JATIMTIMES - Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi (Yes) meresmikan rumah potong hewan unggas (RPH-U), Jumat (3/2/2023) di Kelurahan Sidoharjo.
RPH-U yang dilengkapi dengan sistem serba modern itu akan menghasilkan daging yang aman, sehat, utuh dan halal atau disingkat ASUH sehingga menjamin keamanan pangan.
Baca Juga : Tinjau Proyek Smelter Manyar Freeport, Airlangga: Konstruksi Sesuai Target
"Lamongan memiliki potensi ternak yang tinggi, maka kita akan berkomitmen untuk pengelolaan sehingga akan menghasilkan keamanan pangan," tutur Bupati Yes.
Bupati Yes mengungkapkan, potensi unggas di Kabupaten Lamongan sangat baik. Contoh, ayam buras ada 1.987.917 ekor, ayam petelur 570.082 ekor, ayam pedaging 35.239.256 ekor, itik 172.100 ekor, dan entok 56.582 ekor.
RPH Unggas yang baru ini, menurutnya merupakan yang nomor 1 di Indonesia. Sehingga Pemkab Lamongan berupaya menjadikan RPH-U mampu sustainable.
"Sustainable mulai dari operasional, manajemen hingga pengelolaan keberlanjutan di dalamnya. Selain itu juga harus rutin dilakukan evaluasi setiap minggunya, agar dapat melihat kekurangan yang harus diperbaiki," jelasnya.
"Ini RPH-U nomor 1 di Indonesia, maka kita harus menjaga betul mulai dari operasionalnya hingga manajemennya. Tempat ini harus terus dikelola agar berlanjut, jangan sekejap ini saja. Maka dibutuhkan kontribusi antara Pemerintah dan pedagang unggas di Lamongan," tambah Bupati Yes.
Hadirnya RPH Unggas di Lamongan, kata Bupati Yes, akan membantu pemenuhan kebutuhan pedagang unggas. Yang mana mampu memotong 1000 ekor per jamnya. Di sana juga dilengkapi 8 kios untuk pedagang unggas, sehingga daging unggas bisa langsung dijual.
Baca Juga : Wanita PMI Banyuwangi Sakit di Singapura, Ayahnya Berharap Segera Dipulangkan
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lamongan, Moh. Wahyudi menerangkan bahwa, dalam RPH Unggas Lamongan tersedia banyak fasilitas.
"Seperti yang ada di area kotor adalah receiving area atau penerimaan ayam hidup, hanging atau penggantungan, stunning atau pemingsanan, killing atau pembunuhan, bledding atau penirisan darah, scalding atau perendaman dengan air panas, defeathering atau pencabutan bulu, dan eviscerating atau pengeluaran jeroan," terangnya.
Sedangkan, pada area bersih, terdapat washing-chilling atau pencucian dan pendinginan, dripping atau penirisan, grading atau seleksi kualitas dan ukuran, further process atau proses lanjutan yang berupa pembuatan ayam tanpa tulang (boneless), dan pemotongan ayam menjadi beberapa bagian (parting).
"Tahap terakhir adalah packing atau pengemasan," pungkasnya.