free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Hiburan, Seni dan Budaya

Mengenal Situs Tri Tingal, Petilasan Syech Siti Jenar-Sunan Kalijaga-Ki Ageng Kebo Kenongo di Blitar

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : Nurlayla Ratri

30 - Jan - 2023, 19:21

Placeholder
Situs Tri Tingal dengan tiga nisan. Tempat bersejarah bertemunya Syech Siti Jenar, Sunan Kalijaga dan Ki Ageng Kebo Kenongo.(Foto : Aunur Rofiq/JATIMTIMES)

JATIMTIMES- Pamor Kabupaten Blitar sebagai daerah dengan warisan sejarah dan budaya sudah dikenal dan diakui oleh dunia. Ya, sejak masa lampau Blitar merupakan daerah penting di Jawa dan Nusantara. Ini dibuktikan dengan peninggalan bersejarah yang hingga kini masih bisa disaksikan kemegahannya oleh generasi muda.

Bicara mengenai warisan sejarah, Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat belum lama ini baru saja mengukuhkan situs bersejarah di Kabupaten Blitar sebagai warisan cagar budaya. Nama situs itu adalah Tri Tingal yang lokasinya berada di Dusun Centong, Desa Purworejo, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar. 

Baca Juga : Sambut Satu Abad NU, MWC NU Kepanjen Malang Gelar Lomba Paduan Suara

Tri Tingal adalah sebuah petilasan atau tapak tilas dari tiga tokoh besar sejarah dari tiga kerajaan besar di Tanah Jawa yaitu Syech Abdul Jalil atau Syech Siti Jenar, Raden Sahid atau Sunan Kalijaga, dan Putra Ki Ageng Pengging Sepuh yaitu Ki Ageng Kebo Kenongo. Keunikan dari situs ini adalah kubur dengan tiga buah batu nisan. 

“Tri Tingal adalah petilasan dari tiga tokoh besar. Yaitu Syech Siti Jenar, Sunan Kalijaga dan Ki Ageng Kebo Kenongo. Alhamdulilah, setelah diberikan pengukuhan oleh Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat semakin banyak peziarah yang datang ke situs Tri Tingal,” kata Juru Rawat Situs Tri Tingal, Masngabehi Budi Setiawan, Minggu (29/1/2023).

Dengan pengukuhan ini, Karaton Kasunanan Surakarta menetapkan situs Tri Tingal sebagai warisan cagar budaya. Dengan pengukuhan ini pula, situs Tri Tingal telah mendapatkan kekancingan dari keraton dan tanah di tempat berdirinya situs ini ditetapkan statusnya sebagai tanah perdikan.

Sebelum memberikan kekancingan dan pengukuhan, Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat melalui Lembaga Dewan Adat yang diketuai GKR Wandansari (Gusti Moeng) menerjunkan tim untuk melakukan riset dan penelitian terkait dengan situs yang berada di Dusun Centong utara Kali Brantas. Hasil riset dan penelitian membuktikan jika situs tersebut merupakan petilasan dari tiga tokoh besar Nusantara, yakni Syech Siti Jenar, Sunan Kalijaga dan Ki Ageng Kebo Kenongo.

Hasil riset dan penelitian Karaton Kasunanan Surakarta menyebutkan, kisah pertemuan tiga tokoh ini diawali dari perjalanan Syech Siti Jenar dan Sunan Kalijaga yang ditugaskan oleh seorang mursyid/wali dari Cirebon yang bernama Syekh Datuk Kahfi Amaran Jati. Tugas dari dua wali tanah Jawa ini adalah untuk meluruskan kesimpangsiuran ajaran Amparan Jati yang disalahgunakan oleh dua orang santri yang mengaku sebagai Syeh Siti Jenar di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Setiap lokasi yang terjadi kesimpangsiuran ajaran “Manunggaling Kawula Gusti” yang sudah disebarkan santri Amparan Jati yang mengaku sebagai Syech Siti Jenar selalu ditandai dengan beberapa ciri. Di antaranya selalu ada pohon jenar/kemuning tua, batu gilang, dan penamaan lokasi tanah abang, tanah putih, tanah kuning, dan tanah hitam.

Dari sepanjang pesisir utara Jawa Barat sampai ke Jawa Timur, banyak ciri-ciri tersebut yang sampai sekarang dilestarikan oleh kepala daerah, tokoh masyarakat, pinisepuh dan pelaku spiritual, yang dikukuhkan dari Kasunanan Surakarta dan Kraton Pengging.

