JATIMTIMES - Politikus sayap kanan Denmark Rasmus Paludan kembali melakukan aksi provokasinya yakni membakar Al Quran.
Kali ini aksinya itu dilakukan di depan Kedutaan Besar Turki di Denmark, Jumat (27/1/2023). Aksi itu dilakukan Paludan dengan pengamanan ketat kepolisian.
Baca Juga : Seorang Pria Lepas Tembakan di Sinagoga Yerussalem, 7 Orang TewasÂ
Sebelum melalukan aksinya, Paludan sempat berusaha membuat pernyataan kepada wartawan. Aparat polisi di tempat kejadian dengan keras memperingatkan warga Turki dan anggota pers yang berkumpul di daerah itu untuk tidak meninggalkan posisinya.
Anehnya, pada saat akan melakukan aksi provokasi pembakaran Al Quran itu, polisi memperlakukan Paludan dengan sangat baik.
Dilansir dari Anadolu Agency, Sabtu (28/1/2023), banyak petugas polisi ditempatkan di depan Kedutaan Besar Turki selama provokasi. Hal itu sebagai bagian dari tindakan pengamanan yang diambil oleh pihak berwenang.
Saat aksi pembakaran itu dimulai, warga Turki yang berkumpul di sekitar kedutaan langsung mengumandangkan adzan melalui pengeras suara, disingkirkan dari area tersebut.
Pasca pembakaran Alquran, Paludan mencoba memprovokasi warga Turki yang berkumpul di depan kedutaan.
Paludan meninggalkan lokasi pembakaran setelah 45 menit pembakaran dengan pengawalan kepolisian.
Beberapa jam sebelumnya, Paludan telah membakar salinan Alquran lainnya di depan sebuah masjid di Denmark.
Paludan mengambil tempatnya di seberang jalan dari masjid yang dikelola oleh Islamic Society setelah sholat Jumat di distrik Dortheavej di Kopenhagen.
Paludan membakar salinan Al Quran itu dengan helm di kepalanya. Pembakaran itu ia lakukan tepat di depan sebuah pompa bensin yang ditutup polisi.
Baca Juga : AS dan Jerman Setuju Kirimkan Tank ke Ukraina, Rusia: Menghidupkan Kembali Kenangan Perang Dunia II
Paludan mencoba menarik perhatian umat Islam yang baru saja keluar dari masjid setelah salat Jumat dengan cara melambai-lambaikan tangan sembari mengucapkan kata-kata penghinaan terhadap Nabi Muhammad.
Jamaah masjid tetap tenang di tengah aksi provokator. Para tokoh menyarankan jamaah yang keluar masjid untuk meninggalkan area tersebut untuk menghindari provokasi.
Sebelumnya, Paludan juga telah membakar salinan Al Quran di luar Kedutaan Besar Turki di Stockholm di bawah perlindungan polisi dan dengan izin dari pihak berwenang.
Tindakan serupa lainnya dilakukan oleh seorang politikus sayap kanan Belanda dan pemimpin kelompok Islamofobia Pegida, Edwin Wagensveld. Dia merobek-robek halaman dari salinan Alquran di Den Haag pada 23 Januari lalu.
Setelah tindakan Paludan di Denmark Jumat (27/1/2023), Turki mengutuk keras keputusan pihak berwenang Swedia yang mengizinkan kejahatan kebencian terhadap kitab suci umat Islam.
"Kami mengutuk dengan sekeras-kerasnya bahwa kejahatan rasial yang dilakukan di Swedia terhadap kitab suci kami, Alquran, diizinkan dilakukan lagi oleh penipu Islamofobia yang sama di ibu kota Denmark, Kopenhagen hari ini," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki.