JATIMTIMES - Kasus acara musik inisiasi dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Malang (UM) yang mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah masih menjadi perhatian publik.
Beberapa alasan meruginya konser musik bertajuk Festival Cakrawala (Feskala) itu pun mulai terungkap. Menurut pernyataan akun yang mengaku dirinya vendor Feskala @riandiani1283, salah satu alasan meruginya acara tersebut karena penjualan tiket tak sesuai target.
Baca Juga : Pemkab Bangkalan dan BPJS Ketenagakerjaan Launching Gerakan 100 Pekerja Rentan Per Desa
"Ternyata konser ini memang tidak mencapai target awal untuk penjualan tiket dan sponsor juga tidak bisa menutup pengeluaran untuk pembayaran produksi event tersebut," ungkap vendor.
Alasan itulah yang membuat konser musik Feskala BEM UM bisa merugi. Untuk mengatasi masalah itu, pihak panitia telah melakukan pinjaman dana online. Termasuk juga meminjam uang pribadi kepada masing-masing panitia demi keberlangsungan acara tersebut.
"Namun hal ini (pinjaman online dan pinjaman uang pribadi panitia) juga yang ternyata membuat mereka menunda pembayaran kepada pihak” seperti vendor dll," ungkap akun tersebut.
Menurut vendor, pihak kampus pun sudah memberikan dana sekitar Rp 75 juta untuk membantu pelunasan. Namun nyatanya uang dari kampus tidak mampu melunasi hutang-hutang yang ada.
"Akhirnya ada opsi dan kesepakan iuran sebagai solusi penyelesaian pihak panitia untuk melakukan pelunasan. Dengan nominal yang sudah disepakati forum dari pihak panitia dan volunter," ucapnya.
Lantas juga viral mengapa volunteer ikut iuran untuk membayar hutang? Menurut vendor, sebelum mengikuti open rekrutmen kepanitiaan, sudah ada dokumen pernyataan bertandatangan, bahwa volunteer akan bersedia membantu dan mematuhi peraturan dari panitia.
"Lalu panitia mengeluarkan peraturan (agar volunteer) membantu iuran apakah panitia salah dalam hal ini dan apakah volunter sebenarnya benar dalam hal ini. Sedangkan dia (volunteer) sebelumnya sudah menyetujui dan menandatangani perjanjian yang ada," ungkapnya.
Vendor juga menyebut sebelum memutuskan adanya iuran, panitia dan volunteer sudah menggelar forum untuk mengambil keputusan melunasi utang piutang. Artinya volunteer (yang datang ke forum) setuju untuk membayar iuran. Sementara dalam putusan forum tersebut, volunteer yang tidak hadir, mau tidak mau harus menaati keputusan tersebut.
"Setelah itu baru muncul entah dari oknum mana atau dari pihak volunteer itu menyebarkan kesepakatan (nominal iuran) ini yang menggiring opini seolah-olah korbannya (volunteer) pada kasus ini dan pihak yang disalahkan adalah panitia karna dianggap mengorbankan volunter-yang sudah sangat membantu katanya," ungkapnya.
"Dan faktanya ternyata yang menyebarkan itu adalah pihak volunter yang sudah tidak membantu event itu, tidak menghadiri rapat, dan tidak menyampaikan pendapat langsung ke pihak panitia atau forum terkait dan tidak mau membantu iuran, lalu dia lupa akan perjanjian di awal yang dia sepakati," imbuh vendor tersebut.
Menurut vendor tersebut, nominal iuran yang harus dibayarkan oleh kepanitiaan itu pun sudah disepakati oleh forum kepanitiaan. Artinya, volunteer dan panitia inti, termasuk anggota BEM UM sepakat atas nominal iuran tersebut.
"Dan mungkin ini bisa jadi pelajaran bagi kita sebelum mengikuti atau terjun ke dalam suatu hal setidaknya memikirkan resiko dan tanggung jawab yang harus dipenuhi. Kalau pun memang ngga sanggup, mending gausah (ikut) kan," pungkas akun tersebut.
Diberitakan sebelumnya, desas-desus adanya masalah di balik konser bertajuk Feskala (Festival Cakrawala) sudah mencuat sejak 28 Januari 2023.
Acara musik itu sendiri sejatinya sudah dilaksanakan pada 13-14 November 2022 lalu, di Graha Cakrawala. Acara yang diinisiasi oleh Bidang Pembangunan Sumber Daya Manusia Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Negeri Malang (PSDM BEM UM) itu berhasil menghadirkan 5 bintang tamu salah satunya band ibukota, HIVI!.
Seharusnya jika acara musik itu sukses digelar, maka patut diapresiasi. Namun malah banyak masalah yang mencuat usai gelaran itu selesai.
Baca Juga : Vendor Feskala BEM UM Cabut Laporan Polisi
Salah satu volunteer panitia Feskala BEM UM mengaku trauma menjadi volunteer dalam sebuah kepanitiaan. Menurutnya, persiapan acara sudah tak efektif sejak awal. Mulai dari pemilihan bintang tamu sampai penjualan tiket yang tak sesuai target.
Volunteer itu juga mengaku kaget acara yang melibatkan 181 panitia dengan rincian 100 panitia relawan dan sisanya merupakan panitia dari BEM UM itu berujung rugi hingga ratusan juta rupiah. Sebelum konser berlangsung, setiap panitia diminta membayar iuran sebesar Rp100.000 dengan benefit kaos dan lanyard panitia.
Namun, penjualan tiket beserta nominal iuran awal itu ternyata tak mampu menutupi kekurangan pada vendor. Volunteer bersama para panitia lainnya sempat diminta menjual 20 tiket per panitia pada H-2 acara. Dia mengaku sudah berusaha menawarkan tiket ke teman-temannya. Meski berani menjual dengan harga miring, usaha tersebut pun sama sekali tak membuahkan hasil.
Minggu sore (5/2) melalui forum kepanitiaan, BEM UM memutuskan untuk menambah iuran dengan iuran wajib yang harus dilunasi oleh semua volunteer dan BEM UM dengan rincian yang lumayan besar.
Berikut ini isi daftar iuran yang diduga harus dibayar oleh volunteer hingga ketua BEM untuk menutupi kerugian acara.
Volunteer 100 x 750.000 = 75.000.000
bem 65x1.250.000= 81.250.000
pi 15x1.500.000= 22.500.000
ketupel= 15.000.000
mentri psdm= 6.000.000
ketua bem= 6.000.000
TOTAL= 205.750.000
Total iuran itulah yang diduga akan dipakai untuk membayar utang piutang. Termasuk kepada vendor serta uang pribadi panitia yang dipinjam untuk menutupi kekurangan sebelumnya.