Pada waktu itu, hasil riset dan penelitian Karaton Kasunanan Surakarta menyebutkan Putra Pengging Ki Ageng Kebo Kenongo menemui kakaknya Ki Ageng Purnomo Sidiq atau Ki Ageng Kebo Kanigoro di daerah Kanigoro (saat ini masuk wilayah Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar). Tujuannya datang ke Kanigoro adalah ingin ngangsu kaweruh atau menimba ilmu perihal kesejatian.

Kedatangan Ki Ageng Kebo Kenongo disambut baik oleh Ki Ageng Kebo Kanigoro. Ki Ageng Kebo Kanigoro kemudian memberikan saudaranya itu tempat beristirahat dan bermunajat di daerah yang sekarang bernama  Dusun Centong, Desa Purworejo, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar. Di masa itu, Dusun Centong masuk dalam wilayah Kadipaten Kanigoro.

Kedatangan Syekh Siti Jenar dan Sunan Kalijaga di Kadipaten Kanigoro adalah untuk meminta izin kepada Ki Ageng Kebo Kanigoro perihal meluruskan kesimpangsiuran ajaran dari orang yang mengaku Syekh Siti Jenar. Kedatangan dua orang wali ini diterima dengan sangat baik oleh Ki Ageng Kebo Kanigoro. Pada saat itu Ki Ageng Kebo Kanigoro adalah adipati di Kadipaten Kanigoro.

Berita kedatangan Syekh Siti Jenar dan Sunan Kalijaga di Kadipaten Kanigoro didengar oleh Ki Ageng Kebo Kenongo. Tanpa menunggu waktu, Ki Ageng Kebo Kenongo langsung menuju Kadipaten Kanigoro. Sebelumnya Ki Ageng Kebo Kenongo memiliki hubungan persahabatan dengan Syech Siti Jenar.

Ki Ageng Kebo Kenongo tiba di Kadipaten Kanigoro.Namun dia kaget saat bertemu dengan Syech Siti Jenar yang ternyata bukan Syech Siti Jenar yang dikenalnya selama ini. Syech Siti Jenar kemudian memberikan penjelasan yang panjang dan diperkuat lagi oleh penjelasan dari Sunan Kalijaga. Penjelasan ini akhirnya membuat Ki Ageng Kebo Kenongo paham terkait dengan adanya kesimpangsiuran yang ada di ajaran santri yang mengaku sebagai Syekh Siti Jenar.

Ki Ageng Kebo Kenongo kemudian mengajak Syech Siti Jenar dan Sunan Kalijaga untuk singgah ketempat munajat atau sanggrahan Ki Ageng Kebo Kenongo yang diberikan oleh Adipati Kanigoro di sebelah barat Candi Dowo.

Di kediaman Ki Ageng Kebo Kenongo, Syech Siti Jenar membabarkan semua kaweruh yang diajarkan oleh orang yang mengaku sebagai Siti Jenar. Hubungan ketiganya semakin erat. Syech Siti Jenar dan Sunan Kalijaga kemudian bersahabat dekat dengan Ki Ageng Kebo Kenongo.

Setelah mendengar semua yang di ceritakan oleh Ki Ageng Kebo Kenongo, Syech Siti Jenar akhirnya memahami semua yang terjadi dan mulai sedikit demi sedikit melaraskan meluruskan ajaran asli kemanunggalingan kawulo gusti yang sebenarnya. Begitupun sebaliknya, dari semua kawruh yang di jabarkan oleh Syech Siti Jenar membuat Ki Ageng Kebo Kenongo mengalami peningkatan spiritual tentang kesejatian urip. Seketika Ki Ageng Kebo Kenanga merasakan keselarasan keyakinannya dengan keyakinan yang di miliki oleh Syech Siti Jenar dan Sunan Kalijaga.

Baca Juga : Patroli Balap Liar di Lawang, 23 Kendaraan Terjaring Razia Polisi

Riset dan penelitian Karaton Kasunanan Surakarta menyebutkan, untuk mengukuhkan peningkatan spiritual yang di dapat oleh Ki Ageng Kebo Kenongo, dibuatlah tumpeng nasi gurih dan ingkung ayam jago putih mulus yang di sematkan gereh petek 3 ekor dan oleh Syech Siti Jenar ditandai dengan wiji jenar/kamuning juga di ciri kan dengan batu gilang palenggahan oleh Sunan Kalijaga.

