JATIMTIMES - Tim gabungan TNI-Polri berhasil mengevakuasi penumpang Susi Air yang pesawatnya dibakar oleh KKB saat mendarat di Nduga, Papua Tengah, Selasa (7/2) pagi. Selain itu, 15 pekerja yang sebelumnya sempat disandera oleh KKB juga telah diamankan.
"Untuk penumpang saat ini semuanya sudah bisa diamankan sudah dievakuasi," kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, seperti dikutip Detik.com pada Kamis (9/2).
Baca Juga : Pasutri di Kota Malang Hampir Jadi Korban Penipuan Orang Berkedok Nakes
Meski begitu, Sigit mengatakan bahwa tim Satgas Damai Cartenz saat ini tengah melakukan pencarian pilot pesawat Susi Air.
"Kita akan ambil langkah-langkah penyelamatan pilot dari Susi Air yang saat ini sedang dalam pencarian," ujar Sigit.
Sebelumnya, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Operasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengakui telah membakar Pesawat Susi Air Pilatus Porter PC 6/PK-BVY.
Pesawat tersebut dibakar Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.
Pernyataan tersebut disampaikan Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom.
"Sesuai laporan Egianus Kogoya, mereka telah melakukan aksi pembakaran pesawat Susi Air dengan nomor registrasi PK-BvY di lapangan terbang distrik Paro," kata Sebby.
Selain itu, menurut Sebby, termasuk pilot pesawat Susi Air juga sedang disandera.
Pilot pesawat Susi Air yang dibakar itu adalah Captain Philips Marthen, berusia 37 tahun dan seorang WNA Selandia Baru.
Oleh karenanya, pihak TPNPB-OPM memberikan pernyataan sekaligus syarat untuk melepaskan pilot tersebut. Berikut ini pernyataan sikap yang dikeluarkan KKB pimpinan Egianus Kogoya.
Baca Juga : Gaji Pensiunan Disedot Bank, Mantan Guru di Tulungagung Ini Ungkap Modusnya
1. Semua penerbangan jalur masuk ke Kabupaten Nduga mulai sekarang disetop;
2. Roda pemerintahan Kabupaten Nduga sebelum alm Y.G berbeda dengan PJ sekarang, dalam hal ini setelah PJ Bupati dilantik banyak penangkapan masyarakat sipil, pengungsi, pemerkosaan terhadap mama di kebun, oleh TNI, Polri dll di ibu kota Kenyam;
3. Pilotnya kami sudah sandera dan kami sedang bawa keluar, untuk itu anggota TNI Polri tidak boleh tembak atau interogasi masyarakat sipil Nduga sembarang, karena yang melakukan adalah kami TPNPB OPM Kodap III Ndugama-Derakma dibawah Pimpinan Panglima Bridgen Egianus Kogoya;
4. TPNPB 36 KODAP se-tanah Papua segera bergerak;
5. Kami TPNPB Kodap III Ndugama-Derakma tidak akan pernah kasih kembali atau kasih lepas pilot yang kami sandera ini, kecuali NKRI mengakui dan lepaskan kami dari negara kolonial Indonesia (Papua merdeka);
6. Sesuai sikap kami TPNPB Kodap III Ndugama-Derakma bahwa, segala jenis pembangunan di tanah Ndugama kami sudah tolak resmi, apabila ada pembangunan di Ndugama apa lagi di distrik-distrik yang pengungsian, maka kami akan sapu bersih, dengan itu kami TPNPB lakukan sesuai sikap keputusan secara militer TPNPB;
7. Dan selama ini hampir 1 tahun Kami TPNPB Kodap III Ndugama-Derakma sudah istirahat sekalian dalam Duka Nasional, dan mulai sekarang kami TPNPB Kodap III Ndugama-Derakma sudah mulai lanjut perang sampai Papua merdeka.