JATIMTIMES - Seorang penulis sejarawan Ustad Salim A.Fillah mengungkap ciri-ciri desa yang dibangun oleh para pendakwah yang berasal dari para prajurit Diponegoro.
Desa-desa itu dibangun oleh para santri yang ikut Pangeran Diponegoro. Mereka kemudian menyebar di seluruh Indonesia dan membangun desa-desa baru.
Dalam ceramahnya, ia mengatakan ada beberapa desa yang memang dibangun oleh para mantan prajurit Diponegoro itu. Desa-desa itu terletak di Gedu, Bagelan, Banyumas, Magetan, Ponorogo hingga daerah-daerah di ujung timur.
Baca Juga : Insiden Penembakan Massal di Festival Imlek California, 10 Orang Tewas
Ustad Salim mengatakan, desa-desa itu memiliki nilai-nilai keraton yang tertuang di dalamnya. Menurut Ustdad Salim, masyarakat yang tinggal di desa yang disebutkan di atas sangat bangga terhadap para pendiri desanya yang merupakan mantan prajurit Diponegoro.
Salah satu ciri yang disebutkan oleh Ustad Salim mengenai ciri rumah titisan kerajaan Diponegoro adalah terdapat pohon sawo di depan rumah tersebut. Apalagi jika pohon tersebut telah berbentuk besar dan berumur tua, Ustad Salim mengatakan bahwa itu adalah titisan Kerajaan Diponegoro.
“sebagai tanda, para laskar ini sepakat untuk menanam pohon sawo di depan rumahnya,” kata Ustadz Salim A Fillah.
Baca Juga : Dulu Perkampungan, Kini Rowo Jombor Jadi Wisata Menarik
“Pertanda ini juga bisa dilihat di depan rumah, jika ada pohon sawo yang berusia tua dan lama kemungkinan anda termasuk dari keturunan laskar Diponegoro,” tambah Ustadz Salim A Fillah.
Ciri selanjutnya ada Pohon Kemuning. Ustad Salim lalu mengungkap alasan di balik ciri terdapatnya pohon Kemuning yang menandakan rumah tersebut sebagai rumah titisan Diponegoro. Menurut Ustad Salim, Kemuning berarti nemu kening atau memberi keheningan.
