JATIMTIMES - Awan berbentuk UFO muncul di langit Jayapura, Papua. Warganet lalu mengaitkan Awan UFO itu dengan kejadian gempa yang masih terus terjadi. Atas adanya kejadian tersebut, Kepala BMKG Yustus Rumakiek di Jayapura mengatakan, awan tersebut memiliki nama awan Lenticularis.
Awan Lenticularis berbentuk mirip lensa atau piring yang terbentuk karena angin yang berembus sejajar dengan permukaan bumi namun mendapat hambatan dari objek tertentu, seperti pegunungan, sehingga membuat arus udara bergerak naik secara vertikal.
Baca Juga : Amerika Tembak Jatuh UFO yang Mengudara di Langit Alaska
"Awan ini terbentuk murni fenomena meteorologis (cuaca) dan tidak ada kaitannya dengan gempa bumi seperti yang beredar di masyarakat saat ini. Fenomena baru muncul sekali ini saja di wilayah Jayapura," jelas Rumakiek, dilansir Antara, Sabtu (11/2/2023).
Lebih lanjut, Rumakiek menjelaskan jika udara naik dan mengandung banyak uap air serta bersifat stabil, saat mencapai suhu titik embun di puncak gunung, uap air tersebut akan mulai berkondensasi menjadi awan mengikuti kontur puncak gunung. Awan itu kemudian diindikasikan dengan aliran udara tidak beraturan (turbulensi) yang kuat di lapisan atmosfer sehingga sangat berbahaya bagi penerbangan.
Pada kesempatan yang berbeda, BMKG telah mengeluarkan hasil monitoring mengenai gempa bumi yang terjadi di Kota Jayapura, Papua. Dari hasil monitoring itu, diketahui ada sebanyak 1.174 kali gempa yang mengguncang sejak 2 Januari 2023. Hal itu disampaikan secara langsung oleh Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono.
Ia kemudian menjelaskan jika jumlah itu terhitung sampai hari ini, Sabtu (11/2) pukul 09.45 WIT. Terakhir diketahui gempa M 4,1 terjadi pada dini hari tadi pukul 00.39 WIB.
"Hasil monitoring BMKG, sejak gempa bumi M 5,4 Kota Jayapura tanggal 2 Januari 2023 hingga 11 Februari 2023 09.45 WIT telah terjadi gempa bumi di wilayah sekitar Kota Jayapura sebanyak 1.174 kali," kata Daryono salami cuitannya di @DaryonoBMKG, Sabtu (11/2).
Daryono selanjutnya menyebut jika dari hasil tersebut sekitar 80 persennya tidak dirasakan. Tercatat ada 172 kejadian yang gempanya bisa dirasakan masyarakat.
"Dengan 172 kejadian di antaranya guncangannya dirasakan," ujarnya.
Baca Juga : Militer AS Kembali Tembak Jatuh Benda Asing yang Diduga Mata-mata
Sementara sebelumnya, melalui akun Twitter resminya, BMKG menyebut jika gempa yang terjadi di Jayapura merupakan gempa yang terjadi kesekian kalinya. BMKG juga menyebut, jika aktivitas gempa di Jayapura memang sedang dalam skala tinggi dan kedalaman yang dangkal.
"Aktivitas gempa di wilayah Jayapura saat ini terbilang sangat tinggi dan memiliki kedalaman yang dangkal," kata BMKG di akun Twitternya @infoBMKG, Sabtu (11/2/2023).
Lebih lanjut, BMKG juga menjelaskan jika gempa itu dipicu oleh banyaknya batuan yang ada di kawasan itu. "Serta batuan di wilayah tersebut mudah terjadi patahan sehingga memicu gempa susulan yang cukup banyak," katanya.
