free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Internasional

Putin Ancam Perang Nuklir, Amerika Serikat Beri Peringatan Keras kepada Rusia

Penulis : Mutmainah J - Editor : Nurlayla Ratri

22 - Feb - 2023, 19:14

Placeholder
Joe Biden dan Putin. (Foto dari internet)

JATIMTIMES - Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan pembekuan partisipasinya dalam perjanjian New START selama pidatonya di kedua majelis parlemen Rusia, Putin menyebut jika Barat berusaha menghancurkan Rusia.

Rancangan Undang-undang penangguhan selanjutnya ia ajukan ke Duma. Pembicara Duma Vyacheslav Volodin mengatakan akan mempertimbangkan dan memberikan jawaban secepatnya.

Baca Juga : Ini Alasan Mengapa Pejuang Skripsi Harus Menghindari Joki Bernama Jasa Pembuatan Skripsi

Draf itu kemudian akan dikirim ke majelis tinggi Dewan Federasi. Grigory Karasin, yang mengepalai komite internasional Dewan, mengatakan kepada kantor berita RIA bahwa badan tersebut mungkin juga akan mempertimbangkan undang-undang tersebut pada Rabu (22/2/2023).

Di bawah perjanjian itu, yang ditandatangani pada 2010 dan diperpanjang hingga 2026, Moskow dan Washington berkomitmen untuk mengerahkan tidak lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir strategis dan maksimal 700 rudal jarak jauh dan pembom.

Pengamatan pada jumlah nuklir akan terus dilakukan Rusia di bawah perjanjian New START.

"Untuk mempertahankan tingkat prediktabilitas dan stabilitas yang memadai di bidang rudal nuklir, Rusia bermaksud untuk mematuhi pendekatan yang bertanggung jawab dan akan terus mengamati secara ketat pembatasan kuantitatif yang diatur oleh perjanjian New START dalam siklus hidup perjanjian tersebut," kata Moskow itu dalam sebuah pernyataan.

Dalam pernyataannya, Moskow menyalahkan Amerika Serikat atas keputusan Rusia untuk menangguhkan perjanjian tersebut, menuduh Washington tidak mematuhi ketentuannya dan mencoba merusak keamanan nasional Rusia.

"Ada banyak alasan untuk menyatakan bahwa kebijakan AS ditujukan untuk merusak keamanan nasional Rusia, yang secara langsung bertentangan dengan prinsip dan pemahaman mendasar yang diabadikan dalam pembukaan perjanjian," katanya.

Lebin lanjut, Moskow mengatakan jika perjanjian itu telah berubah secara sepihak dan menguntungkan pihak AS. 

Inspeksi persenjataan nuklir yang diizinkan di bawah News START ditangguhkan pada Maret 2020 karena pandemi Covid-19. Rusia juga membatalkan pembicaraan November lalu tentang dimulainya kembali saling inspeksi.

Moskow mengatakan tidak menentang untuk melanjutkan partisipasi seandainya kebijakan Amerika Serikat terhadap Rusia berubah.

"Keputusan untuk menangguhkan partisipasi dalam New START dapat dibatalkan. Untuk melakukan ini, Washington harus menunjukkan kemauan politik dan melakukan upaya itikad baik untuk deeskalasi umum," kata kementerian luar negeri.

"Kami yakin bahwa potensi perjanjian dalam hal kontribusinya untuk memperkuat keamanan internasional dan stabilitas strategis masih jauh dari habis."

Baca Juga : Klarifikasi Selebgram Clara Shinta Usai Mobilnya Ditarik Debt Collector 

Perlu diketahui, Rusia dan Amerika Serikat bersama-sama memegang 90% hulu ledak nuklir dunia.

Terpisah, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menegaskan mengatakan Ukraina "tidak akan pernah menjadi kemenangan bagi Rusia" ketika dia menyampaikan pidato di Polandia menjelang peringatan satu tahun perang Rusia-Ukraina.

"Seorang diktator yang bertekad membangun kembali sebuah kerajaan tidak akan pernah bisa meringankan rasa cinta rakyat akan kebebasan, kebrutalan tidak akan pernah menghancurkan keinginan kebebasan," katanya di Warsawa, dikutip dari AFP, Rabu (22/2/2023).

"Ukraina tidak akan pernah menjadi kemenangan bagi Rusia, tidak pernah," kata Biden kepada ribuan orang yang berkumpul di luar Istana Kerajaan.

Selanjutnya, Biden mengatakan jika Kyiv berdiri kokoh, Kyiv berdiri dengan bangga, dan bebas. Tak hanya itu, Biden juga menanggapi pidato anti-Barat yang dibuat oleh Presiden Rusia Vladimir Putin beberapa jam sebelumnya.

"Barat tidak merencanakan untuk menyerang Rusia seperti yang dikatakan Putin hari ini," kata Biden. "Jutaan warga Rusia yang hanya ingin hidup damai dengan tetangganya bukanlah musuh."

Biden menilai jika putin terlalu berpikir otokrat seperti dirinya tangguh dan pemimpin demokrasi lembut. Biden juga menekankan dukungan berkelanjutan Barat untuk Ukraina.

"Tidak perlu diragukan lagi, dukungan kami untuk Ukraina tidak akan goyah, NATO tidak akan terbagi dan kami tidak akan lelah."

Pada hari ini, Rabu (22/2/2023), Biden akan bertemu di Warsawa dengan para pemimpin dari sembilan negara di sayap timur NATO.


Topik

Internasional



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Mutmainah J

Editor

Nurlayla Ratri