JATIMTIMES – Pembagunan Smelter Manyar oleh PT Freeport Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industri Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE), Gresik dinilai dapat menaikkan perekonomian nasional khususnya di Jawa Timur.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Muhammad Sarmuji yang dikutip dari Instagram resmi PT Freeport Indonesia pada 24 Februari 2023 lalu.
Baca Juga : Wabup Gresik Ingatkan Pentingnya Pengelolaan Sampah
Meberadaan smelter ini juga akan menarik investor baru, terutama di sektor hilir yang memanfaatkan katoda dan tembaga. Hal tersebut diharapkan dapat mendukung ekosistem kendaraan listrik dimana tembaga merupakan salah satu bahan utamannya. Sarmuji juga memastikan bahwa Komisi VI DPR RI akan mendorong pemerintah untuk serius dalam hilirisasi industri.
Dalam pembangunannya, smelter Manyar PTFI akan memprioritaskan untuk merekrut tenaga kerja lokal Jawa Timur khususnya masyarakat daerah Gresik. Saat ini penyerapan tenaga kerja telah mencapai 13 ribu, dimana 98% merupakan putra putri Indonesia dan kurang lebih 50% adalah tenaga kerja lokal Jawa Timur.
Tidak hanya itu untuk pemenuhan kebutuhan operasional lainnya PTFI juga memanfaatkan potensi daerahnya, seperti konsumsi, transportasi, seragam karyawan, hingga office supply.
Selain dalam sektor investasi, multiplier effect lain yang akan didapatkan dari pembangunan smelter adalah penyerapan tenaga kerja sekaligus penciptaan nilai tambah ekonomi yang besar untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Baca Juga : Malang Peringkat Lima Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Timur pada 2022
Smelter kedua yang dibangun PTFI ini berkapasitas olahan sebesar 1,7 juta dry metric ton (dmt) yang menghasilkan katoda tembaga hingga 600 ribu ton per tahun, dengan perkiraan nilai investasi mencapai USD 3 miliar.
Pembagunana smelter saat ini telah diperkirakan mencapai 54,5% yang ternyata lebih cepat dari target yang diperkirakan yaitu 52%. Karena pembangunana yang terus berjalan, Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin juga optimis bahwa progres ini direncanakan selesai pada Desember 2023 dan akan dilakukan kegiatan awal operasi pada Mei 2024, hingga operasi penuh yang akan ditargetkan tercapai di bulan Desember 2024.
