JATIMTIMES - Jika kalian mendengar atau membaca slogan 'Just Do It' pasti mayoritas berpikiran dengan salah satu merek perusahaan olahraga terbesar di dunia, yakni Nike. Melansir Businessinsider, slogan tersebut diluncurkan 1988. Tak banyak orang yang tahu jika ada kisah unik dibalik terciptanya slogan ikonik tersebut.
Jika biasanya slogan sebuah merek produk diambil dari sosok kisah sukses atau terinspirasi dari sesuatu yang bernuansa positif. Namun slogan Nike ini malah kebalikannya. 'Just Do It' terinspirasi dari kata-kata terakhir yang diucapkan oleh seorang terpidana mati yang sedang menunggu regu tembak untuk mengeksekusi mati dirinya.
Baca Juga : Stop Eksploitasi Hewan, Sirkus di Jerman Gunakan Hewan Berbentuk Hologram
Terpidana mati itu adalah Gary Gilmore yang dihukum mati karena kasus pembunuhan ganda. Gilmore dieksekusi mati oleh regu tembak dan menjadi orang pertama yang dieksekusi di Amerika Serikat sejak hukuman mati diterapkan kembali pada 1976.
Pada 19 Juli 1976, Gilmore telah merampok sebuah pompa bensin di sebuah tempat di negara bagian Utah dengan menggunakan senjata. Setelah mengambil sejumlah uang tunai, Gilmore meminta karyawan pompa bensin berbaring telungkup di tanah, lalu mengeksekusinya.
Keesokan harinya, Gilmore melanjutkan aksinya dengan merampok sebuah motel. Kemudian, seperti yang ia lakukan pada karyawan pompa bensin, Gilmore memaksa seorang karyawan motel berbaring lalu akhirnya menembak karyawan tersebut hingga tewas.
Saat mengeksekusi karyawan motel, tangan Gilmore tak sengaja tertembak oleh senjatanya sendiri. Kejadian tersebut dilihat oleh saksi, kemudian menjadi catatan polisi untuk memburu seseorang dengan luka tembak di tangannya.
Setelah melakukan aksinya, Gilmore kemudian bersembunyi di rumah sepupunya, Brenda. Namun, Brenda malah menelpom polisi dengan harapan tangan Gilmore yang tertembak bisa segera diobati. Brenda tak paham apa yang telah dilakukan Gilmore di hari-hari sebelumnya.
Saat dihukum mati, Gilmore mendapat pilihan antara digantung atau ditembak mati. Dan ia memilih ditembak mati. Pada 17 Januari 1977 Gilmore dieksekusi. Dengan menantang menghadapi regu tembak, kata-kata terakhir Gilmore kepada para algojo adalah "Ayo lakukan" atau "Let's Do It".
Berita tentang hukuman mati terpidana mati tersebut didengar oleh Dan Wieden, salah satu pendiri biro iklan yang bernama Wieden & Kennedy. Pada 1988, perusahaan Wieden disewa oleh Nike untuk menyukseskan kampanye pemasaran produk mereka.
Saat itu Nike disebut tengah menjadi perusahaan multinasional yang mengalami penurunan performa penjualan produk. Kemudian Nike mengontrak Wieden untuk memulihkan kembali performa penjualan produk.
Baca Juga : Pilot Tidur saat Penerbangan, Memang Boleh?
Wieden pun menyarankan Nike untuk menciptakan slogan baru. Slogan dengan frasa yang pendek dan mudah diingat setiap orang. Menurut Wieden, dirinya terinspirasi dari kisah eksekusi Gilmore. Dan tertarik dengan kata-kata terakhirnya sebelum dieksekusi.
"Saya suka bagian 'do it'," kata Wieden kepada sutradara Doug Pray dalam film dokumenter 2009 "Art & Copy".
Namun, Wieden tidak menjiplak seluruh kata-kata Gilmore. Wieden mengganti kata 'let's' dengan kata 'just' di bagian depan untuk menambahkan penekanan pada bagian 'do it'.
Akhirnya, slogan itu termasuk bagian dari kampanye iklan yang sangat sukses. Di mana slogan tersebut sukses menargetkan orang Amerika tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau tingkat kemampuan fisik. Bahkan melalui slogan itu secara tidak langsung mendorong pemakainya untuk menjalani kehidupan yang sehat, bugar, dan gembira.
Banyak atlet terkemuka mengiklankan sepatu Nike dan menginspirasi anak muda untuk mengenakan pakaian merek ini. Keberhasilan kampanye mengubah slogan jadi pernyataan mode populer. Bahkan di seluruh dunia, anak-anak muda mulai mengenakan pakaian Nike dalam kesehariannya, bukan hanya untuk berolahraga.