Energi dari tiga tokoh besar itu hingga kini masih tertinggal di sebuah petilasan yang bernama Tri Tingal. Tri Tingal bermakna Tri adalah 3 tokoh besar yang pernah ada di petilasan tersebut. Tingal/Gamblang yang dimaksud meluruskan atau mengamblangkan ajaran ajaran yang sebelumnya simpang siur atau belum jelas. Jadi makna dari Tri Tingal adalah 3 Tokoh besar yang tukar kaweruh menggamblangkan / meluruskan sebuah pemahaman tentang ajaran kesejatian hidup yang simpang siur menjadi terlihat/terang/jelas.

Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat merasa senang dengan pengukuhan Situs Tri Tingal sebagai warisan cagar budaya. Sentono Dalem Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, BRM Nugroho Iman Santoso, mengatakan pengukuhan Situs Tri Tingal sebagai cagar budaya oleh Karaton Kasunanan Surakarta ini melalui beberapa tahapan. Diantaranya, sebelum datang ke Kraton dan dilakukan riset, pihak desa telah terlebih dulu melakukan pembelajaran terkait dengan situs tersebut.

“Pihak desa sudah mempelajari terlebih dahulu sebelum datang ke kraton. Dan ternyata situs ini memang berhubungan dengan Kraton Kasunanan,” kata Nugroho kepada pewarta JATIMTIMES.  

Nugroho berharap dikukuhkanya Situs Tri Tingal sebagai cagar budaya oleh Karaton Kasunanan bisa menjadi embrio bagi masyarakat untuk bersemangat nguri-uri budaya.”Dan semoga dengan pengukuhan ini kedepan akan muncul tempat-tempat yang lain (situs bersejarah) yang bisa menjadi tempat wisata, utamanya wisata religi. Dan kita sebagai kraton pengayom budaya, akan memberi support secara spiritual dan secara keadministrasian. Secara spiritual, kita akan menyambung silaturahmi. Dan secara keadministrasian kita akan memberikan pengukuhan, sehingga tempat itu menjadi legitimate,” imbuhnya.

Lebih lanjut cucu Sri Susuhunan Pakubuwono XI optimis keberadaan Situs Tri Tingal kedepan akan memberikan dampak positif untuk kemajuan pembangunan kebudayaan. Dirinya pun berpesan kepada warga Desa Purworejo untuk konsisten bergotong royong nguri-uri Situs Tri Tingal agar menjadi situs spiritual yang menjadi daya tarik wisatawan dan ikut mengangkat ekonomi lokal.

”Saya yakin seyakin yakinya situs ini akan berdampak sangat positif. Karena munculnya desa wisata di Purworejo ini prosesnya tisak satu, dua hari atau minggu, bulan. Tapi memakan waktu bertahun-tahun. Dan semangat nguri-nguri warga Purworejo ini luar biasa. Dan saya yakin Desa Purworejo akan tambah kuncoro dengan temuan wisata religi ini,” tutup Nugroho.

Sebagai informasi, Situs Tri Tingal dikukuhkan sebagai situs cagar budaya oleh Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat tepat di momentum hari jadi Desa Purworejo ke-312 tahun 2022. Surat pikukuhan diserahkan oleh BRM Nugroho Iman Santoso selaku perwakilan Karaton Kasunanan Surakarta kepada Kades Purworejo Kalinggo Purnomo di acara resepsi bersih desa, Jumat (24/6/2022). Surat pikuhuan ini diberikan setelah hasil penelitian yang dilakukan budayawan dan utusan Karaton Kasunanan Surakarta, situs Tri Tinggal terbukti merupakan petilasan dari Ki Ageng Kebo Kenongo, cucu dari Brawijaya V Raja terakhir Majapahit.

Kepala Desa Purworejo, Kalinggo Purnomo, menjelaskan Ki  Ageng Kebo Kenongo sebelum menjadi Adipati Pengging pernah nyanggrah di Desa Purworejo. Bekas pesanggrahan tersebut saat ini diberi nama situs Tri Tingal. Berdasarkan penelitian dari budayawan dan Karaton Kasunanan Surakarta, situs itu dulunya merupakan padepokan.

“Alhamdulillah situs ini dikukuhkan sebagai warisan cagar budaya oleh Karaton Kasunanan Surakarta. Semoga ini menjadi momentum bagi kami (Desa Purworejo) untuk semakin giat nguri-uri budaya," pungkas Kalinggo.

 

 

 


Topik

Hiburan, Seni dan Budaya



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Aunur Rofiq

Editor

Nurlayla Ratri