JATIMTIMES - Kasus penipuan robot trading Auto Trade Gold (ATG) di Kota Malang masih terus berlanjut. Dalam kasus tersebut saat ini sudah ada dua tersangka, yakni sang owner Wahyu Kenzo dan salah seorang foundernya RE.
Kasus itu pun masih menjadi sorotan. Pasalnya, dalam kasus tersebut setidaknya ada sekitar 25 ribu korban dengan total kerugian kurang lebih mencapai Rp 9 Triliun.
Baca Juga : Sederet Fakta Rektor Udayana Bali Jadi Tersangka Dugaan Korupsi SPI
Menanggapi hal tersebut, Dewan Pimpinan Daerah Lumbung Informasi Rakyat (DPD LIRA) Malang Raya, mendorong agar ada penambahan tersangka.
Ketua DPD LIRA Malang Raya, M. Zuhdy Achmadi mengatakan ada dua orang dekat Wahyu Kenzo yang seharusnya turut diperiksa. Kedua orang tersebut termasuk founder ATG di Kota Malang.
"Jadi berdasarkan temuan hasil investigasi kami, ada orang lagi yang harus ditangkap,” ujar pria yang akrab disapa Didik ini Selasa (14/3/2023).
Didik mengatakan, berdasarkan hasil investigasi LIRA, ketiga orang tersebut berperan turut menjalankan robot trading ATG di Jawa Timur. Khususnya di Kota Malang.
“Sebenarnya ada tiga. Satunya kan sudah ditangkap itu yang inisialnya RE,” imbuh Didik.
Didik mengatakan, dua orang ini juga berpengaruh dalam menjaring member. Bahkan menurutnya, posisinya terbilang ada di paling atas dalam bisnis robot trading ini.
“Sebenarnya banyak. Di setiap daerah mungkin ada. Kayak di Jakarta bahkan luar negeri tapi kami fokusnya yang Malang,” terang Didik.
Baca Juga : Polisi Tangkap 5 Tersangka Jual Beli Orang dan 48 PSK di Tretes
Founder ini nantinya memiliki bawahan yang disebut sebagai leader. Leader ini yang secara langsung berhubungan dengan para member trading milik Wahyu Kenzo.
Kemudian, para founder ini mendapat keuntungan dari setiap aktifitas trading yang dijalankan melalui robot ATG. Keuntungannya 2 dollar dari setiap member.
“Trading itu satu member pasti dapat keuntungan 2 dolar masuk ke kantong para founder. Per hari kan pasti ada trading. Nah bayangkan satu hari ada ribuan atau puluhan ribu trading, itu tingggal dikalikan saja keuntungannya berapa,” terangnya.
Temuan itu pun rencananya juga akan disampaikan kepada pihak Polresta Malang Kota. Hal itu mengingat bahwa kasus ini memang perlu mendapat perhatian serius.
“Saya apresiasi Kapolresta Malang Kota Pak Buher. Karena ini bukan sembarangan dan perlu keberanian. Dan Pak Buher melakukan itu,” pungkas Didik.
