JATIMTIMES - Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tulungagung, telah dilaksanakan, Senin (13/3/2023).
Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo, mengatakan dalam Musrenbang RKPD ini sebagai momentum untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kota marmer.
Baca Juga : Bebas dari Bank Titil Antarkan Sengguruh Masuk Penilaian Visitasi Lomba Desa
"Namanya musyawarah, kita harapkan hasilnya dapat dirasakan oleh masyarakat di Kabupaten Tulungagung," kata Maryoto.
Curah hujan yang berakibat pada rusaknya seluruh infrastruktur di Kabupaten Tulungagung, menurut Maryoto sangat penting diperhatikan.
"Mari kita bahas itu, kita dalam rangka optimalisasi public service dalam rangka pelayanan masyarakat," ujarnya.
Ia berharap, usulan yang baik harus menjadi pembahasan antara eksekutif dan legislatif. Maka dalam Musrenbang kali ini juga menghadirkan berbagai elemen termasuk ormas, LSM dan akademisi agar prioritas pembangunan akan tepat sasaran.
"Bantuan yang diberikan dari pemerintah terbatas, untuk itu penting untuk memilih pembahasan lima prioritas yang telah ditentukan oleh pemerintah," tuturnya.
Lima prioritas ini dijelaskan Maryoto, peningkatan sumber daya manusia (SDM), pembangunan infrastruktur, investasi (regulasi), birokrasi dan transformasi ekonomi.
"Perizinan harus kita permudah, makanya kita juga mengundang dari perbankan agar dipermudah terhadap bantuan modal," imbuhnya.
Bupati Tulungagung ini juga menegaskan agar memaksimalkan potensi daerah sekaligus menjaga stabilitas.
Keprihatinan yang beberapa kali disampaikan Maryoto, terkait infrastruktur yang mengalami kerusakan di berbagai wilayah. Kerusakan yang disinggung terjadi di Tulungagung bagian selatan mulai Rejotangan hingga wilayah Kecamatan Besuki.
"Hal ini karena curah hujan yang tinggi, sementara di bagian atas ditanami jagung, tapi tanaman penguat tidak ada," ungkapnya.
Baca Juga : Akhirnya Evi Lestari Dilantik sebagai Ketua DPC HKTI.Jember
Ia mengajak seluruh komponen masyarakat untuk sama-sama menyadarkan yang lain agar tidak terjadi bencana yang lebih parah lagi.
Ia pun bercanda, jadi pemimpin haruslah bijaksana, bukan hanya modal pinter.
"Pinter itu kalah dengan pinter-pinter, namun bijaksana kalah dengan Bejo," kelakarnya.
Ia melanjutkan, jangan ada kesan di masyarakat dalam istilah Jawa yaitu Karyo luput. Kemudian ada istilah lagi Marto Klepat dan Mangun Semoyo dan ditambahkan satu kata Colong Playu.
Istilah ini diartikan Maryoto sebagai upaya ngeles atau mencari alasan atas sebuah kegagalan dari program yang dikerjakan.
"Marilah kita meningkatkan kebijakan, pola pikir, mindset. Persoalan ini benar-benar holistik, menyeluruh ada di tengah-tengah masyarakat," tegasnya.
Ia meminta agar pembahasan Musrenbang Kabupaten Tulungagung ini benar-benar dapat bermuara pada kesejahteraan masyarakat.
