JATIMTIMES - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang mengirim barang bukti berupa sampel makanan dan minuman pemicu keracunan massal mahasiswa Brawijaya ke Surabaya untuk uji laboratorium.
Pernyataan itu disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Malang, Wiyanto Wijoyo saat dikonfirmasi Jatim Times, Sabtu (11/2/2023). "(Sampel uji laboratorium) di kirim ke Surabaya, Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya," katanya.
Baca Juga : Komisi A Dukung Pemberantasan Pungli di Sektor Layanan Publik
Menurutnya, beberapa sampel yang dikirim ke BBLK Surabaya untuk diteliti melalui uji laboratorium tersebut, merupakan berbagai sampel dari makanan dan minuman yang berkaitan dengan yang dikonsumsi oleh ratusan mahasiswa yang mengalami keracunan.
"Sesuai dengan keterangan dari kepolisian, yang dilakukan uji laboratorium di Surabaya adalah sampel makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh mahasiswa UB (Universitas Brawijaya) yang mengalami keracunan," jelasnya.
Selain itu, lanjut Wiyanto, beberapa sampel bahan masakan juga turut di kirim ke BBLK Surabaya untuk dilakukan uji laboratorium. "Beberapa sampel yang digunakan sebagai bahan masak, juga dilakukan uji lab (laboratorium)," imbuhnya.
Beberapa sampel makanan dan minuman itulah, yang menurut Wiyanto telah dikirim ke BBLK Surabaya sehari setelah ratusan mahasiswa diketahui mengalami keracunan massal. "Sampel-nya sudah kami kirim ke BBLK Surabaya pada 8 Februari (2023)," timpalnya.
Hingga kini, lanjut Wiyanto, tiga hari setelah sampel makanan dan minuman di kirim ke BBLK Surabaya, pihak terkait masih melakukan sederet penelitian. Sehingga hasilnya belum diketahui hingga saat ini, Sabtu (11/2/2023). "Hasilnya belum keluar," tukasnya.
Seperti yang sudah diberitakan, kepolisian Polres Malang telah mengamankan beberapa barang bukti guna melakukan penyelidikan terkait kasus keracunan massal yang dialami oleh ratusan mahasiswa UB. Beberapa barang bukti yang diamankan tersebut diantaranya meliputi makanan dan minuman yang diduga dikonsumsi oleh para mahasiswa.
Sedikitnya ada empat lokasi yang dijadikan sampel untuk dilakukan uji laboratorium. Yakni sampel sisa makanan yang diambil dari Tempat Kejadian Perkara (TKP) atau di lokasi perkemahan; sampel sisa masakan yang diambil dari tempat pengolahan masakan; sampel sisa minuman yang diambil dari TKP; dan sampel air yang digunakan masak yang diketahui diambil dari lokasi tempat pengolahan makanan.
Selain itu, di sekitar TKP polisi juga mendapati sisa-sisa makanan dan minuman dari para peserta yang rata-rata dibuang dalam kantong plastik berwarna hitam. Sementara itu, sesaat setelah diamankan, beberapa sampel makanan dan minuman tersebut diserahkan kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, sebelum akhirnya di kirim ke BBLK Surabaya untuk kepentingan uji laboratorium.
Baca Juga : Tips Memilih Travel Surabaya Malang yang Tepat Sebelum Bepergian
Di sisi lain, dari hasil penyelidikan pihak kepolisian menyebut, dugaan awal penyebab dari ratusan mahasiswa Fakultas Teknik UB mengalami keracunan massal karena makanan yang dikonsumsi. Di mana, insiden keracunan massal diketahui mulai terjadi pada Selasa (7/2/2023) pagi sekitar pukul 09.00 WIB.
Sehari sebelum mengalami gejala keracunan, yakni pada hari Senin (6/2/2023) malam, para mahasiswa diketahui telah menyantap hidangan makan malam. Berdasarkan hasil penyelidikan, tercatat jumlah korban keracunan massal berjumlah 360 orang mahasiswa. Gejala keracunan yang dialami oleh para korban adalah mual, muntah, dan diare alias muntaber.
Kejadian keracunan massal tersebut terjadi di sebuah lahan kosong yang ada di Desa Jedong, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang. Lahan kosong itulah yang dijadikan lokasi perkemahan para mahasiswa Fakultas Teknik UB, untuk melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat.
Saat mengalami keracunan massal, ratusan mahasiswa Fakultas Teknik UB tersebut langsung mendapatkan penanganan medis. Ketika itu, sebagian diantaranya sempat menjalani perawatan medis di Puskesmas Wagir hingga Rumah Sakit Universitas Brawijaya (RSUB). Saat ini kondisi para korban keracunan massal dikabarkan telah membaik.
Sejauh ini, selain korban keracunan, sedikitnya sudah ada tujuh saksi yang telah dimintai keterangan. Ketujuh saksi tersebut enam diantaranya merupakan juru masak. Sedangkan satu saksi lainnya merupakan Wakil Dekan Fakultas Teknik UB.