JATIMTIMES - Desa Pojok, Kecamatan Dampit yang masuk di enam besar Lomba Desa Kabupaten Malang 2023 mendapatkan penilaian visitasi dari tim juri. Di situ, mereka memaparkan segala jenis inovasi dan potensi yang dikelola Desa Pojok.
Sejumlah inovasi dipaparkan oleh Desa Pojok, mulai dari penanganan sampah, produksi kopi, produksi benih pisang, produksi batik yang bermotif kopi dan daun hingga peternakan ayam.
Baca Juga : Dapat Penghargaan UHC Award 2023, Warga Sidoarjo Tercover BPJS Kesehatan Hampir 100 Persen
Kepala Desa (Kades) Pojok, Sunarko mengatakan bahwa desa yang dipimpinnya memiliki banyak potensi. Dan saat ini, beberapa potensi tersebut telah dikelola oleh BUMDes.
“Beberapa potensi desa sudah dikelola dan alhamdulillah berjalan hingga saat ini. Seperti kopi, batik, ayam, toko, air hingga penanganan sampah,” ungkap Sunarko.
Khususnya penanganan sampah, Sunarko menyebut Desa Pojok memiliki inovasi yang diberi nama LipstikS (Limbah plastik jadi stik). Inovasi tersebut sesuai dengan perintah turunan dari Bupati Malang HM Sanusi dan ditindaklanjuti secara serius oleh Camat Dampit Abai Saleh.
“Inovasi LipstikS ini salah satu yang kami tonjolkan. Selain ada beberapa inovasi lain yang juga berbarengan kami kelola,” ungkap Sunarko.
Sementara itu Camat Dampit, Abai Saleh mengaku bahwa penanganan sampah di Kabupaten Malang sebenarnya telah mendapatkan atensi dari Bupati Malang. Namun ia melihat kecamatan lain tidak melihat hal tersebut sebagai sesuatu yang bernilai.
“Sebenarnya penanganan sampah itu sudah jadi atensi pak Bupati, tapi kecamatan lain sepertinya tidak respons,” ungkap Abai Saleh.
Baca Juga : Turnamen Basket Kolaborasi BNN- PERBASI Kota Malang, Cegah Penyalahgunaan Narkoba dengan Prestasi
Secara umum, Abai mengaku Desa Pojok menjadi desa nomor satu dalam hal ketertiban administrasi ataupun inovasinya. Sehingga, alasan memilih Desa Pojok untuk mewakili di Lomba Desa Kabupaten Malang 2023 bukan tanpa alasan.
“Kalau di Kecamatan Dampit itu pertama ada Desa Pojok, kedua Desa Sukodono dan ketiga Desa Srimulyo. Maka dari itu, kami pilih Desa Pojok karena ada beberapa hal yang lebih menonjol,” tutur Abai Saleh.
Sementara itu, hingga berita ini ditulis seluruh juri yang terlibat masih melakukan serangkaian penilaian visitasi di Desa Pojok. Dalam tahap awal penilaian, Kepala Desa dan Ketua PKK Pojok menyampaikan pemaparannya dengan durasi masing-masing 15 menit.
Setelahnya, proses penilaian berlanjut dengan visitasi atau peninjauan lapangan. Dalam visitasi tersebut terbagi menjadi dua kategori. Yakni penilaian administrasi yang berkaitan dengan pemerintahan, kemasyarakatan, hingga kewilayahan. Sedangkan kategori kedua adalah peninjauan visitasi terkait inovasi dan potensi yang ada di Desa Pojok.
