saya nggak pakai makan malam, tanpa kompromi, beda, approach-nya beda," kata Gibran saat menjadi pembicara di #DemiIndonesia Goes to Campus Universitas Sebelas Maret, di Auditorium UNS, Rabu (15/3/2023).
"Siapa role model Mas Gibran?" tanya moderator.
"Misalnya Pak yang tadi yang disebutkan tadi, misalnya Pak Luhut, itu idola," jawab Gibran.
Selanjutnya, Gibran membeberkan alasannya mengidolakan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.
Gibran menilai jika Luhut merupakan sosok yang multitalenta, ia mengatakan jika Luhut bisa menyelesaikan segala tugas yang diberikan.
"Karena Pak Luhut kalau dikasih tugas ya, image-nya kan kalau Pak Luhut kan menteri segala urusan. Tapi semua urusan selesai di beliau. Itu Pak Luhut," tuturnya.
Baca Juga : Luhut Bisikkan "Makanan Prajurit TNI Masih Impor" ke Jokowi
Tak hanya Luhut, kakak dari Kaesang Pangarep itu juga mengidolakan Menteri BUMN Erick Thohir.
Gibran menuturkan saat ini bahkan Erick Thohir, yang juga menjabat Ketua Umum PSSI, tengah berjuang agar Indonesia bisa menjadi tuan rumah Piala Dunia.
"Pak Erick Thohir. Beliau kemarin ke Solo untuk ngecek venue Piala Dunia. Kita jadi tempat finalnya. Makanya jangan aneh-aneh dulu. Tolong kalau ada event-event internasional jangan aneh-aneh. Kemarin kan kita Para Games berhasil juara 1, besok kalau bisa anu. Intinya kita ingin jadi tuan rumah yang baik karena sekarang Ketua Umum PSSI sedang memperjuangkan Indonesia di Rwanda. Siapa tahu nanti besok kan Piala Dunia U-20, besok Piala Dunia yang beneran di Solo juga," papar Gibran.
"Karena infrastrukturnya kita paling siap. Stadion paling siap. Hotel siap, tempat latihan siap, airport siap dan semuanya siap dan kemarin Para Games itu approach-nya lebih susah daripada olahraga yang lain. Para Games itu susahnya setengah mati dan kita berhasil menjadi tuan rumah yang baik," imbuh dia.